Suara.com - Polisi sudah mengungkap beberapa keterangan mengenai tragedi Kanjuruhan. Salah satunya polisi yang membantah penembakan gas air mata sebagai penyebab tewasnya ratusan nyawa suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan.
Disampaikan oleh Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo, ratusan orang itu meninggal akibat kekurangan oksigen alih-alih karena tembakan gas air mata.
Jelas pernyataan Polri ini mendapat banyak kecaman publik. Pasalnya masyarakat masih menyalahkan tembakan gas air mata yang bertubi-tubi lah penyebab tragedi Kanjuruhan.
Salah satu yang begitu naik darah akibat pernyataan Polri ini adalah Said Didu. Mantan Sekretaris Kementerian BUMN itu malah mengusulkan alasan lain yang bisa disampaikan polisi sebagai penyebab tragedi Kanjuruhan.
"Kenapa gak sekalian katakan bahwa karena semua korban ajalnya sudah sampai, sehingga malaikat maut datang mencabut nyawa mereka - bukan karena gas air mata," sindir Said Didu lewat Twitter-nya, dikutip Suara.com, Selasa (11/10/2022).
Cuitan Said Didu ini mendapat banyak dukungan warganet. Banyak yang mengecam pernyataan Polri, apalagi karena Stadion Kanjuruhan yang berselimut gas air mata lah yang mendorong suporter untuk berbondong-bondong mencoba keluar dari pintu yang sempit.
"Kita pengen dibuktikan sama yang ngomong itu untuk mengumpulkan rekan-rekannya dalam satu ruangan, kemudian disuruh 1 orang petugas hura hura itu menembaki mereka dengan gas air mata. Biar sama kita liat, mati apa kagak mereka," kecam warganet.
"Jadi korban tewas diseruduk truk di lampu merah kemarin itu tewas akibat kehabisan darah bukan karena rem blong," kata warganet, menganalogikan pernyataan Polri dengan sebuah kecelakaan lalu lintas fatal beberapa waktu lalu.
"Gas air mata tidak membuat orang mati tapi panik dan iritasi berat dan terjadilah desak desakan keluar stadion. Ujungnya bisa ditebak..." timpal yang lainnya.
Baca Juga: Polisi Dalami Peran 5 Tersangka Tragedi Kanjuruhan Hari Ini, Direktur LIB Rabu Besok
Polri Sebut Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Akibat Kekurangan Oksigen
Selama ini masyarakat, bahkan media internasional, menuding polisi lah yang paling bertanggung jawab atas meregangnya ratusan nyawa dalam peristiwa tragedi Kanjuruhan.
Bahkan sempat ada media yang menyatakan polisi menembakkan gas air mata sampai puluhan kali ke arah penonton pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut.
Namun Polri kini membantahnya. Lewat konferensi pers yang disampaikan pada Senin (10/10/2022) kemarin, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan tidak ada riset ilmiah yang membuktikan gas air mata bersifat mematikan.
"Kalau misalnya terjadi iritasi pada pernafasan, sampai saat ini belum ada jurnal ilmiah menyebutkan bahwa ada fatalitas gas air mata yang mengakibatkan orang meninggal dunia," ungkap Dedi, dikutip dari ANTARA.
Ia mengklaim polisi telah melakukan diskusi dengan beberapa dokter saat mengunjungi rumah sakit tempat para korban dirawat. Hasilnya, tidak ada yang menyebutkan penyebab kematian korban adalah akibat gas air mata.
Berita Terkait
-
Selain Kapolda Jatim, Ini Daftar Pati Polri Dimutasi Kapolri
-
Desakan Ketum PSSI Mundur Menguat, Agum Gumelar Singgung Kongres Luar Biasa
-
Soal Gas Air Mata Kedaluwarsa di Tragedi Kanjuruhan, Rhenald Kasali : Itu Penyimpangan
-
Pasca Tragedi Kanjuruhan, Tiga Tabu di Sepak Bola Nasional Kembali Digaungkan
-
Arema Menggugat: Penetapan 6 Tersangka Kanjuruhan Tidak Membuat Masalah Selesai, Itu Baru Langkah Awal
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Kronologi Cucu Mahfud MD Keracunan MBG hingga Dirawat 4 Hari di RS: Ini Menyangkut Nyawa!
-
Parah! Bikin Siswa SDN 01 Pasar Rebo Keracunan Massal, Menu MBG Ternyata Bau dan Berlendir!
-
Dua Cucu Mahfud MD Tumbang Keracunan MBG, Satu Dilarikan ke RS 4 Hari
-
Bobby Nasution Viral Suruh Truk Aceh Ganti Pelat BK, DPR Minta Pemerintah Pusat Turun Tangan
-
"Mundur Kebangetan!" Sejarawan Geram Pemerintah Paksakan Narasi Tunggal G30S/PKI
-
Cerita Lengkap Cucu Mahfud MD Jadi Korban Keracunan MBG
-
Kronologi Berdarah Polisi Bacok Polisi di Kelab Malam: Aipda S dan Bripka I Adu Bacot saat Teler!
-
Sudah Ditangkap? Misteri Hilangnya Nama Gembong Narkoba Fredy Pratama dari Situs Interpol
-
MBG di SDN 01 Pasar Rebo Disetop Imbas Keracunan Massal, Sampel Muntahan Siswa Diteliti Puskesmas
-
Miris! Polisi Bacok Polisi di Tempat Hiburan Malam, Propam Polda Gorontalo Ancam Sanksi Berat