Suara.com - Pernyataan Presiden Joko Widodo saat menghadiri puncak perayaan ulang tahun Partai Golkar ke-58 mengundang perhatian publik.
Pada sambutannya, Jokowi menyampaikan pesan agar Partai Golkar tidak sembrono dalam mendeklarasikan calon presiden untuk Pilpres 2024 namun presiden juga menyebutkan 'jangan lama-lama' pula dalam memutuskan.
Ungkapan 'jangan lama-lama' itu menurut Direktur Eksekutif Indostrategi Ahmad Khoirul Umam sebenarnya diberikan pada PDI Perjuangan, bukan Golkar.
"Persoalan adalah pesan jangan lama-lama itu adalah sebuah narasi diarahkan pada PDIP," ungkap Khoirul Umam dalam perbincangan di kanal Total Politik.
"Kerana bagaiama pun juga KIB akan bertahan atau akan bubar layu sebelum berkembang semuanya tersandra oleh keputusan internal PDIP," imbuhnya.
Menurut Khoirul Umam, jika PDIP belum bergerak maka KIB juga belum bisa menentukkan gerakannya untuk tetap bergabung sebagai KIB atau terpisah.
"Kalau misal PDIP belum bergerak ini pasti [KIB] akan terus melakukan standby strategy dengan segala argumen, belum selesai dan lainnya" kata Khoirul.
"Tapi kalau PDIP sudah menentukan sikap menentukan langkah tentu KIB akan bergabung atau melakukan fragmentasi bubar," imbuhnya.
Pesan Jokowi yang disebutkan untuk PDIP tersebut disebabkan karena presiden disebut sudah mengantongi nama yang ingin diusung KIB.
Baca Juga: Soal Sanksi Keras ke FX Rudy, Hasto Analogikan PDIP Gerbong yang Lokomotifnya Dipegang Megawati
KIB sendiri menurut Khoirul diduga dipersiapkan untuk mengusung Ganjar Pranowo.
"Teman-teman KIB memang sejak awal didesain khusus didedikasikan untuk Pak Ganjar," ungkap Khoirul.
"Itu dikonfirmasi clear satu hari setelah acara dua hari ulang tahun Golkar di mana pak Airlangga mengatakan bahwa Pak Presiden sendiri Pak Jokowi sudah tahu ada di kantongnya nama-nama capres yang akan diusung oleh KIB," imbuhnya.
KIB sendiri merupakan Koalisi Indonesia Bersatu yang berisi PAN, PPP, dan Golkar.
"Maka statement Jokowi itu jelas diarahkan pada PDIP bukan pada Golkar, PPP, atau PAN dalam kerangka KIB."
Berita Terkait
-
'Sama Ibunya Aja Kalah', PDIP Tegaskan Puan Maharani Tak Mungkin Ngalah Jadi Cawapres Prabowo
-
FX Rudi Kena Sanksi Gegara Dorong Ganjar Capres, Komarudin PDIP: Kita Boleh Dukung Calon Asal Tak Diungkapkan
-
Puan Jangan Khawatir! Masih Ada Opsi 2 Jabatan Ini Kalau Elektabilitas Capres 2024 Terus Nyungsep
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Kabar Gembira! Utang BPJS 23 Juta Orang Bakal Lunas, Cak Imin Umumkan Pemutihan Iuran di 2025
-
'Keramat', Nasib Sahroni hingga Uya Kuya Ditentukan di Sidang MKD Hari Ini, Bakal Dipecat?
-
MKD Gelar Sidang Putusan Anggota DPR Nonaktif Hari Ini, Uya Kuya Hingga Ahmad Sahroni Hadir
-
Identitas 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Diumumkan Besok, Polda Undang Keluarga Reno, Ada Apa?
-
Berdayakan UMKM dan Keuangan Inklusif Desa, BNI Raih Outstanding Contribution to Empowering MSMEs
-
Heboh Pria Cepak di Tanah Abang Tabrakan Diri ke Mobil, Aksinya Diolok-olok: Akting Kurang Natural
-
Dibiayai Rakyat Sampai Masuk Lubang Kubur, Menhan Minta Prajurit TNI Hormati dan Lindungi Rakyat
-
Prabowo 'Gebrak Meja', Utang Whoosh Rp1,2 T per Tahun Dibayar Pakai Duit Rampasan Koruptor
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
-
Cekik hingga Tinju Korbannya, 2 Cewek Kasus Penganiayaan di Sulsel Cuma Dihukum Bersihkan Posyandu