Suara.com - Seorang perempuan menyandera para karyawan sebuah bank di ibu kota Lebanon, Beirut, serta menuntut agar uang di dalam tabungannya bisa dicairkan agar bisa membayar biaya perawatan medis adiknya.
Dia meninggalkan bank setelah dilaporkan membawa uang sebanyak US$13.000 (senilai Rp193,7 juta). Belum diketahui apakah dia ditangkap setelah insiden itu.
Dalam kejadian terpisah, seorang laki-laki menyandera para pegawai sebuah bank di Aley guna mencairkan tabungannya.
Dua peristiwa itu adalah rangkaian insiden terbaru yang memperlihatkan kemarahan warga Lebanon atas pembatasan yang diberlakukan karena krisis ekonomi.
Penarikan uang tunai di negara itu telah dibatasi sejak 2019, ketika nilai pound Lebanon anjlok dan inflasi melonjak.
Lebanon sekarang berada di tengah salah satu depresi ekonomi paling parah dan berkepanjangan di seluruh dunia.
Lebih dari 80% penduduknya hidup dalam kemiskinan dan harus berjuang untuk membeli makanan dan obat-obatan.
BBC tidak bertanggung jawab atas konten dari situs eksternal. Lihat cuitan aslinya di Twitter.
Baca Juga: Penyelidikan Ledakan Beirut Mandek, Keluarga: Hidup Ibu Saya Tak Berharga
Penyanderaan yang dilakukan perempuan tersebut berlangsung selama satu jam di kantor cabang Bank Blom, di daerah Sodeco, Beirut, pada Rabu (14/09).
Selama peristiwa berlangsung, perempuan tersebut menyiarkan langsung video dirinya, yang menuntut agar isi tabungan keluarganya dicairkan.
Setelah perempuan lain mengatakan kepadanya bahwa mereka telah diberi uang dan seorang laki-laki memegang sekantong uang dolar AS, dia berkata: "Saya Sally Hafez. Saya datang hari ini untuk mengambil tabungan saudara perempuan saya, yang sekarat di rumah sakit."
"Saya tidak datang untuk membunuh siapa pun atau untuk membuat keributan, saya datang untuk menuntut hak saya."
Perempuan itu dan rekannya dilaporkan melarikan diri melalui jendela di belakang bank, sebelum pasukan keamanan tiba.
Baca juga:
- Lebanon: Mengapa negara ini bisa terperosok dalam krisis terburuk dalam satu dekade? - BBC News Indonesia
- Lebanon: Kehancuran dan kekacauan setelah ledakan di Beirut dalam rangkaian foto - BBC News Indonesia
- Lebanon: Teori-teori konspirasi menyebar di sosial media, mulai dari bom nuklir hingga serangan rudal Israel dan Amerika Serikat - BBC News Indonesia
Belakangan, seorang perempuan yang mengaku sebagai ibu Sally Hafez mengatakan kepada AlJadeed TV bahwa anaknya terpaksa bertindak seperti itu karena dia harus membayar pengobatan kanker adik perempuannya.
"Jika kami tidak melakukan ini, putri saya bisa mati," katanya.
Dalam insiden terpisah di Aley, sebuah sumber dari pihak keamanan mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa laki-laki bersenjata yang memasuki kantor cabang Bankmed diberi uang US$30.000 (sekitar Rp447 juta), sebelum dia menyerahkan diri kepada polisi. Uang itu berasal dari tabungannya.
Ibrahim Abdallah dari Deposan' Outcry, sebuah kelompok advokasi untuk orang-orang Lebanon yang memiliki tabungan, mengatakan masyarakat sedang berada dalam situasi kritis.
"Kami telah meminta negara selama tiga tahun terakhir, kami telah menuntut dan memprotes secara damai, dan tidak ada yang menunjukkan mereka peduli dengan kami," katanya kepada Reuters.
Bulan lalu, seorang hakim memerintahkan pembebasan seorang laki-laki yang menyandera staf di kantor cabang bank lainnya, selama tujuh jam, untuk mengambil uang sebanyak US$35.000 dari tabungannya (senilai Rp521,6 juta).
Uang itu, katanya, diperlukan untuk membayar tagihan rumah sakit ayahnya.
Berita Terkait
-
BRI Ajak Warga Surabaya Temukan Hunian & Kendaraan Impian di Consumer BRI Expo 2025
-
Mandiri Looping for Life Edukasi 1.000 Siswa Mandalika dan Perkuat UMKM di MotoGP 2025
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
Taktik Bank Mandiri Genjot Penyaluran KPR
-
Terancam 12 Tahun Bui, Sepak Terjang WFT Pemuda Minahasa Ngaku-ngaku Bjorka!
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Instruksi Prabowo ke Panglima TNI: Seleksi Pemimpin Tidak Perlu Terlalu Perhitungkan Senioritas
-
HUT TNI ke-80 di Monas, Warga Berebut Foto Saat Prabowo Melintas Naik Maung Putih
-
Prabowo Berulang Kali Ucapkan Terima Kasih Jelang Upacara HUT ke-80 TNI
-
TPA Ilegal Rowosari Ditutup, Pemkot Semarang Berjanji Akan Siapkan TPS Resmi
-
Naik Maung, Prabowo Keliling Monas dan Sapa Warga Sebelum Pimpin Upacara HUT TNI
-
Monas Dibanjiri Warga, Tank Tempur Jadi Rebutan Spot Foto untuk Anak-Anak di HUT ke-80 TNI
-
Penampakan 200 Motor Baru, Siap Jadi Doorprize Utama di HUT ke-80 TNI di Monas
-
Kebakaran di Glodok Plaza pada Sabtu Malam, Api Berkobar di Kios HP Lantai Bawah
-
PLN Dorong Interkoneksi ASEAN Power Grid untuk Akselerasi Transisi Energi Bersih
-
Ajang Dunia MotoGPTM 2025 Jadi Penyelenggaraan Terbaik dan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Daerah