News / Nasional
Rabu, 10 September 2025 | 19:51 WIB
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo alias Sara (tengah) mundur dari DPR RI (Suara.com/M. Yasir)
Baca 10 detik
  • Keponakan Presiden Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, secara mengejutkan mengundurkan diri dari kursi DPR RI periode 2024–2029
  • Berbeda dengan banyak pejabat lain, Sara tidak menyalahkan pihak luar atau rekayasa video.
  • Sara menyampaikan permintaan maaf kepada para pemilihnya di dapil Jakarta 3 yang ia rasa telah dikecewakan.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Panggung politik Indonesia dikejutkan dengan sebuah langkah yang sangat jarang terjadi. Politikus Partai Gerindra sekaligus keponakan Presiden Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Sara), secara ksatria mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi anggota DPR RI periode 2024-2029.

Keputusan besar ini bukan tanpa alasan. Ini adalah buntut dari sebuah "blunder viral" yang membuatnya merasa telah melukai hati dan mengecewakan kepercayaan publik.

Di balik keputusan mundurnya, ada beberapa fakta penting yang melatarbelakanginya. Berikut adalah 4 fakta kunci yang perlu Anda ketahui.

1. Pemicu Utama: Potongan Video Podcast yang Kembali Viral

Akar dari keputusan ini adalah sebuah video podcast lawas dari Februari 2025 yang kembali meledak di media sosial pada pertengahan Agustus.

Sara mengakui bahwa potongan video pernyataannya telah disebarkan secara masif, dan meskipun niat awalnya baik, ia sadar pilihan katanya telah gagal dan justru menyakiti banyak orang.

Anggota DPR RI fraksi Gerindra, Rahayu Saraswati, mengundang jajaran pengurus RT termuda dari daerah pemilihannya di Jakarta Utara untuk merasakan langsung atmosfer Gedung Parlemen. (Suara.com/Bagaskara)

"Walaupun niat saya sebenarnya ingin mendorong entrepreneurship... saya paham bahwa kata-kata saya telah menyakiti banyak pihak, terutama yang saat ini masih berjuang untuk menghidupi keluarganya, bahkan untuk masih bisa bertahan hidup," katanya.

2. Sikap Langka: Ambil Tanggung Jawab Penuh, Tanpa Menyalahkan

Di saat banyak pejabat publik mungkin akan mencari kambing hitam atau menyalahkan "tukang edit", Sara mengambil sikap yang berbeda. Ia tidak membela diri, melainkan mengambil tanggung jawab penuh atas kesalahannya. Ia secara terbuka mengakui bahwa blunder tersebut murni kesalahannya.

Baca Juga: Kekayaan Rahayu Saraswati, Keponakan Prabowo yang Mundur dari DPR RI hingga Minta Maaf!

"Kesalahan sepenuhnya ada di saya. Oleh sebab itu, melalui pesan ini, saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ucapan dan kesalahan saya," ujar Sara.

3. Permintaan Maaf Tulus kepada Para Pemilihnya

Selain mengakui kesalahan, Sara juga secara spesifik menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat yang telah memilihnya di daerah pemilihan (dapil) Jakarta 3 (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu). Ia merasa telah mengecewakan amanah dan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.

"Saya mohon maaf jika saya telah mengecewakan Anda selama saya mengembang tugas ini," ujarnya, sebuah kalimat yang menunjukkan kerendahan hati dan penyesalan yang mendalam.

4. Satu Harapan Terakhir Sebelum Benar-benar Pergi

Meskipun telah menyatakan mundur, Sara masih menyimpan satu harapan untuk menuntaskan pekerjaannya. Ia berharap fraksinya masih memberinya kesempatan untuk menyelesaikan satu tugas terakhir yang menjadi fokusnya selama ini yakni pembahasan dan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kepariwisataan di Komisi VII.

Ini menunjukkan bahwa ia tidak ingin pergi begitu saja tanpa meninggalkan warisan kerja yang positif.

Load More