Suara.com - Sekelompok aktivis hewan dan lingkungan hidup menggelar aksi protes di dalam sebuah restoran di kota London, Inggris, yang dimiliki oleh koki terkenal Gordon Ramsay.
Para aktivis itu tergabung dalam Animal Rebellion, yaitu sebuah kelompok yang mengadvokasi pola makan nabati, dan pada Sabtu (19/11) malam waktu setempat, mereka “menduduki” restoran yang telah meraih bintang tiga Michelin tersebut.
Euronews mengabarkan bahwa sebanyak 14 aktivis masuk ke dalam restoran, menempati meja yang disediakan untuk pelanggan, dan menunjukkan “menu tiruan” yang menunjukkan biaya lingkungan dari makanan-makanan yang ada di menu.
"Di antara hidangan [yang disajikan restoran] adalah daging sapi muda dan steak, yang merupakan makanan dengan jejak karbon terbesar dan penggunaan lahan [untuk peternakan] paling besar," sebut Animal Rebellion.
Pihak restoran akhirnya memutuskan untuk tutup lebih awal ketika para pengunjuk rasa menolak meninggalkan tempat itu.
Ini adalah "contoh sempurna" ketidaksetaraan di Inggris, kata Lucia Alexander, seorang perawat berusia 39 tahun yang ikut dalam aksi tersebut.
"Ketika Gordon Ramsay menyajikan makanan seharga minimal 155 pound [Rp 2,9 juta] per orang, lebih dari dua juta orang bergantung pada bank makanan akibat adanya krisis biaya hidup," ujarnya.
"Alih-alih keuntungan besar yang diperoleh restoran dengan mengorbankan hewan, pekerja, dan iklim, kita seharusnya memberi makan semua orang dengan mendukung petani dan nelayan dalam transisi ke sistem pangan nabati," jelas Alexander.
Sementara itu, juru bicara restoran mengkritik protes tersebut dan menyebutnya "sangat tidak sopan".
"Setiap orang berhak atas pendapat dan keyakinan mereka," kata restoran itu. "Namun, memaksa masuk ke restoran, mengganggu staf yang bekerja keras, dan merusak malam bagi pelanggan yang telah menunggu berbulan-bulan demi reservasi mereka sangat tidak pantas."
Berita Terkait
-
Bukti Jokowi Serius Ingin Jadi Aktivis Lingkungan, Ajak Pemimpin Dunia Tanam Mangrove di Bali
-
Rocky Gerung Cibir Jokowi yang Mau Jadi Aktivis Lingkungan Usai Lengser: Batalin Dulu Food Estate dan IKN
-
Jokowi Berencana Jadi Aktivis Lingkungan Usai Lengser dari Presiden, Rocky Gerung: Batalkan IKN Dulu!
-
Aktivis Greta Thunberg Sebut Konferensi Perubahan Iklim 'Penipuan'
-
Aktivis Lingkungan Belgia Dipenjara usai Lancarkan Protes yang Menarget Lukisan Terkenal
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara