Suara.com - Ketua umum (ketum) PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belakangan memang digadangkan bakal maju jadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto 2024 mendatang.
Kedua petinggi partai itu sudah tampak 'mesra' sejak pendaftaran partai di KPU. Baik PKB dan Gerindra juga sudah menyatakan untuk koalisi.
Kendati Cak Imin yang juga tokoh NU digadangkan sebagai calon kuat pendamping Prabowo. Namun Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menyebutkan bahwa ada tokoh NU lain yang lebih bisa menguntungkan Prabowo.
"Sangat rasional Muhamin Iskandar itu jadi pasangannya Prabowo Subianto yang kemudian agak ramai karena elektabiltas Muhaimin tidak muncul secara signifikan," kata Adi dalam wawancara di stasiun televisi nasional.
Menurut Adi, jika disandingkan dengan Cak Imin maka suara untuk Prabowo tak diuntungkan secara dignifikan.
"Yang kedua sebenarnya Prabowo Subianto tak perlu pusing-pusing, misalnya cari cawaprsnya entah itu Khofifah atau yang lain kalau PKB mampu mengkonversi suaranya menjadi suaranya Muhaimin Iskandar," ujar Adi.
"PKB itu kan punya 9,6 sekian persen tapi Muhaimin Iskanadar cuma nol koma sekian persen, artinya jarak antara pemilih PKB dengan pemilih Muhaimin rentangnya sangat signifikan," imbuhnya.
Kecilnya elektablitas Cak IMin kemudian memunculkan nama lain yakni Gubernur Jawa Timur Khofifah Endar Parawansa yang disebut bisa mengisi kekosongan suara Prabowo di kalangan NU dan Jawa Timur.
Namun khofifah saja menurutnya tidak cukup karena Khofifiah sendiri masih berppotensi maju lagi di Jawa Timur dan hanya mewakili 50 persen suara Jawa Timur.
Baca Juga: Setelah Berkoalisi, PKB dan Gerindra akan Resmikan Sekretariat Bersama di Menteng
"Saya di berbagai kesmepatan mengatakan kalau memang yang dicari adalah basis politiknya Nahdiyin, enggak usah susah-susah Gus Yahya aja sebagai ketua PBNU untuk dirangkul Prabowo dan bisa maju jelas dan clear," ungkap Adi.
Menurut Adi PBNU adalah satu ormas terbesar hampir 60 persen yang mengaku Islam adalah Nahdatul Ulama, tapi ketika disounding di publik nama seperti Gus Yahya belum muncul signifikan.
"Kalau mau menyederhanakan lagi persoalan kalau mau ngomong kepentingan NU, tokoh Nahdiyin saat ini ya Kyai Maruf Amin untuk mendampingi Prabowo," kata Adi.
"Basis politiknya juga jelas saat ini wapres, sangat kuat di NU," imbuhnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global
-
BNI Dorong Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok FMCG
-
Komisi III Kritik Usulan Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa DPR: Absennya Pemaknaan Negara Hukum
-
Kritik Keras Perkap 10/2025, Mahfud MD Sebut Tidak Ada Dasar Hukum dan Konstitusionalnya
-
Jelang Nataru, Prabowo Minta Peringatan Dini BMKG Jadi Perhatian Serius