Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, memperingatkan potensi salah perhitungan atas ketegangan di Selat Taiwan, yang menurutnya tidak mungkin segera mereda di tengah kecurigaan mendalam antara Amerika Serikat dan China.
"Ada badai yang semakin berkembang di sekitar kita. Hubungan AS-China memburuk, dengan masalah yang sulit dipecahkan, kecurigaan yang mendalam, dan keterbatasan," kata Lee dalam pidato yang disiarkan televisi nasional.
Sesaat sebelum latihan terakhir diumumkan, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu Perdana Menteri Grenadines Ralph Gonsalves, yang mengatakan bahwa dia tergerak untuk berkunjung meskipun ada tekanan militer China.
"Perdana Menteri Gonsalves telah menyatakan dalam beberapa hari terakhir bahwa latihan militer China tidak akan mencegahnya mengunjungi sahabat di Taiwan. Pernyataan ini sangat menyentuh kami," kata Presiden Tsai pada upacara penyambutan untuk Gonsalves di Taipei.
Tidak jelas apakah Presiden Tsai telah mengundang PM Gonsalves sebelum atau sesudah kunjungan Nancy Pelosi. "Kami tidak mengungkapkan perencanaan internal atau komunikasi antar pemerintah," kata kementerian luar negeri Taiwan ketika ditanya oleh Reuters.
Di luar tembakan 11 rudal balistik jarak pendek selama empat hari latihan sebelumnya, kapal perang China, jet tempur dan drone bermanuver secara luas di sekitar pulau itu.
Sumber yang mengetahui situasi ini menyebutkan, sesaat sebelum latihan itu berakhir pada hari Minggu, sekitar 10 kapal perang masing-masing dari China dan Taiwan bermanuver dalam jarak dekat di sekitar garis median tidak resmi Selat Taiwan.
Seorang komentator televisi Pemerintah China mengatakan pada Minggu malam bahwa militer China sekarang akan melakukan latihan "reguler" di Taiwan.
Pembicaraan militer ditangguhkan
Di Taipei, juru bicara kementerian pertahanan, Sun Li-fang mengatakan kepada wartawan bahwa angkatan bersenjata Taiwan telah "dengan tenang" menangani latihan China.
Baca Juga: Masa Latihan Militer China di Sekitar Taiwan Diperpanjang
Sebelumnya, kementerian mengatakan latihan itu menggunakan kapal perang, pesawat terbang, dan pesawat tak berawak untuk mensimulasikan serangan di pulau itu dan angkatan lautnya.
Zona larangan terbang yang ditetapkan China, dan penyeberangan garis tengah, telah "mempersempit" ruang pelatihan Taiwan dan akan memengaruhi operasi penerbangan internasional yang normal dan rute udara di masa depan, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan China sedang melakukan latihan militer yang normal "di perairan kami sendiri" secara terbuka, transparan dan profesional, sambil menambahkan bahwa Taiwan adalah bagian dari China.
Ketika ditanya apakah latihan China yang sedang berlangsung mematuhi hukum internasional dan apakah peringatan baru untuk lalu lintas udara dan laut sipil akan dikeluarkan, Wang mengatakan departemen terkait telah mengeluarkan penyataan yang tepat waktu dan sesuai dengan hukum domestik dan internasional.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan China mempertahankan tekanan diplomatiknya pada AS, tetap pada pendirian bahwa penghentian pembicaraan militer-ke-militer adalah protes atas kunjungan Pelosi.
"Situasi tegang saat ini di Selat Taiwan sepenuhnya diprovokasi dan diciptakan oleh pihak AS atas inisiatifnya sendiri, dan pihak AS harus memikul tanggung jawab penuh dan konsekuensi serius untuk ini," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Wu Qian.
Berita Terkait
-
Respons Menhan soal Rencana Dedi Mulyadi: Titip Latihan Disiplin Boleh, Tapi Bukan Latihan Militer
-
Pertemuan Prabowo dan PM Fiji Buka Pintu Latihan Militer Bersama hingga Tambah Beasiswa Kemitraan
-
Israel Gelar Latihan Militer di Golan, Ledakan Menggema: Tanpa Ancaman?
-
Korea Utara Kecam Latihan Militer Gabungan Korea Selatan-AS, Sebut Sebagai Tindakan Provokatif
-
Korea Utara Luncurkan Rudal Saat Korsel-AS Gelar Latihan Militer: Perang Sungguhan di Ambang Pintu?
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Buntut Kereta Bandara Tabrak Avanza di Kalideres, Terjadi Penumpukan di Stasiun Rawa Buaya
-
Tabrakan Maut di Kalideres: Avanza Dihantam Kereta Bandara, Penumpang Luka Parah
-
LPSK Ungkap Banyak Tantangan dalam Pelaksanaan Restitusi bagi Korban Tindak Pidana
-
Kick Off Program Quick Win Presiden Prabowo, Menteri Mukhtarudin Lepas 1.035 Pekerja Migran Terampil
-
Kejati Jakarta Tetapkan RAS Tersangka Kasus Klaim Fiktif BPJS Ketenagakerjaan Rp 21,73 Miliar
-
Said Didu Sebut Luhut Lebih Percaya Xi Jinping Ketimbang Prabowo, Sinyal Bahaya bagi Kedaulatan?
-
IACN Endus Bau Tak Sedap di Balik Pinjaman Bupati Nias Utara Rp75 Miliar ke Bank Sumut
-
Sesuai Arahan Prabowo, Ini Gebrakan Menteri Mukhtarudin di Puncak Perayaan Hari Migran Internasional
-
Usai OTT Jaksa di Banten yang Sudah Jadi Tersangka, KPK Serahkan Perkara ke Kejagung
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih