Suara.com - Pemilihan Umum (Pemilu) di Malaysia telah digelar pada Sabtu (19/11/2022) lalu. Namun hingga kini pemerintahan baru belum juga terbentuk.
Pemenang pemilu pun juga belum diumumkan karena belum ada pemenang mutlak dalam gelaran pesta demokrasi di negeri jiran itu.
Momen ini merupakan pertama kalinya Malaysia tak langsung memperoleh pemenang setelah pemilu selesai digelar.
Alhasil, sang Raja Malaysia pun harus turun tangan untuk mengatasi kondisi yang demikian. Apa saja yang membuat pemilu Malaysia kali ini terkesan rumit? Berikut ulasannya.
Hasil pemilu ketat
Berdasarkan hasil pemilu yang keluar pada Sabtu (19/11/2022) lalu, tercatat ada persaingan yangketat antara dua kubu, yakni koalisi Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim dan Perikatan Nasional (PN) pimpinan Muhyiddin Yasin.
Hasil perhitungan suara pada Minggu (20/11/2022) memperlihatkan bahwa belum adanya satu pun partai politik di negara tersebut yang memperoleh suara di atas ambang batas, yakni 112 kursi di parlemen.
PH mendapatkan 82 kursi, sementara PN berhasil memperoleh 73 kursi. PN sendiri mengaku sudah sepakat untuk membentuk koalisi dengan partai Sabah dan Sarawak, namun belumada bukti yang jelas.
Sekadar informasi, pemilu di Malaysia menggunakan sistem first past the post. Ini artinya, partai koalisi pertama yang berhasil mengantongi 112suara dari total 222 kurs idi parlemen keluar sebagai pemenang dan bisa langsung membentuk pemerintahan.
Baca Juga: Benarkah Malaysia sampai Sewot Ingin Masuk G20 tapi Ditolak Jokowi Berkali-kali?
Pemilu buntu cetak sejarah baru
Terjadi kebuntuan dalam pemilu, untuk pertama kalinya dalam sejarah Malaysia, negara tetangga Indonesia tersebut memiliki parlemen gantung, karena tak ada kubu mayoritas yang terbentuk.
Selama ini di Malaysia, pemerintahan baru dapat langsung terbentuk setelah hasil pemilu keluar.
Dua kubu saling klaim kemenangan
Meski hasil pemilu Malaysia belum ada yang melewati ambang batas parlemen, kubu Anwar Ibrahim dan Muhyiddin saling mengklaim sebagai pemenang.
Muhyiddin mengklaim partainya sangat siap membentuk pemerintahan federal setelah berkoalisi dengan partai-partai di Sabah dan Sarawak.
Berita Terkait
-
Dibayangi Ancaman 12 Tahun Penjara, Nikita Mirzani Disebut Kirim Anaknya ke Malaysia
-
Malaysia Hadapi Parlemen Gantung untuk Pertama Kali usai Tak Ada Partai yang Amankan Kursi Mayoritas
-
Pemilu Malaysia 2022, Soal Stigmasisasi Lapangan Kerja 'Tiga D'
-
Malaysia Diduga Lakukan Pengaturan Skor Fiktif Buat Pasar Gelap Taruhan saat Lawan LA Galaxy
-
Malaysia Jalani Pemilu yang ke-15
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
-
Bongkar Habis! Mahfud MD Beberkan Kejanggalan di Balik Proyek Kereta Cepat Whoosh Era Jokowi
-
Jadi Penyebab Banjir di Jati Padang, Pramono Minta Tanggul Baswedan Segera Diperbaiki
-
Jakarta Siaga 25 Hari ke Depan! Waspada Cuaca Ekstrem dan Banjir Mengintai
-
Bobby Nasution Temui Guru Honorer Saling Lapor Polisi dengan Ortu Siswa, Dorong Penyelesaian Damai
-
Pemprov DKI Bakal Berikan Santunan Korban Pohon Tumbang, Ini Syaratnya
-
Isu Pork Savor yang Beredar di Media Sosial, Ajinomoto Indonesia Tegaskan Semua Produknya Halal
-
46 Anak SMP Nyaris Tawuran, Janjian via DM Berujung Diciduk Polisi
-
Roy Suryo Soroti Perayaan Sumpah Pemuda ala Gibran: Sungguh Membagongkan!
-
Pekan Terakhir BBW Jakarta 2025: Pesta Buku, Keceriaan Keluarga, dan Bawa Pulang Mobil Listrik
-
Pramono Buka Luas Ruang Inovasi, Pengamat: Patut Diapresiasi