Suara.com - Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra minta politisi PDIP Aria Bima semakin bijak dalam memberikan pernyataan ke publik.
Ini disampaikan Harzaky menanggapi sindiran Aria Bima yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah playing victim demi pencitraan soal pernyataannya yang menyebut potensi kecurangan Pilpres 2024 diatur hanya dua pasangan calon.
Harzaky bahkan menuding kalau partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri itu tidak pernah ikhlas ketika jagoannya kalah dari SBY pada dua kali pemilu sebelumnya.
"Kami harap Aria Bima makin tua makin bijak, bukan makin pelupa, apalagi melupakan sejarah. Yang sibuk playing victim itu teman-teman Aria Bima, yang tidak pernah ikhlas jagoannya kalah di 2004 dan 2009, dan selalu menuduh pihak lain curang," ujar Herzaky kepada wartawan, Selasa (20/9/2022).
Ia juga sempat menyindir balik Aria dan mengatakan yang kerap melalukan playing victim merupakan kader-kader PDIP. Ia menyinggung aksi menangis PDIP kala memprotes harga kenaikan harga BBM era SBY.
"Yang suka playing victim itu mungkin teman-teman Aria Bima yang pakai adegan menangis seakan-akan korban dan dizalimi ketika BBM dinaikkan di era Pemerintahan Bapak SBY, padahal harga minyak dunia tinggi sekali, mencapai 120 bahkan 150 USD per barel," kata Herzaky.
Di lain sisi, menurutnya, ketika PDIP berkuasa dimana kadernya sebagai Presiden terus menurus menaikan harga BBM.
"BBM malah terus dinaikkan, padahal harga minyak dunia sedang turun, bahkan pernah di angka 32-35 usd per barrel. Dulu ternyata teman-teman Aria Bima itu pura-pura peduli, pura-pura jadi korban alias playing victim saat BBM dinaikkan di era SBY," ungkapnya.
Adapun Herzaky menegaskan, bahwa SBY ketika memimpin tidak pernah mengatur atau melakukan kecurangan terhadap Pemilu. Ia meminta Aria Bima justru agar lebih bijak lagi.
Baca Juga: Ada Dewan Kolonel yang Dukung Puan Jadi Capres? Said Abdullah: Itu Bercanda
"Padahal, pemilu yang komisioner KPU ditangkap karena kasus suap itu adanya di Pemilu 2019, bukan 2009, dan melibatkan kadernya partai Aria Bima, Harun Masiku, yang sudah buron 1.000 hari lebih," kata dia.
Pernyataan Aria Bima
Sebelumnya politikus senior PDIP Aria Bima yang menyoroti secara tajam pernyataan SBY tersebut. Dirinya melihatnya hal itu memperlihatkan SBY kalah sebelum bertanding.
"Itu pernyataan yang cukup menggelikan, karena merasa kalah sebelum bertanding. Karena tidak mampu memformulasikan untuk mengusung ketua umum partai, dalam hal ini AHY," ungkap Aria Bima seperti yang dikutip dari wawancara Kompas TV Siang, Senin (19/9/2022).
"Jadi ini cuma ekspresi pencitraan beliau [SBY] seolah dizalimi, posisi playing victim beginilah yang sering dilakukan SBY," tambahnya.
Dirinya juga menuding statement yang disampaikan SBY adalah upaya meraup kembali popularitas partai.
"Ini upaya saja mendapatkan satu opini untuk mendapatkan popularitas, enggak ada namanya cara untuk menggiring [Pemilu 2024] atau cara tak jujur," kata dia.
Karena baginya, bila berbicara pemilu yang tak adil, seharusnya lebih tepat terjadi pada kontestasi politik nasional 2009 [saat SBY terpilih] adalah paling tak adil.
"Bagaimana dia bicara mengenai pemilu itu dikaitkan Pemilu 2014 dan 2019 (era Jokowi), kenapa enggak dikaitkan Pemilu 2009 yang waktu itu sangat lebih tidak jujur menurut publik," kata Aria Bima.
Retorika SBY soal dugaan Pemilu 2024 yang tak adil juga disebut Aria Bima sebagai bentuk kekhawatirannya terhadap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Aria Bima menilai, pidato SBY itu untuk mengantisipasi bila nanti AHY tak menjadi capres atau cawapres, akan disebut sebagai penjegalan.
"Kalau enggak mendapatkan dukungan jangan bilang dijegal," kata anggota DPR RI tersebut.
"Pernyataan SBY ini menunjukkan kekhawatiran beliau, kalau sampai ada dua calon [capres-cawapres] kemudian AHY enggak bisa masuk, sehingga itu nanti dikatakan penjegalan.
Berita Terkait
-
Balas Aria Bima PDIP, Demokrat: Playing Victim Itu yang Suka Menangis saat BBM Naik Era SBY
-
Ingin Anies-AHY Maju Pilpres 2024, Demokrat DKI: Tapi Tunggu Pembentukan Koalisi
-
'Kita Bersama Wong Cilik' Puan Maharani Yakin PDIP Bisa Hattrick di Pemilu 2024, Warganet: Iyain Aja
-
Ada Dewan Kolonel yang Dukung Puan Jadi Capres? Said Abdullah: Itu Bercanda
-
Soal Usulan Pertahankan Nomor Urut Parpol, Waketum Gerindra: Mungkin Usulan Dukunnya Bu Mega
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Gubernur Bobby Nasution Beri Pesan ke Pendawa Indonesia: "Nek Wani Ojo Wedi-wedi" Berantas Narkoba
-
Skandal Korupsi Haji Rp1 Triliun, Kapan KPK Umumkan Tersangka Agar Tak Rusak Reputasi NU?
-
Menteri dan Anggota DPR Malaysia Terima Surat Ancaman, Pelaku Minta Tebusan 100.000 Dolar AS
-
Gus Yaqut Terima Aliran Dana Korupsi Haji Rp1 Triliun Lewat Perantara?
-
Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
-
Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
-
Pemda NTB Diminta Segera Pulihkan Kondisi dan Aktifkan Siskamling oleh Wamendagri
-
Roy Suryo Bawa 'Jokowis White Paper' ke DPR, Ijazah SMA Gibran Disebut 'Dagelan Srimulat'
-
Laskar Cinta Jokowi Sebut Pergantian Kapolri Listyo Bisa Jadi Bumerang, Said Didu: Makin Jelas
-
TNI Nyatakan Terbuka Bekerja Sama dengan Tim Investigasi Kerusuhan Agustus