Suara.com - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menyoroti proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK yang mulai dilaksanakan di Komisi XI DPR, hari ini.
Menurut Peneliti Formappi Lucius Karus, agenda fit and proper test itu mengejutkan. Sebab terkesan tiba-tiba.
Ia lantas mempertanyakan bagaimana proses pendaftaran hingga rangkaian seleksi terhadap para calon yang selama ini justru tidak banyak diperbincangkan, baik oleh publik maupun oleh DPR sendiri.
"Minimnya perhatian publik pada proses seleksi Anggota BPK tampak aneh karena keseluruhan proses seleksi itu terjadi di DPR, lembaga yang selalu menjadi buah bibir publik, lembaga yang merupakan representasi rakyat. Mungkinkah sepinya proses seleksi Anggota BPK sesuatu yang didesain atau disengaja oleh DPR?" kata Lucius dalam keterangannya, Senin (19/9/2022).
Lucius menduga bahwa minimnya pelibatan publik memang terkesan merupakan sesuatu hal yang disengaja oleh DPR. Hal itu berdasarkan dari beberapa kali proses pemilihan anggota BPK yang pernah dilakukan.
Lucius mengatakan hasil akhir berupa keterpilihan anggota BPK yang didominasi oleh kader parpol selama ini adalah jawaban jelas dari proses seleksi yang minim pelibatan publik.
"Dengan modal proses serupa yang dilakukan oleh DPR saat ini, maka potensi hasil akhir berupa terpilihnya anggota BPK yang berlatar belakang kader parpol merupakan sesuatu yang hampir pasti terjadi," ujarnya.
Lucius berujar terdapat sejumlah nama calon anggota BPK yang berlatar belakang politisi parpol tertentu. Mereka dijadwalkan mulai melakukan fit and proper test hari ini.
"Minimnya informasi terkait proses fit and proper test ini sangat mungkin untuk mengamankan kepentingan calon-calon dari kalangan parpol ini. Pelibatan publik yang minim pada seleksi anggota BPK sesungguhnya memang menjadi celah bagi proses seleksi yang asal-asalan," ujar Lucius.
Baca Juga: Sosok Said Abdullah, Ketua Banggar DPR yang Viral karena Video Lawas Merokok di Jet Pribadi
"Rangkaian tahapan seleksi lebih semacam sandiwara sekedar untuk menunjukkan proses seleksi memenuhi syarat formil sebagaimana diperintahkan UU. Hasil akhirnya calon-calon yang bisa dititipkan kepentingan parpol yang akan menang," sambungnya.
Selain urusan titip-menitip kepentingan parpol pada calon anggota BPK, Lucius memandang proses yang minim partisipasi publik juga bisa menjadi ajang pemilihan yang transaksional.
"Proses pemilihan yang transaksional akan menjadikan uang atau modal dengan jumlah terbesar yang akan menentukan hasil akhir. Proses pemilihan yang transaksional ini juga sangat menggiurkan. Sejumlah kasus sebelumnya terlebih yang sudah terbukti, yaitu kasus pemilihan deputi gubernur BI merupakan catatan kelam proses seleksi penuh rekayasa di DPR," tandas Lucius.
Berita Terkait
-
Sosok Said Abdullah, Ketua Banggar DPR yang Viral karena Video Lawas Merokok di Jet Pribadi
-
Heboh Ketua Banggar DPR Pengusul Hapus Listrik 450 VA Diduga Naik Private Jet, Rizal Ramli Mendidih: Tega-teganya!
-
Jelaskan Bedanya BLT Era SBY dan Jokowi, Adian Balas Sindiran AHY: Kalau Bisa Belajar Ngitung Lagi
-
Penuhi Syarat Ikut Pemilu 2024, PKB Pede Raih 100 Kursi DPR
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih