News / Nasional
Rabu, 10 September 2025 | 19:37 WIB
Eks Sri Mulyani nangis saat pamit dengan para pegawai Kementerian Keuangan. (YouTube)

Suara.com - Sri Mulyani Indrawati, sosok yang dikenal luas telah dicopot dari jabatan Menteri Keuangan. Gelombang demonstrasi pada akhir Agustus 2025 dan tuntutan reformasi, sontak memicu badai spekulasi mengenai arah politik dan ekonomi Indonesia ke depan.

Dalam sebuah unggahan video di kanal YouTube Leon Hartono, Guru Besar Hukum Tata Negara, Mahfud MD, angkat bicara mengenai gonjang-ganjing reshuffle ini, termasuk dinamika di balik pencopotan Sri Mulyani.

"Sebenarnya saya mendengar beliau memang sampai dua kali minta mengundurkan diri kepada Presiden Prabowo tapi belum dikabulkan sampai akhirnya direshuffle itu ya istilahnya diganti," kata Mahfud dikutip Rabu (10/9/2025).

Ia menambahkan, Sri Mulyani adalah figur yang memenuhi tiga syarat krusial untuk seorang pejabat: profesionalisme tinggi, rekam jejak gemilang di kancah nasional maupun internasional, serta integritas yang tak diragukan.

Pencopotan Sri Mulyani, yang selama ini menjadi magnet bagi investor asing, langsung memberikan efek kejut pada pasar modal.

Leon Hartono, selaku moderator dalam podcast tersebut menegaskan bahwa pasar modal langsung "rontok" begitu berita reshuffle ini tersebar.

Ini menjadi bukti betapa vitalnya peran Sri Mulyani dalam menjaga kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.

Namun, ada cerita lain yang tak kalah memilukan. Mahfud MD juga menyingkap kekecewaan mendalam yang dirasakan Sri Mulyani terkait insiden penjarahan rumahnya.

"Yang saya dengar (Sri Mulyani mengatakan) 'saya gak apa-apa si itu orang menjarah karena butuh, tapi saya tetap kecewa karena penjagaan dari aparat kurang, yang kedua saya disamakan dengan Sahroni. Tapi disamakan dengan Sahroni kan tidak enak, dia nangis di situ katanya," ucap Mahfud mengutip dari sumber lingkaran terdekat Sri Mulyani setelah insiden penjarahan di rumahnya.

Baca Juga: Tangis Astrid Pecah, Ungkap Fitnah dan Penjarahan Rumah Uya Kuya: Kami Benar-Benar Dizalimi

Insiden penjarahan ini, yang juga menimpa beberapa anggota DPR RI lain seperti Sahroni, menjadi sorotan tajam.

Sri Mulyani disebut sangat kecewa dengan minimnya perlindungan dari aparat dan merasa tidak nyaman disamakan dengan Sahroni.

Mahfud MD menduga, kurangnya penjagaan ketat terhadap rumah Sri Mulyani mungkin disebabkan oleh anggapan bahwa beliau "bersih" dan tidak akan menjadi target, namun perkiraan tersebut terbukti keliru.

Tak berhenti di situ, Mahfud MD memprediksi bahwa gelombang reshuffle kabinet ini kemungkinan besar akan berlanjut.

"Saya meyakini reshuffle ini akan berlanjut sekurang-kurangnya nanti sekali lagi di bulan Oktober, setahun. Ini kan baru 10 bulan kan Pak Prabowo. Dulu kan janjinya setahun," ujarnya.

Mahfud MD saat bicara soal DPR RI. [YouTube/Mahfud MD Official]

Ia menjelaskan bahwa ketidakproduktifan kabinet, penempatan orang yang tidak sesuai kompetensi, serta indikasi korupsi menjadi alasan utama di balik perombakan besar-besaran ini.

Selain itu, Mahfud juga menyoroti peran demonstrasi dalam mendorong agenda politik, termasuk pembahasan Undang-Undang Perampasan Aset yang telah lama tertunda.

Mantan Ketua MK itu menyatakan bahwa demo-demo besar-besaran seperti yang terjadi belakangan ini sangat efektif dalam membuat pemerintah dan DPR menanggapi tuntutan masyarakat dengan serius.

"Demo kayak kemarin. Karena demo kayak kemarin maka ditanggapi ya besok mau diundangkan," tegas Mahfud.

Ia berharap, dengan adanya tekanan dari masyarakat, hukum di Indonesia dapat ditegakkan dengan lebih baik demi masa depan negara yang lebih cerah.

Reporter: Safelia Putri

Load More