Suara.com - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 makin dekat. Masing-masing partai politik mulai bermanuver untuk merebut kursi presiden RI yang selajutnya.
Salah satu manuver yang dilakukan adalah dengan membentuk koalisi partai politik agar bisa mencalonkan sosok capres dan cawapresnya.
Hingga kini setidaknya sudah ada tiga poros koalisi, yakni Koalisi Nadsem-PKS-Demokrat, koalisi PKB-Gerindra dan koalisi Golkar-PAN-PPP.
Meski telah sepakat untuk berkoalisi, dinamika di internal para parpol tersebut masih sangat cair. Kemungkinan untuk terjadi bongkar pasang anggota koalisi masih sangat mungkin.
Nasib Koalisi Nasdem-PKS-Demokrat
Koalisi ketiga parpol itu diberi nama Koalisi Perubahan. Sebelumnya, koalisi tersebut akan melakukan deklarasi pada 10 November 2022 lalu, namun akhirnya batal, dengan alasan kesibukan masing-masing parpol.
Salah satu dinamika yang mengemuka belakangan ini adalah perebutan kursi calon wakil presiden dalam koalisi Nasdem-PKS-Demokrat.
Seperti telah diketahui, koalisi tersebut telah sepakat untuk mengusung mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Adapun Nasdem yang pertama kali mendeklarasikan Anies sebagai capres. Setelah itu baru bergabung Demokrat dan PKS yang juga menyetujui sosok Anies.
Baca Juga: Ahmad Dhani Kritik Prabowo, Sebut Umat Islam Kini Lebih Pilih Anies Baswedan
Namun pada perkembangannya, PKS dan Demokrat justru mengincar posisi calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies Baswedan.
Demokrat bersikukuh mengajukan nama ketumnya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres, sementara PKS juga menyodorkan salah satu kader potensialnya, yakni mantan gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Tarik menarik antara kedua parpol tersebut cukup sengit, hingga akhirnya Nasdem memberikan sepenuhnya kepada Anies untuk memilih calonnya.
Belakangan, Partai Demokrat dan PKS nampak sudah bisa merelakan jika nanti bukan kader mereka yang terpilih jadi pendamping Anies Baswedan.
"Saya kira kami di PKS tidak masalah," kata Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Sohibul Iman.
Koalisi PKB-Gerindra renggang?
Sementara itu dinamika juga terjadi di koalisi PKB-Gerindra. Hingga kini koalisi dua parpol tersebut belum menentukan nama calon presiden dan calon wakil presiden.
Namun Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebelumnya telah menyatakan bersedia maju sebagai calon wakil presiden 2024.
Sejak kedua partai tersebut sepakat berkoalisi pada 13 Agustus 2022 lalu, Ketum PKB menyatakan terang-terangan ingin mejadi cawapres Prabowo.
Namun belakangan manuver PKB berubah. Cak Imin tiba-tiba juga ingin maju sebagai calon presiden. Menurut dia, hingga kini belum ada kesepakatan diantara PKB dan Gerindra mengenai nama calon presiden yang akan diusung. Karena itulah ia menganggap wajar jika dirinya juga ingin maju sebagai capres.
"Belum, kita akan duduk berdua (dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto) karena sampai detik ini masing-masing ngotot jadi capres," kata Cak Imin, begitu sapaan akrab Muhaimin, di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (21/11/2022).
Sinyal ketegangan di antara kedua parpol tersebut makin terlihat, ketika muncul isu kalau Prabowo akan menggandeng Ganjar Pranowo sebagai cawapresnya.
Hal itu lantas membuat Cak Imin gusar. Ia lalu mengancam akan membuat perhitungan baru jika rencana itu menjadi kenyataan.
"Saya bikin komposisi lain (jika Prabowo-Ganjar berduet)," katanya di kantor DPP PKB, Senin (21/11/2022).
Namun Cak Imin tidak menjelaskan lebih lanjut maksud dari ‘komposisi baru’ yang ia sebutkan. Ia juga enggan menjawab pernyataan apakah akan legawa jika tidak dipilih Prabowo menjadi calon wakil presidennya.
Kontributor : Damayanti Kahyangan
Berita Terkait
-
Ahmad Dhani Kritik Prabowo, Sebut Umat Islam Kini Lebih Pilih Anies Baswedan
-
Meski Ngotot Jadi Capres, Cak Imin Dinilai Punya Trik Agar Prabowo Tak Lirik Kandidat Cawapres Lain
-
Belum Ada Titik Temu Jadi Alasan Koalisi Perubahan Belum Deklarasi, Heboh Kabar Reino Barack dan Syahrini Cerai?
-
Hasil Riset Sebut Orang Jawa Suka Capres Ganteng, Politisi NasDem Yakin Anies-AHY Bakal Gampang 'Dijual'
-
AHY Jadi Bacawapres Paling Potensial Dampingi Anies, Zulfan Lindan: Popularitas Kalahkan Hidayat Nur Wahid, Aher, dan Syaikhu
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Bukan Kaleng-kaleng, Karyawan Kemenkeu Bongkar Sosok Menkeu Baru Purbaya Yudhi
-
Buntut Blunder Viral, Ini 4 Fakta Mundurnya Keponakan Prabowo dari Kursi DPR
-
Kekayaan Rahayu Saraswati, Keponakan Prabowo yang Mundur dari DPR RI hingga Minta Maaf!
-
Dasco: Pengunduran Diri Rahayu Saraswati Akan Diproses Via Mahkamah Partai
-
Kasus Pembunuhan Kepala Cabang Bank: Tersangka Ajukan Diri Jadi JC, Siap Ungkap Keterlibatan TNI?
-
Kekecewaan Sri Mulyani Pasca-Penjarahan Rumah, Mahfud MD: 'Dia Nangis Disamakan dengan Sahroni'
-
Eks Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Divonis 7 Tahun Kasus Uang Palsu
-
Profil Annas Mustaqim, Calon Hakim Agung yang Kecam KPK Karena Ungkap Tersangka Korupsi
-
Diduga Pengeroyok Driver Ojol yang Tewas di Makassar Ditangkap
-
Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?