Suara.com - Badan intelijen Inggris menyebut pasukan Rusia kini dalam keadaan terdesak di tengah Perang Ukraina akibat salah perhitungan dan kehabisan amunisi.
Kepala badan intelijen Inggris (GCHQ), Jeremy Fleming, mengeklaim pada Selasa (11/10) bahwa pasukan Rusia di Ukraina mulai kehabisan senjata dan bahwa warga Rusia kini menyadari bahwa invasi terhadap Ukraina adalah sebuah langkah yang salah perhitungan
"Kami tahu, dan para komandan Rusia di lapangan tahu, bahwa pasokan dan amunisi mereka kini telah habis," kata Fleming dalam pidatonya di London.
"Pasukan Rusia kelelahan. Eksploitasi tahanan untuk dukungan, dan kini mobilisasi puluhan ribu personel wajib militer yang belum berpengalaman, menunjukkan sebuah situasi yang menggambarkan keputusasaan," katanya.
Fleming juga menuturkan bahwa warga biasa di Rusia "kabur dari wajib militer dan menyadari mereka tidak lagi dapat bepergian".
"Mereka sadar akses ke teknologi modern dan pengaruh eksternal akan dibatasi secara drastis. Mereka merasakan sejauh mana penderitaan kemanusiaan yang mengerikan yang disebabkan perang yang ia putuskan," kata Fleming merujuk pada Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Fleming juga berbicara tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir taktis oleh Rusia, yang menurutnya masih jauh dari kenyataan.
Sebelumnya, para pemimpin negara G7 mengeluarkan peringatan untuk Rusia terkait adanya konsekuensi dari penggunaan senjata nuklir.
Para pemimpin G7 berkumpul setelah peristiwa gelombang serangan Rusia ke Ukraina sebagai pembalasan atas ledakan akhir pekan lalu yang merusak jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dengan Krimea.
"Kami mengutuk serangan (Rusia) ini dengan sekuat tenaga," kata pemimpin Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa dalam pernyataan bersama.
Selain itu, ada kekhawatiran yang meningkat bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir taktis untuk serangan terbatas dalam perang melawan Ukraina.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada wartawan, "Kita tidak boleh membuat Ukraina menjadi sasaran baru pengeboman dengan senjata nuklir."
"Ancaman dan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia tidak boleh terjadi," ia menambahkan. [Antara/Anadolu]
Berita Terkait
-
Menyusul Toyota, Nissan dan Mazda Tinggalkan Industri Otomotif Rusia
-
Perang Rusia dan Ukraina Tak Kunjung Berakhir, Luhut Mewanti-wanti Soal Ancaman Nuklir
-
Terus Dukung Ukraina, Negara G7 Ingatkan Rusia Soal Konsekuensi Senjata Nuklir
-
Negara G7 Peringatkan Rusia Akan Konsekuensi yang Parah Bila Tetap Gunakan Nuklir
-
NATO Bersiap Hadapi Kekuatan Nuklir Rusia, Tegas Minta Negara Anggota Waspada Serangan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian