Suara.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapatkan sorotan setelah menyentil Pemerintah Indonesia. Ia menyebut rakyat lebih butuh makan ketimbang gembar-gembor infrastruktur.
Putra sulung mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyampaikan jika kondisi Indonesia sekarang sedang tidak baik-baik saja.
Kritikan AHY itu pun langsung mendapatkan balasan dari Direktur Centre for Youth and Population Research (CYPR), Dedek Prayudi. Ia menyebut AHY "miskin literasi" karena menyampaikan pernyataan tersebut.
“Bagi saya statemet AHY ini menunjukkan betapa seorang Ketua Umum Partai Demokrat saat ini miskin literasi,” sentil loyalis Ganjar Pranowo ini seperti dikutip dari Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Rabu (23/11/22).
Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang terus dilakukan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sangat memiliki dampak positif bagi rakyat. Terutama dalam pertumbuhan ekonomi yang bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Komitmen pembangunan Jokowi tentu turut berimbas postif pada kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya bagi masyarakat kota besar namun juga turut menyentuh hingga pelosok desa,” jelasnya.
Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini melanjutkan, pembangunan infrastruktur juga memicu pertumbuhan inklusif pada sektor ekonomi dan menekan angka ketimpangan.
“Inidkator ketimpangan rasio gini yang diwariskan SBY ke Jokowi 0,414 pada 2014. BPS mencatat pada September 2019 rasio gini berhasil ditekan menjadi 0,380," paparnya.
"Memang sempat naik menjadi 0,385 pada Desember 2020 karena Covid, tapi sekarang sudah mengalami trend penurunan yaitu 0,381 pada September 2021,” lanjut Dedek.
Tak sampai di situ, Dedek juga balas membandingkan pemerintahan SBY dengan Jokowi. Ia menyebut bahwa ketimpangan di era SBY jauh lebih besar dibandingkan pemerintahan Presiden Jokowi.
“Justru di Era SBY ketimpangan malah meroket dari 0,320 pada saat SBY dilantik (2004) menjadi 0,414 pada saat SBY turun tahta,” tandasnya.
Sebagai informasi, AHY sebelumnya mengatakan bahwa rakyat sekarang ini tidak membutuhkan pembangunan infrastruktur yang dibesar-besarkan. Rakyat, menurut AHY, hanya membutuhkan makan bagi keluarga, serta tidak ingin hal-hal mewah.
"Mereka (rakyat) hanya ingin bisa makan, betul? Makan yang baik yang layak buat istri, buat anak, buat keluarganya, sederhana," ucap AHY dalam Pelantikan Serentak Pengurus DPC Partai Demokrat se-Jabar, Sabtu (19/11/2022).
"Mereka tidak ingin yang luar biasa mewah, tidak. Mereka hanya ingin anak-anaknya bisa sekolah, bisa dapat kerja, betul, bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak," sambungnya.
Berita Terkait
-
Gibran Rekomendasikan Kaesang Pangarep Bantu Share Kuesioner Ghosting Milik Warganet: Dia Ahli di Bidang ini
-
Jadi Utusan Khusus Presiden, Mardiono Ngaku Sudah Mengundurkan Diri Sebagai Wantimpres
-
Balas Dendam Ala Jokowi Diduga Pengamat Bakal Terjadi Lagi di Pernikahan Kaesang, Sasarannya...
-
Cari 'Monyet Pakai Jas Hujan' di Google Kok yang Muncul Foto Jokowi, Ini Penjelasannya
-
Lahir dari Keluarga Pakar Keuangan, Berikut Profil Erina Gudono Calon Istri Kaesang
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Dua Sahabat Satu Mobil Menuju Istana, Hormat Prabowo Bikin Senyum Raja Abdullah II
-
Wamendagri Ribka Haluk Sebutkan TPID Bali Miliki Peran Strategis Dalam Mendukung Program Nasional
-
Dipolisikan ARAH, Ribka Tjiptaning Berani Adu Data: Banyak Korban Kejahatan Soeharto Siap Bersaksi
-
Konsolidasi PPP: Mardiono dan Din Syamsuddin Bahas Kebangkitan Politik Islam untuk Persiapan 2029
-
Soal Pemberian Gelar Pahlawan Soeharto, Waketum Golkar Tak Mau Ada Polemik Berkepanjangan
-
Dinkes DKI Sebut Tak Ada Rumah Sakit Tolak Rawat Pasien Baduy, Hanya Diminta...
-
Politisi PDIP Dukung Pihak yang Gugat Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Bakal Ikut?
-
Stop 'Ping-pong' Pasien BPJS: Sistem Rujukan Berjenjang Didesak Dihapus, Ini Solusinya
-
Divonis 18 Tahun, Kejagung Bakal Eksekusi Zarof Ricar Terdakwa Pemufakatan Jahat Vonis Bebas Tannur
-
Kasus Korupsi Smartboard Seret 3 Perusahaan di Jakarta, Kejati Sumut Sita Dokumen Penting