Suara.com - Apa itu Gerwani? Nama organisasi ini kembali dibicarakan setiap kali peringatan peristiwa Gerakan 30 September atau G30S PKI.
Gerwani yang merupakan singkatan dari Gerakan Wanita Indonesia adalah organisasi perempuan terbesar di Indonesia pada tahun 1965 silam.
Organisasi yang berhaluan sosialis-feminis ini mengalami fitnah seksual bertubi-tubi, dengan digambarkan sebagai 'kelompok perempuan asusila dan kejam'. Lantas, bagaimana sejarah organisasi ini yang sebenarnya?
Apa Itu Gerwani?
Gerwani didirikan pada bulan Juni 1950 oleh enam serikat organisasi perempuan yang ada berbasis di Pulau Jawa, di mana organisasi lainnya dari seluruh nusantara bergabung dengan grup selama beberapa tahun berikutnya.
Organisasi ini juga mendirikan kantor-kantor di seluruh negeri, dan berkantor pusat di Semarang, kemudian dikenal sebagai "Kota Merah" bagi banyak organisasi kiri mereka.
Gerwis yang pada tahun 1954 berganti nama menjadi Gerwani, mencurahkan perhatian pada masalah pemberantasan buta huruf dan pendirian sekolah.
Dilansir dari berbagai sumber, Saskia Wieringa, seorang antropolog Universitas Amsterdam di Belanda, yang bertahun-tahun meneliti tentang peristiwa 65 mengungkapkan bahwa banyak perempuan yang tidak bisa baca, tidak bisa tulis apa-apa dan orang Gerwani membantu. Anggota Gerwani juga selalu aktif dalam perjuangan di dalam rumah tangga.
Organisasi itu juga menuntut perlunya hak-hak perempuan, termasuk juga tentang poligami. Tidak hanya berfokus pada isu perempuan saja, ternyata Gerwani juga menjadi organisasi paling aktif dalam politik nasional juga isu internasional.
Baca Juga: Diperingati 1 Oktober, Apa Perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila?
Gerwani dan PKI
Pada 1964, pemerintah Indonesia telah menginstruksikan organisasi massa agar mengikatkan diri pada partai politik.
Gerwani, yang berideologi feminis dan sosialis lantas menyatakan diri berada dalam kubu komunis, yang akan diresmikan dalam kongres yang digelar Desember 1965. Namun, kongres tersebut urung digelar, Peristiwa 65 meletus dan sejak saat itu Gerwani "dihancurkan".
Pada awal 1960-an, Gerwani telah mendapatkan peran dalam politik nasional, di mana hubungan dengan PKI menjadi lebih ketat, dan aspek-aspek feminis dalam aktivisme telah berkurang.
Organisasi ini juga menjadi pendukung kuat Presiden Sukarno, yang mereka menghormati karena nasionalisme dan juga kebijakan sosialisnya.
Meskipun ada beberapa ketidaksetujuan internal Gerwani atas pernikahan poligami yang dilakukan Presiden, yang dianggap menjijikkan oleh kelompok ini. Organisasi Gerwani ini memiliki puncak pengikut sekitar 1,5 juta anggota pada tahun 1965.
Berita Terkait
-
Diperingati 1 Oktober, Apa Perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila?
-
Di Mana Lokasi Tragedi G30SPKI? Saksi Bisu Sejarah Kelam Setelah Kemerdekaan RI
-
Berpangkat Jenderal TNI, Kenapa Soeharto Tak Ikut Diculik Dalam Peristiwa G30S PKI?
-
Makna Bendera Setengah Tiang 30 September dan Berkibar Satu Tiang Penuh Besok!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting