Suara.com - Demonstrasi mengutuk penghancuran sejumlah rumah dan bisnis milik warga Muslim meluas di beberapa kota di India.
Para kritikus menyebut tindakan penghancuran rumah dan bisnis milik warga Muslim itu sebagai perkembangan pola “bulldozer justice” atau “keadilan buldoser” yang ditujukan untuk menghukum aktivis-aktivis kelompok minoritas.
Pihak berwenang di bagian utara Uttar Pradesh hari Minggu (12/6) merobohkan rumah Javed Ahmad, yang menurut mereka terkait dengan protes kelompok Muslim pada hari Jumat (10/6) yang kemudian bergulir menjadi aksi kekerasan.
Polisi menangkap Ahmad pada hari Sabtu (11/6).
Sebelumnya kelompok-kelompok Muslim memprotes pernyataan dua juru bicara partai nasionalis Hindu, Bharatiya Janata, pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, yang menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW.
Partai Bharatiya Janata telah menskors salah seorang juru bicara itu dan memecat yang lainnya. Partai itu juga mengeluarkan pernyataan yang sangat jarang, yang mengatakan bahwa partai itu “sangat mencela penghinaan terhadap agama mana pun.”
Pihak berwenang di New Delhi pada bulan April lalu menggunakan buldoser untuk menghancurkan toko-toko milik warga Muslim setelah terjadinya aksi kekerasan di mana puluhan orang ditangkap. Tindakan serupa terjadi kembali dalam insiden kali ini.
Tokoh Terkemuka India Kecam “Bulldozer Justice”
Dua belas tokoh terkemuka – termasuk mantan hakim dan pengacara di pengadilan tinggi dan mahkamah agung – pada hari Selasa (14/6) menulis surat kepada hakim agung India untuk mendesak dilangsungkannya sidang tentang pembongkaran dan penghancuran rumah itu. Mereka menyebut tindakan itu ilegal dan “suatu bentuk hukuman di luar hukum kolektif.” Mereka menuduh pemerintah Uttar Pradesh telah menekan perbedaan pendapat dengan menggunakan kekerasan terhadap para demonstran.
Di New Delhi, polisi dengan cepat menangkapi mahasiswa yang memprotes pembongkaran rumah-rumah warga Muslim. Sejumlah mahasiswa berkumpul untuk menuntut keadilan bagi Afreen Fatima, seorang aktivis mahasiswa Muslim yang juga putri Javed Ahmad. Rumah Fatima di Prayagraj telah dihancurkan pihak berwenang.
Dua orang yang memprotes pernyataan juru bicara Partai Bharatiya Janata telah tewas karena luka tembak dalam bentrokan dengan polisi di Ranchi, ibu kota negara bagian Jharkhand, Jumat lalu (10/6).
Sejumlah Negara Mayoritas Muslim Kecam Pernyataan Menghina Islam
Sejumlah negara mayoritas Muslim juga telah mengkritisi pernyataan juru bicara partai berkuasa itu. Demonstran di Bangladesh bahkan menyerukan pemboikotan produk India. Pemerintah India bergerak cepat untuk meredam reaksi diplomatik.
Kekerasan terhadap warga Muslim oleh kelompok nasionalis Hindu semakin meningkat. Hal ini didorong oleh sikap diam Modi terhadap serangan semacam itu, bahkan sejak ia terpilih sebagai perdana menteri tahun 2014.
Warga Muslim telah menjadi sasaran karena makanan, pakaian, atau pernikahan antar-agama.
Berita Terkait
-
Taj Mahal, Inilah 7 Fakta Menarik tentang India
-
Video Viral! Ajari Siswanya Joget India, Aksi Guru ini Tuai Pujian dari Warganet
-
Remaja Tembak Mati Ibunya Sendiri karena Dilarang Main PUBG Mobile
-
Sempat Muncul Rekaman Pemuda India Akan Penggal Kepala Juru Bicara Partai BPJ, Satu Orang Diamankan Polisi
-
Ancam Penggal Jubir Partai Hina Nabi Muhammad, Pemuda India Ditangkap
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Di Hadapan Mahasiswa Unpad, Pramono Anung Tegaskan Pemimpin Tak Boleh Tersulut Emosi
-
Sule Kena Tilang Saat Bawa Double Cabin, Dishub DKI: Sudah Sesuai Prosedur
-
Gibran Disebut Cawapres Prabowo Lagi di 2029, PSI: Pernyataan Jokowi Powerfull
-
Tangis Nanik Deyang Minta Maaf soal Kasus Keracunan MBG Tuai Pro Kontra
-
PBNU Desak Penetapan Tersangka Korupsi Kuota Haji, KPK Sebut Pemeriksaan Masih Intensif
-
Apa Itu Cassandra Paradox? Bikin Rocky Gerung Walkout dari Talkshow dengan Relawan Jokowi
-
Isyana Bagoes Oka Dikabarkan Jadi Wakil Ketua Umum PSI, Kaesang Siap Umumkan
-
SMAN 62 Pastikan Farhan Masih Berstatus Siswa Aktif Meski Ditahan Polisi
-
Kementerian BUMN Bakal Tinggal Kenangan, Ingat Lagi Sejarahnya Sebelum Dihapus
-
Minta KPK Segera Tetapkan Tersangka Kasus Haji, Awan PBNU: Jangan Digoreng Ngalor Ngidul