Suara.com - Frank Morgan pada awalnya mengira ada pesawat yang jatuh.
Peringatan: Artikel ini memberikan gambaran rinci yang bisa membuat sebagian pembaca merasa tidak nyaman.
Malam itu, 12 Oktober 2002, Frank yang bekerja sebagai polisi federal Australia (AFP) sedang berada di hotel di Bali.
Dia sedang di Bali untuk berlibur dari tugasnya sebagai penjaga misi perdamaian Australia di Timor Timur.
Beberapa jam sebelumnya Frank berada di Sari Club, minum bersama dengan beberapa petugas polisi AFP lainnya.
Ia kemudian memilih pulang lebih cepat ke hotel, dan berpisah dengan teman-temannya di Sari Club, saat turis mulai memadati kawasan Kuta karena harus terbang pagi-pagi keesokan harinya.
Jam 11 malam lewat sedikit, bom meledak
"Pikiran pertama saya adalah ada pesawat yang jatuh," katanya.
"Namun semakin lama, saya semakin menyadari ada sesuatu yang terjadi tidak jauh dari tempat saya berada. Dan saat itulah saya mulai melihat api dan asap muncul dari kawasan di sekitar Sari Club."
Ledakannya begitu kuat, sehingga beberapa jendela kaca di kamar hotel Frank yang berjarak 400 meter dari Sari Club, pecah.
Baca Juga: Bom Bali, Jurnalisme Damai dan Jalan Kemanusiaan, Sigit Purwono Luncurkan Film Dokumenter
Insting pertamanya adalah segera mendatangi lokasi kejadian, tetapi dia tidak bisa bergerak lebih jauh dari pelataran hotel karena para korban banyak yang mulai dievakuasi ke sana.
Frank menghabiskan waktu semaksimal mungkin untuk membantu..
Frank ingat ada seorang perempuan yang mengalami luka bakar yang begitu parah dan ia mencoba membantu perempuan itu dengan menutupi tubuhnya memakai selimut basah dari hotelnya, tetapi perempuan tersebut meninggal di pangkuannya.
Khawatir pada nasib teman-temannya, Frank mencoba mendekati Sari Club untuk mencari mereka.
Dia menemukan rekannya, Tim Fisher, dalam keadaan hampir tidak dikenali lagi.
"Kedua gendang telinganya tidak ada lagi," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre