Suara.com - Majelis hakim Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta telah menjatuhkan vonis seumur hidup terhadap Kolonel Infanteri Priyanto terkait kasus buang dua remaja korban tabrak lari di Nagreg, Jawa Barat. Tak cuma divonis penjara seumur hidup, Kolonel Priyanto dipecat dari dinas militer.
Dalam pertimbangannya, ketua majelis hakim, Brigjen Faridah Faisal turut menjelaskan akibat dari perbuatan Priyanto. Dengan menghilangkan nyawa korban Handi Saputra (17) dan Salsabila (14), tentunya akan menimbulkan penderitaan dan trauma bagi pihak keluarga.
"Akibat dari perbuatan terdakwa, menghilangakan nyawa korban saudara Handi Saputra dan Salsabila, menimbulkan penderitaan dan trauma berkepanjangan bagi keluarga korban yang ditinggalkan," kata Brigjen Faridah di Pengadilan Militer Tinggi II, Jakarta Timur, Selasa (7/7/2022).
Mengingat usia yang masih belia, kedua korban tentunya diharapkan keluarga bisa menjadi kebanggan di masa mendatang. Akibat perbuatan itu pula, Faridah menyebut bahwa citra TNI sebagai pengayom masyarakat menjadi rusak.
"Dapat memperburuk citra TNI di mata masyarakat, merusak hubungan baik antara TNI dan rakyat serta perbuatan tersebut meresahkan masyarakat," jelas Faridah.
Dalam kasus ini, Priyanto membuang kedua korban ke Sungai Serayu, Jawa Tengah usai kecelakaan di Nagreg. Faridah menyatakan, sifat dari tindakan itu benar-benar mengabaikan ketentuan hukum yang berlaku.
"Sesungguhnya dalam rangka melaksanakan niatnya menghilangkan jejak, sehingga tidak memedulikan lagi kselamatan dan nyawa orang lain dan mengabaikan ketentuan hukum yang berlaku," papar Faridah.
Tidak hanya itu, perbuatan Priyanto dalam menghindar dari tanggung jawab atas kecelakaan di Nagreg diyakini sebagai tindakan arogan. Bahkan, Priyanto hanya mengikuti nafsu semata dan mengedepankan ego diri sendiri.
"Hal ini menunjukkan sikap arogansi dan mengikuti keiinginan hal nafsu semata, sikap egoisme berlebihan tanpa memedulikan nasib korban dan keluarganya. menunjukkan oknum prajurit yang jauh dari sifat kesatria dan berprikemanusiaan," pungkas dia.
Priyanto terbukti melakukan pembunuhan berencana sebagaimana Pasal 340 KUHP dan perampasan kemerdekaan orang lain sebagaimana Pasal 333 KUHP. Selain itu dia terbukti menyembunyikan kematian orang lain dan menghilangkan mayat sebagaimana Pasal 181 KUHP.
Buang Mayat Korban Tabrak Lari
Kasus buang korban tabrak lari ini bermula saat Kolonel Priyanto dan dua anak buahnya, yaitu Kopda Andreas dan Koptu Ahmad Sholeh menabrak Handi Saputra (17) dan Salsabila (14) di Nagreg.
Mereka tidak membawa korban tersebut ke rumah sakit, namun justru membuang tubuh Handi dan Salsa di Sungai Serayu, Jawa Tengah. Salsa dibuang ke sungai dalam kondisi meninggal dunia, sedangkan Handi masih hidup.
Pada sidang dengan agenda pemeriksaan saksi ini, selain Kopda Andreas dan Koptu Ahmad Sholeh, Pengadilan Militer II Tinggi Jakarta juga menghadirkan tujuh saksi lainnya.
Mereka adalah Letnan Dua (Letda) Cpm Syahril dari Pomdam III/Siliwangi dan enam warga sipil, yakni Sohibul Iman, Saipudin Juhri alias Osen, Teten Subhan, Taufik Hidayat alias Opik, Etes Hidayatullah yang merupakan ayah korban Handi Saputra, dan Jajang bin Ojo.
Berita Terkait
-
Terdakwa Kasus Pembunuhan Handi dan Salsabila Bakal Jalani Sidang Vonis Hari Ini
-
Kasus Buang 2 ABG Korban Tabrak Lari di Nagreg, Kolonel Priyanto Bakal Divonis Besok
-
Pilih Bawa Handi-Salsa ke Rumah Sakit, Oditur Militer Sebut Dua Anak Buah Kolonel Priyanto Lebih Realistis
-
Kolonel Priyanto Tidak Terima Disebut Berencana Membunuh Sejoli: Karena Tidak Ada Hubungan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf