Suara.com - Ahli hukum tata negara Refly Harun buka suara soal kasus penghinaan Eko Kuntadhi kepada Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau akrab disapa Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
"Saya speechless dengan fenomena Eko Kuntadhi ini yang menurut saya, memberikan komentar bernada menghina, melecehkan, saya pun udah berapa kali kena," ujar Refly Harun melalui akun YouTube miliknya yang tayang pada Kamis (15/9/2022).
Refly Harun sendiri sebelumnya sempat terlibat bersitegang dengan Eko Kuntadhi di mana Eko Kuntadhi disebut memfitnah dan melakukan pencemaran nama baik padanya.
"Sebagai contoh adalah ketika fitnah terhadap saya itu muncul ya saya juga heran kenapa Eko Kuntadhi yang duluan mengekuarkannya, jadi dia bisa lebih dulu 11 hari dibandingkan video fitnahnya muncul," tambahnya.
Lebih lanjut, Refly Harun mengenang saat dia dituduh membayar tersangka kasus penculikan anak Rizal Afif oleh Eko Kuntadhi.
"Persoalannya tahu dari mana dia bahwa saya bayar Rizal Afif tujuh juta, demi kepentingan Habib Bahar dan lainnya, yang semuanya totally incorrect yang artinya sesuatu yang tidak ada diada-adakan," imbuh Refly Harun.
Atas kasus tersebut, Refly Harun kemudian melaporkan Eko Kuntadhi dengan tuduhan fitnah dan pencemaran nama baik.
Terkait kasus penghinaan kepada Ning Imaz, Refly Harun mempertanyakan kepentingan Eko Kuntadhi menghina seorang ulama.
"Saya tidak tahu dalam mengomentari Ning Imas itu, apa kepentingannya Eko, apakah makin menegaskan katakanlah tidak suka hal-hal berbau agama?" ujar Refly Harun.
Baca Juga: Sinopsis Film Kalian Pantas Mati, Hasil Remake Film Korea Mourning Grave
"Karena kalau saya lihat tone-nya setiap ada hal yang berbau agama terutama Agama Islam sering kali bereaksi sering kali mengucapkan kata kadrun, tolol, dan lain sebagainya," tambahnya.
Refly Harun menyarankan agar tak terlalu mudah untuk mengeluarkan hinaan jika tidak sependapat.
"Perbedaan itu tidak boleh membuat kita saling menghina," ujar Refly Harun.
"Kalau pakai kata tolol, kata selangkangan dan sebagainya banyak sekali komunikator istana begitu, sebentar-sebentar mengatakan kebencian dan lain sebaginya," tambahnya.
"Jadi yang paling penting be proporsional, dan ini pembelajaran bagi Eko dan teman-temannya yang kalau kita lihat setiap hari menghina orang saja kerjaannya," imbuh Refly Harun lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar