Suara.com - Pemerintah Jepang mengelurkan peringatan kepada warganya untuk berlindung setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik yang melintasi bagian utara Jepang.
Berdasarkan laporan BBC, otoritas di Jepang memperingatkan agar para warga di pulau Hokkaido berlindung, dan Jepang juga telah membatalkan sementara beberapa operasional kereta api.
"Korea Utara telah meluncurkan rudal. [Warga] diharapkan mengungsi ke dalam gedung atau ruang bawah tanah," kata pemerintah Jepang dalam peringatan yang dikeluarkan pada pada Selasa (4/10) pukul 07.29 waktu setempat.
Pejabat setempat mengatakan rudal itu jatuh ke Samudra Pasifik sekitar 3.000 km dari Jepang, dan tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam kejadian itu.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, mengecam keras tindakan tersebut dan menyebut peluncuran itu sebagai "tindakan kekerasan". Pemerintah Jepang juga segara mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional.
Kejadian ini merupakan peluncuran rudal Korut pertama yang melewati wilayah Jepang sejak 2017. Sementara itu, PBB telah melarang Korut melakukan uji coba senjata balistik dan nuklir.
Peluncuran itu disebut-sebut merupakan eskalasi yang dirancang untuk menarik perhatian Jepang dan Amerika Serikat, yang sebagian besar mengabaikan pemimpin Korut, Kim Jong Un.
Peluncuran ke atau di atas negara lain tanpa peringatan atau konsultasi merupakan hal yang bertentangan dengan norma-norma internasional. Hampir seluruh negara menghindari hal tersebut karena keputusan itu dapat dengan mudah disalahartikan sebagai serangan.
Selain itu, peluncuran rudal melewati teritori negara lain juga merupakan sebuah aksi provokatif walaupun tidak sebesar uji coba nuklir.
AS telah menanggapi kejadian ini, dan diplomat untuk wilayah Asia Timur, Daniel Kritenbrink, menggambarkan keputusan Korut sebagai hal "yang disayangkan".
Peluncuran rudal tersebut merupakan peluncuran kelima yang dilakukan Pyongyang dalam sepekan. Pada hari Sabtu, dua roket jatuh di perairan di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.
Berita Terkait
-
Viral Penampilan Gadis Yang Diduga Anak Kim Jong Un, Ju-ae Putri Satu-satunya Dari Kim Jong-un
-
Bertubi-Tubi, Korea Utara Kembali Tembakkan Rudal Balistik
-
Korsel: Korut Tembakkan Rudal Balistik Empat Kali dalam Sepekan Terakhir
-
Wapres AS Kamala Harris akan Kunjungi Zona Demiliterisasi Korea
-
Krisis Biaya Hidup Serta Tekanan Ekonomi Melanda Inggris dan Korea Utara, Bisnis Prostitusi Merebak, Wanita Jadi PSK Meningkat
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
PVRI: Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Tanda Kembalinya Bayang-Bayang Orde Baru?
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf