Suara.com - Presiden Joko Widodo menyebut pemimpin Rusia, Vladimir Putin, diragukan hadir langsung dalam KTT G20 di Bali yang akan digelar pekan depan.
Financial Times mengatakan pada Senin (7/11) bahwa Presiden Jokowi mendapat “kesan yang kuat” bahwa Putin tidak akan menghadiri konferensi tingkat tinggi pada 15-16 November. Ia juga menyampaikan kekhawatiran bahwa tensi geopolitik yang meningkat saat ini akan “membayang-bayangi” pertemuan G20 yang seharusnya berfokus pada sektor ekonomi.
“G20 seharusnya tidak menjadi forum politik,” ujarnya. “[KTT ini] seharusnya tentang ekonomi dan pembangunan.”
Meski demikian, Jokowi menegaskan bahwa Rusia dipersilakan untuk menghadiri pertemuan tersebut dan bahwa Indonesia berharap dapat memfasilitasi dialog internasional untuk segera mengakhiri tensi global “yang begitu mengkhawatirkan”.
Spekulasi mengenai kehadiran Putin di KTT G20 Bali sudah lama menjadi perbincangan, dan jika ia akhirnya memutuskan untuk datang, pertemuan ini akan menjadi yang pertama antara Putin dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, serta pemimpin negara NATO lainnya sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.
Meskipun kepastian mengenai kehadiran dirinya belum dikonfirmasi, Putin mengatakan Rusia tetap akan mengirim perwakilan dalam dalam forum internasional tersebut.
“Rusia tentunya akan diwikili [oleh pejabat] di level tinggi. Mungkin saya juga akan datang. Saya akan pikirkan mengenai hal itu,” ujar Putin bulan lalu.
Pada minggu lalu, Jokowi dan Putin diketahui berbicara dalam sambungan telepon untuk mendiskusikan beberapa isu, termasuk KTT G20.
“Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan yang dicapai selama kunjungan Presiden Indonesia ke Rusia pada Juni 2022 … keberhasilan dalam mengembangkan kerja sama bilateral juga disinggung. Niat bersama untuk lebih membangun hubungan yang saling menguntungkan di berbagai bidang juga ditegaskan," kata Kremlin dalam pernyataan yang dirilis, Rabu (3/11).
Selain itu, kedua kepala negara juga membahas dibukanya pintu ekspor bagi gandum dan hasil pertanian Ukraina lainnya.
“Dalam konteks memastikan keamanan pangan global, Vladimir Putin menguraikan pendekatan berprinsip Rusia untuk menerapkan paket perjanjian Istanbul mengenai ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam, dan membuka blokir ekspor produk pertanian dan pupuk Rusia ke pasar dunia,” lanjut pernyataan tersebut.
Berita Terkait
-
TNI Terjunkan 14.351 Personel untuk Pengamanan VVIP Presidensi G20 di Bali
-
Wanti-wanti Menko Luhut Ke Panglima TNI/Polri Jaga KTT20: Sebagai Seniormu Saya Minta Jangan Buat Kesalahan!
-
Minta Tak Ada Kesalahan Dalam KTT G20, Luhut : Saya Minta Sebagai Seniormu
-
Jelang KTT G20 di Bali, Luhut Beri Pesan Khusus ke Panglima TNI dan Kapolri
-
Delegasi KTT G20 Bali Minta Kendaraan Anti Peluru, Kemensesneg Sarankan Bawa Sendiri
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Keterlibatan Ustaz Khalid Basalamah di Kasus Kuota Haji Mulai Terlihat, Kini Ngaku Sebagai Korban
-
Alat Perekam Getaran Gempa di Gunung Kelud Rp1,5 Miliar Dicuri, Malingnya Gak Ngotak!
-
Nasib Bripda Abi Usai Lempar Helm ke Pelajar Hingga Kritis, Dihukum Demosi 5 Tahun!
-
Anggota Komisi I DPR Desak TNI Jelaskan Terkait Ferry Irwandi yang Dinilai Ancam Pertahanan Siber
-
Tak Sudi Disanksi Kasus Rantis Lindas Ojol, Kompol Cosmas dan Bripka Rohmad Kompak Banding
-
Tragis! Detik-detik Menkeu Nepal Ditelanjangi, Dipukuli, Dikejar Pendemo Sampai Masuk Sungai
-
Klaim Transjabodetabek Berhasil Urai Macet, Pramono: Kecuali di TB Simatupang
-
Prabowo Dinilai Kian Objektif Pilih Menteri, Efek Kritik Publik dan Gejolak Demo
-
Maling Nekat Gondol Alat Pemantau Gunung Kelud Senilai Rp1,5 Miliar, Papan Peringatan Tak Mempan
-
Nadiem Makarim di Mata Mahfud MD: Bersih Tapi Tak Paham Birokrasi, Rektor Se-Indonesia Sampai Curhat