Suara.com - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau KontraS mencatat sedikitnya 13 orang meninggal dunia selama setahun di tangan aparat kepolisian karena mengalami kekerasan dan penyiksaan saat ditahan.
Divisi Riset dan Dokumentasi KontraS, Rozy Brilian memaparkan, Polri menjadi instansi yang paling banyak melakukan tindak kekerasan dan penyiksaan dengan total 31 kasus selama setahun terakhir.
"Kami mencatat pada level Polres 22 kasus, Polsek 6 kasus, dan Polda 3 kasus. Tingginya angka di level Polres ini menunjukkan pengawasan yang kurang di Polres, ada semacam pola yang terus berulang, polisi seringkali melakukan penyiksaan di ruang tertutup untuk meminta pengakuan," kata Rozy Brilian dalam jumpa pers, Jumat (24/6/2022).
Dari puluhan kasus di atas, KontraS mecatat 85 orang mengalami luka-luka dan 13 orang meninggal dunia karena tindak kekerasan dan penyiksaan di lingkungan kepolisian.
Rozy melanjutkan, tidak semua anggota kepolisian yang diduga melakukan tindak kekerasan dan penyiksaan langsung ditindaktegas oleh atasannya.
"Kami mencatat 14 peristiwa kekerasan oleh kepolisian itu tidak ada proses penindakan, artinya ada satu pembiaran atau normalisasi yang dilakukan kepolisian, padahal penyiksaan itu masuk klasifikasi pelanggaran pidana," tutur Rozy.
Atas catatan ini, dia mempertanyakan visi Presisi yang dicanangkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang ingin menjadikan aparat kepolisian lebih humanis dalam bertugas.
"Presisi yang dilakuakn Kapolri itu mengedepankan program prioritas yakni pengawasan dalam setiap kegiatan, sayangnya pengawasan yang selama ini sangat longgar sehingga masih terjadi penyiksaan," tegas Rozy.
Baca Juga: Sambut HUT Bhayangkara ke-76, Polri Bagikan Ribuan Sembako ke Pemulung di Bantar Gebang
Berita Terkait
-
Tidak Manusiawi, KontraS Desak Pemerintah Hapus Praktik Hukum Cambuk di Aceh
-
Demi Keamanan, Indra Kenz Ditahan di Rutan Mabes Polri Usai Diperiksa Kejari Tangsel
-
KontraS: Aparat Polri Jadi Aktor Terbanyak Lakukan Tidakan Kekerasan dan Penyiksaan
-
Sebut Sinergitas TNI-Polri Penting Demi Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kapolri: Kalau Tidak, Jangan Pernah Mimpi
-
Mantan Kapolresta Bogor Kota Kombes Hendri Fiuser Meninggal Dunia
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!