Suara.com - Sebuah kebun binatang di Australia sedang menyelidiki kematian mendadak tujuh quokka betina dan dua walabi batu berkaki kuning.
BBC menyebut asalan mengapa hewan-hewan berkantung atau marsupial itu mati masih menjadi misteri, tetapi “keracunan tanaman” diyakini sebagai penyebab yang paling mungkin, kata juru bicara Kebun Binatang Adelaide.
Tim dokter hewan meyakini tidak ada insiden serupa lainnya yang terjadi, tetapi penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung. Sejauh ini, tidak ada hewan lain yang dipamerkan yang menunjukkan tanda-tanda tidak sehat sejak kematian kesembilan hewan yang terjadi bulan lalu.
"Matinya satu hewan, apalagi sekelompok besar hewan dalam insiden mendadak seperti ini, sangat menyedihkan, terutama bagi mereka yang merawatnya," kata juru bicara tersebut.
Satu bayi quokka berusia 11 bulan berhasil selamat dan kini tengah menjalani pemulihan di pusat kesehatan kebun binatang. Tiga quokka laki-laki yang tersisa telah dikeluarkan dari lokasi pameran.
Pihak kebun binatang mengatakan walabi batu berkaki kuning dan kanguru yang lain "terlihat datar" setelah insiden itu tetapi sekarang telah pulih sepenuhnya.
Laporan patologi dan toksikologi sejauh ini tidak meyakinkan, tetapi kebun binatang sedang melakukan lebih banyak tes untuk menemukan penyebab jatuh sakitnya hewan-hewan itu.
Kebun Binatang Adelaide membiakkan kedua spesies marsupial asli tersebut, yang terdaftar sebagai hewan yang terancam di alam liar.
Quokka sering dijuluki sebagai "binatang paling bahagia di dunia" dan menjadi favorit turis untuk diajak berfoto. Namun, populasinya di alam liar kini kurang dari 15.000, dan sebagian besar berada di Pulau Rottnest di Australia Barat.
Sementara itu, diperkirakan hanya ada sekitar 2.000 walabi batu berkaki kuning yang tersisa di alam liar, sebagian besar di Australia Selatan.
Berita Terkait
-
MotoGP Australia 2022: Marc Marquez Mewaspadai Hal Ini di Phillip Island
-
Peristiwa Bom yang Ubah Australia: Baju Robek: Kekacauan Luar Biasa
-
Jelang MotoGP Australia, Marc Marquez Waspadai Suhu Dingin dan Angin Phillip Island
-
Top 5 Sport: Absen di MotoGP Australia, Takaaki Nakagami Kembali Digantikan Tetsuta Nagashima
-
Calon Kuat Peraih Gelar Rookie Terbaik di MotoGP 2022, Bezzecchi Ungkap Sosok Gurunya
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka