Rincian penggunaan dana
Dana sebesar Rp 20 Miliar tersebut digunakan untuk sebagai berikut:
- Pembayaran Proyek Boeing sesuai Perjanjian Kerja Sama: Rp18.188.357.502
- Pembayaran Proyek Boeing atas nama Lilis Uswatun: Rp2.374.000.001
- Pembayaran Proyek Boeing atas nama Francisco: Rp500.000.000
Sisanya yakni sebesar Rp117.982.530.997 tidak digunakan sesuai dengan implementasi Boeing dan fasilitas sosial dalam protokol BCIF. Berikut rincian penggunaannya:
- Pembayaran ke PT Griya Bangun Persada Rp 946.199.528
- Pembayaran pelunasan lantai 22 Rp 1.788.921.716
- Pembayaran ke Ahyudin Rp 125.000.000
- Pembayaran ke PT Agro Wakaf Corpora Rp 14.079.425.824
- Pembayaran ke PT Asia Pelangi Remiten Rp 188.200.000
- Pembayaran gaji dan THR karyawan dan relawan Rp 33.206.008.836
- Pembelian kantor cabang Rp 1.909.344.540
- Pembayaran ke PT Trading Wakaf Corpora Rp 1.867.484.333
- Pembayaran ke Yayasan Global Qurban Rp 11.484.000.000
- Pembayaran ke Yayasan Global Zakat Rp 3.187.549.852
- Pembayaran ke Yayasan Global Wakaf Rp 1.104.092.200
- Pembayaran tunjangan pendidikan Rp 4.398.039.690
- Pembayaran ke Koperasi Syariah 212 Rp 10.000.000.000
- Pembayaran ke CV Cun Rp 3.050.000.000
- Pembayaran program Rp 3.036.589.272
- Pembayaran ke PT Global Wakaf Corpora Rp 8.309.921.030
- Tari tunai individu Rp 7.658.147.978
- Pembayaran lain-lain Rp 945.437.780
- Pembayaran untuk pengelola Rp 6.448.982.311
- Pembayaran ke dana kafalah Rp 2.621.231.275
- Pembayaran ke Akademi Relawan Indonesia Rp 5.700.000
- Tidak teridentifikasi Rp 1.122.754.832
Ajukan permintaan pencairan dana hanya lewat WhatsApp
Petinggi ACT mengajukan permintaan pencairan dana sosial dari Boeing hanya lewat WhatsApp untuk kepentingan lain. Hal tersebut tercantum pada surat dakwaan Ahyudin, Hariyana, Hermain, serta Ibnu Khayar.
Nekat menggunakan dana meski sudah tahu larangannya
Dana BCIF dari Boeing itu tidak boleh digunakan di luar peruntukan program yang diajukan dalam proposal. Namun Hariyana Binti Hermain nekat meneruskan instruksi itu ke Bendahara Yayasan ACT Echwan Churniawan dan tim keuangan pun memprosesnya agar dapat dicairkan.
Penyimpangan dana tersebut terungkap dalam Laporan Akuntan Independen Atas Penerapan Prosedur yang Disepakati Bersama Mengenai Penerimaan dan Pengelolaan Dana BCIF BOEING 2018 hingga 2021 oleh seorang akuntan Gideon Adi Siallagan. M. Acc. CA. CPA 8 Agustus 2022.
Atas perbuatannya, terdakwa Ahyuin dijerat Pasal 374 KUHP jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP subsidier Pasal 372 KUHP jo. Pasal 55 ayat (1) KUHP. Sedangkan Ibnu Khajar dan Harijana didakwa Pasal 374 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Para terdakwa menjalani sidang perdananya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Selasa (15/11/2022).
Baca Juga: Getir Korban Indra Kenz: Takut Pulang karena Ditagih Utang
Kontributor : Annisa Fianni Sisma
Berita Terkait
-
Getir Korban Indra Kenz: Takut Pulang karena Ditagih Utang
-
Tim Kuasa Hukum Eks Presiden ACT Ahyudin Tak Ajukan Keberatan Pasca Terima Dakwaan JPU, Lho, Kenapa?
-
Ratusan Mahasiswa IPB Terjerat Utang Pinjol Buat Usaha Online, Ini Pilihan Aman Kalau Mau Cari Modal Bisnis
-
Mau Tahu Utang Luar Negeri Indonesia? Nilainya Tembus Rp 6.115 Triliun
-
Dikasih Dana Ahli Waris Korban Lion Air 610 Rp 138 Miliar, ACT Malah Pakai Rp 117 M untuk Kepentingan Sendiri!
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana
-
Jeritan Buruh 'Generasi Sandwich', Jadi Alasan KASBI Tuntut Kenaikan Upah 15 Persen