Suara.com - Pria yang diduga sebagai pelaku penembakan di sebuah klub malam gay di Colorado, Amerika Serikat, akhir pekan lalu menghadapi tuduhan pembunuhan dan kejahatan rasial.
Berdasarkan laporan Al Jazeera, catatan pengadilan menyebut bahwa Anderson Lee Aldrich (22) menghadapi lima dakwaan pembunuhan serta lima dakwaan terkait kejahatan bermotif bias yang menyebabkan cedera tubuh dalam serangan di Club Q di Colorado Springs pada Sabtu (19/11) malam waktu setempat.
Tuduhan itu disebut masih merupakan tuduhan awal, dan jaksa belum mengajukannya ke pengadilan.
The Denver Post melaporkan bahwa berdasarkan catatan yang ada, Aldrich ditangkap karena dicurigai melakukan pembunuhan dan kejahatan rasial. Meski demikian, tuduhan resmi masih dapat berubah.
"Kami akan meminta pertanggungjawaban [pihak yang terlibat] sementara kami mengidentifikasi tuntutan apa yang akan diajukan dalam kasus ini," kata Jaksa Distrik, Michael Allen.
Saat ini, tersangka Aldrich masih menerima perawatan di rumah sakit sambil menunggu dakwaan resmi, kata Kepala Polisi Colorado Springs, Adrian Vasquez.
Ketika tengah melancarkan aksinya, ia dihadang oleh dua orang pengunjung klub. Setidaknya lima orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan itu.
Vasquez mengatakan dia akan "berusaha memberikan para korban rasa hormat yang pantas mereka terima". Dia juga memuji "tindakan heroik" Richard Fierro dan Thomas James yang berhasil menaklukkan pria bersenjata itu.
Sebelumnya, Wali Kota Colorado Springs, John Suthers, menyebut peristiwa itu sebagai sebuah tragedi.
"Kami adalah komunitas kuat yang telah menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi kebencian dan kekerasan di masa lalu, dan kami akan melakukannya lagi," katanya.
Sementara itu, melalui pernyataan Gedung Putih, Presiden Joe Biden mengatakan, "Tempat-tempat yang seharusnya menjadi ruang penerimaan dan perayaan yang aman tidak seharusnya diubah menjadi tempat teror dan kekerasan,” ujarnya.
“Namun, hal itu terlalu sering terjadi. Kita harus menghilangkan segala ketidakadilan yang berkontribusi kepada kekerasan terhadap orang-orang LGBTQI+."
Pada 2021, Aldrich pernah ditangkap oleh polisi setelah sang ibu melaporkan bahwa putranya mengancam dengan menggunakan bom rakitan serta senjata lainnya. Pertanyaan pun muncul terkait mengapa pihak berwenang tidak mengambil dan mengamankan senjata yang dimiliki Aldrich pada saat itu.
Meskipun pihak berwenang pada saat itu mengatakan tidak ada bahan peledak yang ditemukan, beberapa pihak mempertanyakan mengapa polisi tidak mencoba untuk menggunakan undang-undang "red flag".
Menurut laman resmi pemerintahan negara bagian New York, The Red Flag Law “mencegah individu yang menunjukkan tanda-tanda dapat mengancam diri sendiri atau orang lain untuk membeli atau memiliki senjata api jenis apa pun”.
Berita Terkait
-
Penembakan Klub Malam Colorado: Lima Orang Tewas, Seorang Tersangka Ditahan
-
Para Pemimpin di AS Bereaksi Atas Penembakan Massal di Klub Gay Colorado
-
Dengan Siaran Radio, Lapas di Colorado Bantu Rehabilitasi Napi Perempuan
-
Sopir Truk yang Divonis 110 Tahun Penjara Dapat Keringanan Hukuman 1 Abad
-
Kebakaran Hutan di Colorado Hanguskan 1.000 Rumah
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka