Suara.com - Mantan Ketua Tim Satgas KPK, Novel Baswedan mengaku pernah mendapat peringatan dari Ketua KPK Firli Bahuri karena merasa diserang ketika penyidik KPK mengyusut kasus suap izin ekspor benih lobster yang telah menjerat eks Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo sebagai tersangka.
Keterangan itu disampaikan Novel ketika menjadi saksi dalam gugatan administratif oleh eks pegawai KPK yang tidak lulus dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) untuk beralih menjadi ASN di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dalam sidang itu, Novel mengaku ultimatum dari Firli Bahuri terjadi ketika penyidi KPK melakukan ekspose atau gelar perkara dalam kasus Edhy Prabowo pada 25 November 2020 silam. Firli, kata Novel merasa diserang atas penangkapan Edhy Prabowo.
"Iya benar. Saya menyampaikan itu dalam keterangan saya sebagai saksi di PTUN Jakarta. Pernyataan dari Firli tersebut, yang bersangkutan merasa bahwa adanya OTT tersebut menyerang yang bersangkutan," kata Novel saat dikonfirmasi, Senin (4/7/2022).
Pada Desember 2020, KPK juga melakukan pengusutan kasus suap pajak dan kasus suap Bansos Covid-19, yang telah menyeret eks Menteri Sosial Juliari P Batubara sebagai tersangka.
Novel menilai bahwa kejadian tersebut menyikapi Firli untuk menyelundupkan norma mengenai TWK pada draft Peraturan Komisi (Perkom) sebagai dasar untuk penyingkiran pegawai-pegawai tertentu.
"Kenapa saya katakan penyelundupan norma? Karena hal itu ditemukan oleh Komnas HAM dan ORI yang menyatakan serupa, yang menggambarkan bahwa proses pembuatan Perkom sebenarnya telah selesai dan sudah di-upload dalam portal KPK pada bulan November 2020. Mengingat ketentuan di KPK, bila akan membuat peraturan, draf final harus di upload dalam portal KPK."
Bantahan KPK
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri membantah pernyataan yang disampaikan Novel Baswedan terkait adanya ultimatum dari Firli karena merasa diserang terkait beberapa kasus yang diunggkap. Sebab, menurutnya, saat penyidik melakukan ekspose kasus suap izin ekspor bibit lobster, Firli Bahuri tidak ada di kantor karena sedang melakukan kunjungan kerja di Provinsi Kalimantan Utara.
Baca Juga: KPK Tetapkan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy Jadi Tersangka Kasus Pencucian Uang
"Menyatakan bahwa Ketua KPK menemui salah satu pegawai pada 25 November 2020, setelah ekspose perkara dugaan korupsi Ekspor Benih Lobster. Kami memastikan keterangan tersebut tidak benar," kata Ali.
Ali menyebut bahwa Firli Bahuri dalam kurun waktu tersebut tengah melakukan pertemuan langsung dengan Plt. Kepala DPMPTSP Prov. Kaltara, H Faisal Syabaruddin.
"Untuk melakukan pemantauan pelayanan publik terkait perizinan maupun non-perizinan," kata dia.
Maka itu, Ali berharap kepada masyarakat untuk lebih menyaring informasi dan mencari terlebih dahulu fakta-fakta yang sesungguhnya. Karena hal ini tidak lepas mempengaruhi kinerja pemberantasan korupsi.
"Kami meminta, masyarakat untuk lebih berhati-hati, waspada, dan menyaring berbagai Informasi yang beredar tanpa konfirmasi sesuai fakta yang sesungguhnya. Terlebih Informasi tersebut bisa merugikan pihak-pihak tertentu."
Berita Terkait
-
KPK Tetapkan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy Jadi Tersangka Kasus Pencucian Uang
-
KPK Lelang Barang Milik Negara Non-eksekusi, 14 Mobil dan Lima Motor
-
Kenang Menpan-RB Tjahjo Kumolo, Wakil Ketua KPK: Saya Bersaksi Beliau Sangat Mencintai Indonesia
-
Tjahjo Kumolo Wafat, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron: Saya Bersaksi Beliau Orang Baik dan Bijaksana
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
KPK Soal Pembebasan Ira Puspadewi Cs: Secepatnya Ya
-
Belum Terima BLTS? PT Pos Indonesia Pastikan Surat Pemberitahuan Masih Terus Didistribusikan
-
Survei Tingkat Kepercayaan ke Lembaga Negara: BGN Masuk Tiga Besar, DPR-Parpol di Posisi Buncit
-
Darurat Banjir-Longsor Sumut, Bobby Nasution Fokus Evakuasi dan Buka Akses Jalur Logistik yang Putus
-
KPK Panggil Kakak Hary Tanoe dalam Kasus Bansos Hari Ini
-
Survei Terbaru Populi Center Sebut 81,7 Persen Publik Yakin Prabowo-Gibran Bawa Indonesia Lebih Baik
-
Heartventure Dompet Dhuafa Sapa Masyarakat Sumut, Salurkan Bantuan ke Samosir-Berastagi
-
Bansos Tetap Jalan Meski Sumatera Terendam Bencana, PT Pos Indonesia Pastikan Penyaluran Aman
-
KPK Pertimbangkan Lakukan Eksekusi Sebelum Bebaskan Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi, Ini Penjelasannya
-
Francine PSI Tagih Janji Pramono: kalau Saja Ada CCTV yang Memadai, Mungkin Nasib Alvaro Beda