Suara.com - Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan menyatakan, bahwa seharusnya tak ada lagi yang menyuarakan isu perpanjangan masa jabatan presiden atau masa jabatan presiden tiga periode. Menurutnya, proses Pemilu 2024 sendiri sudah dimulai.
Pernyataan Daniel tersebut menanggapi penyataan Politikus PDIP Masinton Pasaribu yang menyebut isu tersebut saat ini masih terus digulirkan. Hal itu ditandai sejumlah peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini.
"Proses pemilu akan segera mulai, dan ini hasil pembahasan yang dalam dan panjang oleh seluruh fraksi, jadi sudah jelas tinggal jalan saja," kata Daniel saat dihubungi, Senin (13/6/2022).
Daniel mengaku, tidak mengetahui jika ada sejumlah pihak yang masih menyuarakan perpanjangan masa jabatan presiden atau isu tiga periode. Terlebih selama ini juga respons masyarakat tunjukan penolakan.
"Iya sudah selesai, kan proses pengajuan sudah lama dilakukan tapi masyarakat merespon menolak," tuturnya.
Lebih lanjut, Daniel enggan menanggapi lebih jauh soal isu perpanjangan masa jabatan presiden tersebut.
Sebelumnya, Politikus PDI Masinton Pasaribu menyebut, isu penambahan masa jabatan presiden atau presiden tiga periode masih terus berjalan dan bergulir. Hal tersebut, kata Masinton, ditandai sejumlah peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini.
"Siapa bilang close (isu tiga periode)? kalau masih ada menteri-menterinya teriakan itu itu berarti kan masih koma," kata Masinton dalam diskusi bertajuk 'Jangan Pegel Tunggu Reshuflle' secara daring, Sabtu (11/6/2022).
Menurutnya, banyak rangkaian peristiwa yang menandakan isu tiga periode masih dimainkan. Bahkan hal itu terjadi dalam acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo secara langsung.
"Masih berjalan lihat saja rangkaian di Magelang, rangkaian peringatan Pancasila 1 Juni komunitas ya yang itu datang dari Jakarta bawa kaos tiga periode. Terus kemarin masih ada teriakan-teriakan tiga periode ini apa gitu loh? Dan ingat itu ada acara tersebut mohon maaf ya jadi presiden agenda yang dihadiri oleh presiden," ungkapnya.
Masinton mengatakan, evaluasi perjalanan bangsa sudah dilakukan dengan melakukan amandemen UUD 1945. Hal itu dilakukan untuk mengakomodir reformasi dan demokrasi yang salah satunya membatasi masa jabatan presiden 2 periode.
"Nah ini politik kebangsaan kita kalau ada yang masih berpikir tiga periode itu kan politik kekuasaan," katanya.
Ia menegaskan semua pihak harus bisa menyelamatkan Indonesia agar tetap bisa melaksanakan agenda kebangsaannya. Bukan justru menambah masa jabatan presiden.
"Nah ini kan pemerintahan dipilih lima tahun nah kalaupun ada reshuflle itu harus jadi bagian untuk ya memperkuat kerja-kerja pemerintahan, tiga periode itu adalah agenda kekuasaan yang jahat yang tiran jadi kita harus selamat kan agenda kebangsaan ini," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik