Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa diberhentikan dari jabatannya pada hari Senin, 5 September 2022.
Diketahui, pemberhentian Ketua Umum PPP tersebut berdasarkan hasil Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP yang dihadiri pimpinan wilayah 29 provinsi, Majelis Kehormatan, Majelis Syariah, Majelis Pertimbangan, Banom, serta pimpinan DPP PPP.
Dalam musyawarah tersebut, diketahui memang telah terjadi kegaduhan PPP secara meluas yang tertuju kepada Suharso Monoarfa secara pribadi, dengan masyarakat Indonesia yang disebut-sebut sebagai pemilih simpatisan PPP.
Lantas, seperti apa kronologi 'amplop kiai' penyebab Suharso Monoarfa diberhentikan PPP? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Pidato Suharso Monoarfa
Diketahui, pada saat mengikuti pembekalan Anti korupsi Partai Politik di gedung ACLC, Komisi Pemberantasan korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan pada 15 Agustus 2022, Ketua umum PPP sempat menjadi perhatian publik karena menyampaikan bahwa dirinya diminta memberi amplop yang berisikan uang kepada para kiai.
Kejadian tersebut dialami oleh Suharso pada saat berkunjung ke berbagai pesantren.
Dalam acara tersebut, Suharso menceritakan bagaimana pengalamannya saat dirinya menjadi pelaksana tugas Ketua Umum PPP.
Suharso menceritakan, pada saat dirinya melakukan kunjungan ke beberapa kiai di pondok-pondok pesantren besar, dirinya kerap diminta untuk meninggalkan amplop atau ‘tanda mata’ setelah bertemu para kiai.
Baca Juga: Suharso Monoarfa Diminta Mundur Sebagai Menteri Bappenas, PPP Gandeng Romy untuk Mediasi
Dalam video yang bisa dilihat melalui kana YouTube ACLC KPK, Suharso mengungkapkan:
"Demi Allah dan Rasulnya terjadi. Saya datang ke kiai dengan beberapa kawan, lalu saya pergi begitu saja. Ya saya minta didoain, kemudian saya jalan,” ujar Suharso
"'Kalau datang ke beliau beliau itu mesti ada tanda mata yang ditinggalkan'. Wah saya enggak bawa. Tanda matanya apa? sarung? peci? Al-Quran atau apa? 'Kayak nggak ngerti aja pak Harso ini',” tambahnya.
Menurut Suharso, hal tersebut kerap ia temui pada saat mengunjungi pondok pesantren. Menurutnya, hal ini merupakan permasalahan yang nyata yang sedang dihadapi oleh bangsa ini.
“Dan itu di mana-mana setiap ketemu, nggak bisa, bahkan sampai hari ini kalau kami ketemu di sana, kalau salaman-nya enggak ada amplop-nya, itu pulangnya itu sesuatu yang hambar. Ini masalah nyata yang kita hadapi saat ini," jelasnya.
Sontak pernyataan Suharso pun viral di media sosial dan menjadi sorotan publik. Banyak pihak menilai bahwa pernyataan Suharso tersebut cenderung menyudutkan kiai.
Berita Terkait
-
Suharso Monoarfa Diminta Mundur Sebagai Menteri Bappenas, PPP Gandeng Romy untuk Mediasi
-
Suharso Monoarfa Diminta Mundur dari Jabatan Menteri Bappenas Usai Diberhentikan Sebagai Ketum PPP
-
PPP Serahkan Berkas Pergantian Ketum Baru Ke Kemenkumham
-
Usai Diberhentikan Sebagai Ketum PPP, Suharso Monoarfa Diminta Mundur dari Jabatan Menteri Bappenas
-
Punya Kepakaran Mirip Mbah Moen, Pengamat Sebut KH Mustofa Aqil Siradj Berpeluang Jadi Watimpres
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Bencana Sumatera Disebut Bukan Sekadar Alam, Tapi 'Bencana Pejabat' dan Beban Bagi Prabowo
-
Pengamat Ungkap Untung-Rugi Jika Bulog dan Bapanas Disatukan
-
Stabilkan Harga Jelang Nataru, Pemprov DKI Kirim 15 Ton Pangan ke Kepulauan Seribu
-
Penembakan Petani di Bengkulu: Polisi Preteli Pasal Pembunuhan dan Dugaan Suap Miras
-
ESDM Buka Peluang Alihkan Subsidi LPG ke DME, Defisit 8,6 Juta Ton Jadi Sorotan
-
Kengerian di Kalibata! Amukan Matel Hanguskan Puluhan Kios, Pedagang Ini Nyaris Terbakar
-
Soal Insiden SDN 01 Kalibaru, Sudinhub Sebut SPPG Lakukan Pelanggaran Fatal
-
Kebakaran Terra Drone: Pemilik Bangunan Bakal Diperiksa, Tersangka Bertambah?
-
Sebelum Insiden Penembakan 5 Petani Bengkulu, Warga Sering Diintimidasi Buntut Konflik Agraria
-
Kalibata Mencekam Semalaman, Ini Awal Mula Kerusuhan Tewaskan 2 Matel Gegara Motor Kredit