Pada tahun 2015, masa jabatannya habis dan ia gagal untuk mempertahankan jabatannya sebagai presiden. Hal tersebut terjadi karena para pemilih mulai muak dengan nepotisme dan korupsi di pemerintahannya serta ketergantungan berlebihan Sri Lanka pad China.
Di tahun 2019, Sri Lanka mengalami serangan teroris yang membuat keluarga Rajapaksa kembali berkuasa di negara tersebut.
Hal itu terjadi karena amandemen konstitusi melarang Mahinda mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden, Gotabaya Rajapaksa yang merupakan adik dari Mahinda Rajapaksa kemudian mencalonkan diri dan memenangkan kursi kepresidenan.
Saat menjabat jadi seorang presiden, Gotabaya menunjuk Mahinda menjadi perdana menteri dan menunjuk anggota keluarga lain untuk menjabat sebagai kementerian utama, seperti menteri keuangan, menteri irigasi, dan menteri pemuda dan olahraga.
Para ahli banyak yang menilai bahwa Mahinda dan Gotabaya banyak membuat kesalahan serius yang berkontribusi pada krisis saat ini.
Mahinda melakukan kesalahan berupa mendorong proyek-proyek infrastruktur yang sia-sia dengan nilai ekonomi yang kecil. Setelah mengalami konflik sipil yang panjang, Sri Lanka memang membutuhkan pelabuhan dan bandara, tetapi hanya ada sedikit permintaan untuk pelabuhan Hambantota.
Di tahun 2010, sebagian besar digunakan untuk membongkar kendaraan bekas. Bandara Internasional Mattala Rajapaksa yang dibuka pada tahun 2013 bahkan disindir sebagai bandara terkosong di dunia karena sedikitnya maskapai yang menggunakannya.
Sementara itu, pada pemerintahan Gotabaya, ia melakukan kesalahan dengan memilih kebijakan populis daripada reformasi yang menyakitkan tetapi perlu dilakukan.
Sejak tahun 2016 dan empat tahun selama keluarga Rajapaksa tidak berkuasa, negara tersebut sempat mendorong reformasi struktural untuk meningkatkan pendapatan dan memperkuat basis fiskalnya dengan imbalan fasilitas pinjaman IMF sebesar US$ 1,5 miliar.
Baca Juga: Selain Sri Lanka, 7 Negara Ini Juga Terancam Bangkrut Akibat Inflasi 'Gila-gilaan'
Kemudian, pada tahun 2019, Gotabaya menjabat sebagai presiden, ia membalikkan kebijakan tersebut dengan mempromosikan pemotongan pajak hingga membuat pendapatan pemerintah turun 500 miliar rupee Sri Lanka (US$ 1,36 miliar).
Pada saat itu, Sri Lanka mengalami kebangkrutan dan gagal memenuhi pembayaran utang. Negara tersebut tidak memiliki pilihan selain melakukan reformasi struktural dan restrukturisasi utang di bawah program IMF, sambali memanfaatkan World Bank, India, China, dan sumber lain untuk pinjaman.
Terjadinya inflasi yang tinggi di negara tersebut menjadi masalah besar di Sri Lanka. Kabarnya, Sri Lanka telah menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam dua dekade. Langkah tersebut diambil untuk mencegah inflasi yang tidak terkendali dan menghindari pukulan ekonomi yang lebih dalam.
Bank sentral Sri Lanka menaikkan suku bunga pinjaman sebesar 100 basis poin menjadi 15,50%. Sementara, fasilitas simpanan naik menjadi 14,50%, tertinggi sejak Agustus 2001. Inflasi yang terjadi di Sri Lanka dari tahun ke tahun telah menyentuh 54.6% di bulan Juni.
Saat ini, Sri Lanka dilanda krisis dan telah mengumumkan bahwa negara tersebut bangkrut. Kediaman presiden dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga menjadi korban amukan massa.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Berita Terkait
-
Selain Sri Lanka, 7 Negara Ini Juga Terancam Bangkrut Akibat Inflasi 'Gila-gilaan'
-
Usai Digeruduk Massa, Presiden dan Perdana Menteri Sri Lanka Menghilang, Partai Oposisi Siap Ambil Pemerintahan
-
Indonesia Bisa Bernasib Seperti Sri Lanka? Begini Penjelasannya
-
Profil Ranil Wickremesinghe, PM Sri Lanka Hadapi Protes sampai Rumah Dibakar Massa
-
Viral Video Pendemo di Kediaman Presiden Sri Lanka Temukan Tumpukan Uang Tunai
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik