Suara.com - Dalam rangka menjaga kesehatan masyarakat Jakarta, Pemprov DKI melalui Dinas Kesehatan melakukan transformasi dengan pemanfaatan teknologi digital, menuju layanan yang terintegrasi, aman, bermutu, dan efisien.
Tidak hanya itu, perubahan dan pembaharuan fasilitas pun dilakukan demi kenyamanan masyarakat. Hal ini tak sekadar diwujudkan dalam pembangunan infrastruktur, tetapi juga suatu penjenamaan yang diharapkan memberi makna baru, sehingga warga Jakarta mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Sebagai langkah konkret perubahan fasilitas dan transformasi layanan, kini telah hadir penjenamaan (branding) “Rumah Sehat untuk Jakarta”. Penjenamaan tersebut memberi pesan kuat sekaligus ikhtiar besar, untuk menghadirkan kesejahteraan sosial kepada seluruh masyarakat.
Rumah Sehat untuk Jakarta hadir dengan warna dan desain logo yang baru. Pembaruan ini diharapkan dapat menjadi wajah baru bagi pelayanan kesehatan rujukan di DKI Jakarta.
Sebelumnya, sejumlah 31 RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) yang berada di bawah naungan Pemprov DKI Jakarta memiliki logo yang berbeda-beda. Dengan penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta ini, maka menjadi satu logo yang sama. Logo penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta terinspirasi dari kelopak bunga melati gambir, yang merupakan salah satu bunga khas Jakarta yang tidak hanya indah, namun juga memiliki manfaat kesehatan sebagai obat.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap, penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta dapat mengubah pola pikir masyarakat agar tidak hanya berkunjung pada saat sakit, namun juga dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kualitas kesehatannya. Dengan demikian, masyarakat menjadikan kesehatan sebagai tujuan dan cara hidup.
Anies menyatakakan, penjenamaan ini akan mengubah mindset masyarakat terhadap rumah sakit, yang sebelumnya berorientasi dari sakit untuk sembuh. Setelah diubah menjadi rumah untuk sehat, masyarakat akan menjadi sehat dan lebih sehat lagi melalui berbagai treatment, seperti medical and mental health check up, vaksinasi dan imunisasi, serta berbagai kegiatan yang bersifat promotif preventif lainnya.
“Dengan penjenamaan ini, kami berharap, masyarakat akan memandang rumah sehat dengan cara pandang berbeda. Apalagi, dalam bahasa internasional rumah sakit diartikan sebagai hospital dari hospitality, yakni keramahan. Harapannya, melalui penjenamaan ini juga percakapan di rumah-rumah pun berbicara tentang sehat, bukan sakit, karena alam bawah sadar kita menggarisbawahi itu,” ungkapnya saat acara penjenamaan Rumah Sehat beberapa waktu lalu.
Simbol Orientasi Pelayanan
Baca Juga: Peringati HUT ke-77 RI dan Jakarta Hajatan ke-495, Pemprov DKI Gelar Lomba Kicau Burung
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Dokter Hermawan Saputera, SKM, MKM, menilai bahwa penggunaan istilah rumah sehat oleh Pemprov DKI lebih kepada paradigma, kampanye, dan simbol orientasi pelayanan.
“Ini bagian dari cara Pemerintah DKI untuk memengaruhi psikologi publik bahwa tidak harus orang sakit yang datang ke rumah sakit, tapi bisa juga orang yang sehat untuk tetap menjaga kesehatan. Selain itu, orang yang punya gangguan kesehatan lekas pulih, karena rasa optimis itu lebih muncul ketimbang pesimis, karena psikologi istilah rumah sehat ini,” kata dr Hermawan saat dihubungi Suara.com, Senin (8/8/2022).
Menurutnya, perubahan ini bukan merupakan perubahan tata regulasi dan identitas institusi, tetapi lebih kepada penekanan simbol atau kampanye yang memang mendorong agar seluruh masyarakat lebih sehat. Perubahan nama secara garis besar pun tidak mengubah pelayanan yang diberikan. karena sudah sesuai dengan undang-undang.
“Rumah sakit dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 adalah layanan kesehatan yang paripurna, yaitu tetap ada promosi, prevensi, kurasi, dan rehabilitasi. Rumah sakit boleh menyelenggarakan layanan apapun dan semua regulasi yang ada, baik itu undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, maupun di level daerah seperti perda, tetap merujuk kepada istilah institusi, yakni rumah sakit,” ungkap dr Hermawan.
Penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta merupakan komitmen Pemprov DKI untuk mewujudkan transformasi layanan kesehatan, termasuk di antaranya transformasi digital. Dalam melaksanakan transformasi digital, Dinas Kesehatan berkolaborasi dengan Kemenkes mengintegrasikan Rekam Medik Elektronik dengan Platform SATU SEHAT. Platform ini membuka jalan untuk mewujudkan Integrasi Rekam Medik Elektronik di seluruh fasilitas kesehatan milik Pemprov DKI Jakarta.
Selain memenuhi kebutuhan upaya kesehatan perorangan dengan menyajikan fitur pendaftaran online, Dinas Kesehatan juga memfasilitasi warga Jakarta dengan berbagai fitur layanan upaya kesehatan berbasis masyarakat, seperti skrining Penyakit Tidak Menular, Skrining Kesehatan Jiwa, Skrining Calon Pengantin, Pencatatan Imunisasi, serta informasi dan edukasi lainnya yang terintegrasi di dalam satu platform JakSehat.
Berita Terkait
-
Memanfaatkan Teknologi Digital Untuk Mengakses Musik Lebih Mudah
-
Teknologi Digital Membuat Akses Musik Lebih Mudah dan Inklusif
-
Riset: Masyarakat Indonesia Nyaman dengan Teknologi Digital Mutakhir
-
Anies Ubah RSUD Jadi Rumah Sehat, PERSI: Branding Bahwa RS Itu Bukan Hanya untuk yang Sakit Saja
-
Orang Indonesia Habiskan Delapan Jam Per Hari Menggunakan Perangkat Digital
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Mendikdasmen Abdul Muti: Banyak Teman Bikin Anak Lebih Aman di Sekolah
-
Sempat Sembunyi di Bogor, Pelaku Penusukan di Pasar Gaplok Ditangkap Polisi
-
BNPB: Penanaman Vegetasi Jadi Benteng Pertama Hadapi Bencana Hidrometeorologi
-
GKR Hemas Soal Usulan Daerah Otonomi Baru: Tantangan Berat, Tak Mudah Lolos!
-
Sultan Najamudin Tegaskan DPD RI Bukan Oposisi: Siap Dukung Penuh Program Presiden
-
Akses Berobat Dipermudah: Pasien JKN Bisa Langsung ke RS Tanpa Rujukan Berlapis
-
Gubernur Bobby Nasution Dukung LASQI Kenalkan Islam ke Generasi Muda Lewat Seni
-
YLBHI Desak Komnas HAM Tak Takut Intervensi dalam Kasus Munir
-
Profil KH Anwar Iskandar: Ketua MUI 2025-2030, Ini Rekam Jejaknya
-
Gus Yahya Bantah Mundur dari PBNU, Sebut Syuriyah Tidak Punya Kewenangan