Suara.com - Politikus Partai Demokrat Andi Arief mengungkapkan kritik pedas terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Kritik tersebut dia sampaikan melalui akun Twitternya @Andiarief_ pada Kamis (27/10/2022).
"Apa yang bisa dilakukan Pak Jokowi di sisa kekuasaannya?" tulis Andi Arief.
"Membawa Indonesia terbang sudah tidak mungkin, bahkan makin terancam jadi negara gagal," imbuhnya.
Lebih lanjut Andi Arief menyebutkan bahwa mempersiapkan soft landing untuk akhir jabatan bagi Jokowi adalah hal yang tak mudah.
"Persiapkan saja soft landing, itu pun tak mudah. Memaksakan Partai-Partai ikut maunya pribadi, jelas ilusi," imbuhnya.
Cuitan Andi Arief tersebut sontak mengundang berbagai respons dari warganet.
"Yang terpenting soft landingnya tidak meninggalkan proyek proyek mangkrak, salah satunya rumah hantu Hambalang," komentar warganet.
"Soft landing buat dia itu saat ada penerus yang akan mengamankan segala apa yang sudah dia buat sampai nanti 10 tahun masa jabatannya, jadi bukan ke target pemenuhan janji kerjanya tapi gimana ada penerus yang akan mengamankan dia dan genk setelah habis jabatan," tambah warganet lain.
Baca Juga: Tak Mau Tergesa-gesa Deklarasikan Koalisi, PKS Ingin Fokus PR Tim Kecil Bareng Demokrat Dan NasDem
"Dan apa yang bisa di lakukan seorang pangkat mayor yang pensiun dini? Terus bermimpi jadi wakil presiden membawahi para jenderal," imbuh lainnya.
"AHY yang perlu kau urus Rif. Ketua partai papan atas ngemis mau jadi cawapres Anies yang kader partai saja tidak," tulis warganet di kolom komentar.
"Softlanding belum tentu baik buat bangsa ini bang?" timpal lainnya.
Sindiran Demokrat ke Jokowi, Picu Perang Dingin Versus PDIP
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY sebelumnya melayangkan sebuah sindiran menohok kepada Presiden Joko Widodo yang sontak disambut balasan langsung oleh para kader PDIP.
Hal ini yang kemudian menciptakan 'Perang Dingin' antara Partai Demokrat vs PDIP menjelang Pemilihan Presiden 2024 mendatang kini kian memanas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Cemburu Istri Dituduh Selingkuh, Terkuak Motif Pria di Cakung Bakar Rumah
-
Pemprov Sumut Beri SPP Gratis, Internet Gratis, Pelatihan Tenaga Pengajar
-
Daftar 17 Hari Libur Nasional 2026 Resmi Berdasarkan SKB 3 Menteri
-
Pendidikan Ketua PBNU Gus Fahrur, Sebut Food Tray MBG Mengandung Babi Boleh Dipakai setelah Dicuci
-
Cinta Segitiga Berujung Maut: Pemuda Cilincing Tewas Ditikam Pisau 30 Cm oleh Rival Asmara
-
Narasi Prabowo - Gibran Dua Periode Disorot: Orientasi Kekuasaan Jauh Lebih Dominan?
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!