News / Metropolitan
Jum'at, 08 Juli 2022 | 23:16 WIB
Ilustrasi fenomena ABG Citayam di Sudirman (Foto: Tangkapan layar YouTube Sipasan Channel)

Suara.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai sikap Kapolsek Metro Menteng, Kompol Netty Rosdiana Siagian yang mempertanyakan mengapa remaja Citayam harus nongkrong di kawasan Jalan Sudirman dan Dukuh Atas, sebagai cara pandang yang klasis dan diskriminasi.

"Pernyataan ini menunjukan cara pandang yang klasis, seolah hanya kelas tertentu, atau dalam konteks ini, ruang publik di Jakarta hanya boleh digunakan orang KTP Jakarta saja" kata Wakil Koordinator KontraS, Rivanlee Anandar saat dihubungi Suara.com, Jumat (8/7/2022).

Kata dia, ruang terbuka di Jakarta terbuka bagi siapa saja, tanpa memandang asal-usulnya.

"Padahal, semestinya terbuka bagi semua kalangan," kata Rivanlee.

Kemudian, KontraS juga mengkritisi sikap Netty yang mempertanyakan gaya busana para remaja tersebut. Rivanlee menyebut, Netty telah membuat standarisasi.

"Standardisasi ini juga berbahaya mengingat pakaian perihal selera, bukan sesuatu yang dipaksa atau dirujuk oleh negara," tegasnya.

Sikap itu dikhawatirkan dapat memunculkan stigma bahwa masyarakat harus menggunakan pakaian tertentu sesuai standar sosial, alih-alih bebas mengekpresikan diri mereka di depan umum.

"Bahayanya, standardisasi pakaian akan melahirkan stigma yang seolah berbicara kalau tidak berpakaian tertentu dianggap melanggar norma," ujar Rivanlee.

Di samping itu, pernyataan Netty itu juga disebut Rivanlee terlalu berlebihan dan menggambarkan darurat kebebasan sipil.

Baca Juga: Video Obrolan 2 Pembersih Kaca Gedung Pencakar Langit Jakarta saat Bergelantungan Viral, Publik sampai Lemas

"Pernyataan tersebut juga menggambarkan darurat ruang kebebasan sipil. Semestinya tak perlu sampai direspon demikian berlebihan," kata dia.

Karenanya KontraS menilai, sikap dari Kapolsek Metro Menteng itu, menunjukkan sikap diskriminasi kepada warga negara.

"Jika fokus pada PPKM, tetaplah pada aturan tersebut. Tetapi, karena membahas ke hal lain jadi, turut menjelaskan cara pandang polisi tak hanya soal PPKM, melainkan diskriminatif," tegasnya.

Seperti pemberitaan sebelumnya, Kompol Netty Rosdiana Siagian mempertanyakan maksud dan tujuan dari remaja yang diduga asal Citayam, nongkrong di kawasan Jalan Sudirman atau Dukuh Atas.

"Yang menjadi pertanyaan besar buat kita, ngapain mereka dari Citayam ke situ?" kata Netty saat dihubungi Suara.com.

Dia juga mempertanyakan, mengapa para ABG itu tidak nongkrong di kawasan Parung atau Bogor, kawasan yang dekat dengan tempat tinggal mereka.

Load More