Suara.com - Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri menunggu hasil uji laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) terkait sampel obat sirop yang diduga kuat menjadi pemicu kasus gagal ginjal akut.
Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Pipit Rismanto mengatakan pihaknya telah mengirimkan surat ke BPOM untuk meminta hasil uji laboratorium.
"Ini sedang kami mintakan (hasil uji lab BPOM). Jadi kan sementara memang ada, baru hasilkan ada diambang batas, tapi kami harus minta secara tertulis dari BPOM ya, hasil kuantitatifnya," kata Pipit saat dihubungi wartawan, Senin (31/10/2022).
Pada kasus ini, Dirtipidter Bareskrim Polri bekerja sama dengan BPOM melakukan investasi.
"Mereka kan kesepakatan investigasi. Kami kan memintakan BPOM benar-benar ya membantu. Saling membantu lah untuk terkait dengan pemeriksaan laboratoriumnya. Kan obat-obataman kami mintakan di sana," ujarnya.
Adapun sampel yang diuji di BPOM merupakan obat-obatan yang diduga menjadi pemicu terjadinya gagal ginjal akut.
"Jadi obat-obatan yang kami temukan dari pasien, yang dikonsumsi oleh pasien gitu. Kalau BPOM memang sudah terlebih dahulu menguji dari obat-obatan dari beberapa produsen," kata Pipit.
Pipit bilang, selain menunggu hasil laboratorium dari BPOM, pihaknya juga melakukan pengujian di Laboratorium Forensik Polri. Sampel yang diuji adalah darah dan urine pasien yang mengalami gangguan ginjal akut.
"Ada yang di laboratorium forensik Polri itu uji laboratoriumnya adalah uji urine dan darah," ujarnya.
Pada kasus ini, jika sejumlah obat tersebut terbukti menjadi pemicu penyebab gagal ginjal akut perusahaan obat dapat terancam pidana Pasal 196 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan per tanggal 24 Oktober, terdapat 245 kasus gagal ginjal akut yang terjadi di 26 wilayah di Indonesia, dengan rincian 141 pasien meninggal dunia, 66 pasien dirawat, dan 38 pasien sembuh. Temuan sementara ratusan orang yang mengalami gangguan ginjal tersebut diduga disebabkan mengkonsumsi obat berbentuk sirop.
Berita Terkait
-
Polemik Kandungan Etilen Glikol dan Dietilen Glikol, Yarindo Farmatama: Selama 20 Tahun Flurin DMP Sirup Tak Ada Keluhan
-
Gandeng Komunitas Penyintas Gagal Ginjal, Klinik Kecantikan Lajolie Aesthetic Resmi Dibuka
-
Kasus Gagal Ginjal Pada Anak Meningkat, Berikut Gejala serta Pencegahannya!
-
Persaingan Elektabilitas Calon Presiden Makin Ketat, Ridwan Kamil Masih Minta Waktu untuk Berpikir Gabung Partai Golkar
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
Terkini
-
Komplotan Begal 7 Kali Beraksi di Jakarta Nyamar Debt Collector, Korbannya 'Dibuang' ke Flyover!
-
Aksi Culas Bos Pangkalan Elpiji Terbongkar, Oplos Tabung Gas hingga Raup Rp70 Juta Saban Bulan
-
Singgung Sorotan Negatif Program MBG di Media Sosial, DPR Desak Pemulihan Kepercayaan Publik
-
Dapur MBG Penyebab Keracunan di SDN Gedong Tak Bersertifikat, Komnas PA Tuntut Tanggung Jawab Hukum
-
Anggota DPR Desak 'Rebranding' Program Makan Bergizi: 'Gratis'-nya Dihapus, Konotasinya Negatif
-
22 Siswa SDN 01 Gedong Diduga Keracunan MBG, Pramono Anung Enggan Berkomentar
-
Tinjau Langsung Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Begini Pesan Menag Nasaruddin Umar
-
Marak Kasus Keracunan, Komnas PA Tolak Guru Jadi Bahan Uji Coba Sampel MBG
-
Gelar Aksi di Monas, Ibu-Ibu Kritik MBG: 8.649 Anak Keracunan Bukan Sekadar Angka Statistik!
-
Respons Krisis MBG, Menkes 'Potong Birokrasi', Gandeng Mendagri untuk Fast-Track Sertifikat Higienis