Suara.com - Perubahan iklim yang saat ini terjadi secara global memaksa manusia untuk segera mengambil sikap demi kehidupan yang berkelanjutan. Tren yang kini tengah terjadi adalah mewujudkan berbagai inovasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida demi menuju Zero Emission 2050. Langkah yang diambil Pemprov DKI Jakarta salah satunya adalah dengan program sekolah NetZero Carbon dan green building.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meresmikan Sekolah Net Zero Carbon di SDN Ragunan 08 Pagi, pada Rabu (28/8), menyampaikan bahwa sekolah merupakan bangunan yang paling banyak dimiliki oleh pemerintah. Sedangkan bangunan berkontribusi sebesar 39% emisi karbon global dan mengkonsumsi 36% dari total energi global.
“Jadi, bangunan itu adalah kontributor terbesar. Kita seringkali kalau melihat dekarbonisasi yang dipandang adalah kendaraan bermotor saja, tidak! Sesungguhnya bangunan itu menyedot energi 36%, kontribusi kepada emisi karbon global 39%,” paparnya.
Jumlah gedung sekolah, baik negeri maupun swasta, yang melebihi seribu unit di seluruh Jakarta berpotensi untuk menyumbang emisi karbon.
Dengan program Sekolah NetZero, sekolah menjadi bangunan yang hemat energi saat beroperasi dan sebagian besar kebutuhan energinya dipasok dari sumber energi terbarukan. Dengan demikian, emisi karbon yang dihasilkan sangat minim dan dapat berkontribusi dalam menurunkan emisi karbon di Jakarta pada masa mendatang.
Sejak 2021, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nahdiana menuturkan, pada 2021, Disdik merehabilitasi total sekolah-sekolah dengan melibatkan Green Building Council Indonesia (GBCI). Rehabilitasi dilakukan dari perencanaan desain bangunan sampai proses sertifikasi Greenship NZH (Net Zero Healthy) Readiness Recognition (RR).
“Sekolah SDN Duren Sawit 14, Jakarta Timur; SDN Grogol Selatan 09, Jakarta Selatan; SDN Ragunan 08 Pagi, 09 Pagi, 11 Petang, Jakarta Selatan; dan SMAN 96, Jakarta Barat telah mendapatkan sertifikat Net Zero Healthy (NZH) dari GBCI. Kemudian, yang sudah memanfaatkan energi terbarukan (Pembangkit Lisrik Tenaga Surya/PLTS) sudah mencapai 82 sekolah,” terangnya, Kamis (29/9/2022).
Nahdiana menjelaskan, sekolah dapat dikatakan NetZero apabila dapat menghemat energi secara skala besar. Seluruh kebutuhan energi bangunan sekolah dipasok sepenuhnya dari sumber energi terbarukan, sehingga secara total tidak ada emisi karbon yang dihasilkan, atau setidaknya emisi karbon yang dihasilkan sangat rendah, sehingga memungkinkan terjadi emisi karbon menjadi nol di kemudian hari.
Peran Aktif Sekolah
Baca Juga: Capai Target Zero Emission di Tahun 2060, BRI Inisiasi Program Menanam Bibit Pohon Produktif
Menurut Nahdina, program Sekolah NetZero ini dapat sukses jika ada peran aktif serta komitmen dari pihak sekolah. Beberapa peran aktif yang bisa dilakukan antara lain:
1. Meminimalisir penggunaan konsumsi energi, seperti mengurangi penggunaan lampu, air dan AC;
2. Menambah dan memelihara vegetasi untuk membuat satu iklim mikro yang lebih sejuk, sekaligus menyaring debu kotoran, sehingga kemungkinan udara kotor yang terbawa gerakan udara ventilasi alami akan dihindarkan dan tersaring;
3. Melakukan pemeliharaan teknologi energi terbarukan yang terpasang, misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Dengan melakukan Program Sekolah NetZero, maka berbagai keuntungan akan didapatkan, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas udara yang lebih baik di lingkungan sekolah, sehingga dapat meminimalkan penyebaran partikel dan virus yang berbahaya di dalam ruangan;
Berita Terkait
-
WEF Menggandeng Cryptocurrency dalam Melawan Perubahan Iklim di Dunia
-
Dampak Buruk Pemanasan Global untuk Kesehatan Reproduksi
-
Atasi Perubahan Iklim, OJK Siapkan Penyelenggaraan Bursa Karbon
-
Hari Ozon, Banteng Muda Indonesia Serukan Aksi Nyata Pengendalian Perubahan Iklim
-
Pastikan Jakarta Jadi Bagian dari Perbaikan Iklim Dunia, Anies: Ini Bukan Sekadar soal Kompetisi, Tapi...
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram