Suara.com - Tujuh orang, sebagian besar petani, tewas tersambar petir di sebuah desa di negara bagian Uttar Pradesh, India utara, kata polisi, Kamis (28/7/2022). Korban-korban itu menjadikan jumlah orang yang tewas akibat tersambar petir menjadi 49 orang di negara bagian itu pekan ini.
Para petani itu dilaporkan berlindung di bawah pohon selama hujan deras musiman yang diwarnai petir. Mereka tersambar dan tewas seketika, Selasa.
Tingginya jumlah korban tewas mendorong pemerintah mengeluarkan pedoman baru tentang bagaimana melindungi diri selama badai petir, kata juru bicara pemerintah negara bagian Shishir Singh. “Saat ini banyak orang meninggal karena petir daripada karena insiden lain terkait hujan,” kata Singh. Musim hujan di India berlangsung dari Juni hingga September.
Kolonel Sanjay Srivastava, seorang pejabat di Departemen Meteorologi India, mengatakan petir telah menewaskan hampir 750 orang di seluruh India sejak April. Itu termasuk 20 orang yang meninggal di negara bagian Bihar timur dalam dua hari terakhir, dan 16 lainnya di negara bagian Madhya Pradesh di India tengah, awal bulan ini.
Sunita Narain, direktur jenderal Pusat Sains dan Lingkungan, mengatakan pemanasan global berperan dalam meningkatnya jumlah petir. Kenaikan suhu satu derajat Celcius meningkatkan jumlah petir hingga 12 kali lipat.
Srivastava mengatakan bahwa penggundulan hutan, penipisan badan air, dan polusi berkontribusi pada perubahan iklim, yang pada akhirnya menyebabkan terciptanya lebih banyak petir.
J P Gupta, direktur Departemen Meteorologi, mengatakan badai dan petir meningkat tahun ini karena peningkatan polusi. “Suhu tanah yang tinggi menyebabkan penguapan badan air sehingga menambah kelembaban atmosfer. Kehadiran aerosol akibat polusi udara menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi awan petir untuk memicu aktivitas petir,'' kata Gupta.
Lebih dari 200 orang tewas akibat hujan lebat dan tanah longsor di sejumlah negara bagian India termasuk Assam, Manipur, Tripura dan Sikkim sejak 17 Mei. Ratusan ribu orang terpaksa mengungsi pada musim hujan. (Sumber: VOA)
Baca Juga: India Terlanda Badai Disertai Petir, 20 Orang Tewas Tersambar
Berita Terkait
-
Cerita Aktor India Amitabh Bachchan saat Terinfeksi Hepatitis B, Menderita Lihat Keluarga Sedih
-
4 Daerah di Jabar Berpotensi Hujan Lokal
-
42 Warga India Tewas Minum Metanol Kelas Industri
-
Duh! Para Siswa di India Minum Air Rebusan Kondom Rasa-rasa Buat Mabuk
-
Prakiraan Cuaca Wilayah Jawa Barat tanggal 28 Juli 2022
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Kaldera Toba Kembali dapat Kartu Hijau UNESCO, Gubernur Bobby Nasution Ajak Terus Jaga Bersama
-
Ngaku Merasa Terhormat Jadi Menteri Keuangan, Kinerja Purbaya Yudhi Sadewa Disorot
-
Pamer ATM Prioritas, Anak Menkeu Purbaya Sebut Ciri Orang Miskin: Rasis & Bermental Pengemis
-
Melawan Kritik dengan Kekuatan Negara? TNI Dikecam Keras Karena Laporkan Ferry Irwandi!
-
Bukan Cuma Tudingan 'Agen CIA'? Ini 4 Fakta Geger Lain dari Anak Menkeu Purbaya Sadewa
-
CEK FAKTA: Benarkah Warga Kehilangan Penglihatan karena Gas Air Mata Aparat?
-
7 Fakta di Balik Revolusi Pilkades: Dari Daftar Online Hingga E-Voting Anti Curang
-
Yusril Temui Direktur Lokataru di Tahanan, Jamin Proses Hukum Akan Diawasi
-
Raffi Ahmad vs Politisi Senayan di Bursa Menpora? Sosok Ini Beri Jawaban
-
Ibu dan 2 Anak Tewas di Bandung, KPAI: Peringatan Serius Rapuhnya Perlindungan Keluarga