Suara.com - Kasus suap masuk perguruan tinggi Universitas Lampung (Unila) menjadi saksi bisu persaingan ketat untuk diterima masuk jurusan kedokteran di Indonesia.
Adapun sejumlah orang tua dan wali mahasiswa rela membayar ratusan juta rupiah kepada oknum pejabat kampus agar dapat berkesempatan menempuh pendidikan sebagai seorang calon dokter.
Berkat kasus tersebut, sosok rektor Unila yakni Karomani turut ditangkap KPK dan ditetapkan sebagai tersangka pada Kamis (20/10/2022).
Kasus ini tak hanya menjadi tinta hitam bagi dunia pendidikan, namun sekaligus menujukkan tantangan dan kesulitan yang dihadapi oleh para calon mahasiswa kedokteran.
Lantas, seberapa sulit bagi seorang calon mahasiswa untuk dapat diterima di jurusan kedokteran di Indonesia?
Rintangan masuk jurusan kedokteran: Dari biaya, prestise, hingga tingkat kesulitan
Salah satu hambatan pertama bagi para calon mahasiswa untuk dapat diterima di jurusan kedokteran di Indonesia adalah biaya yang fantastis. Adapun jurusan kedokteran kadung dicap oleh masyarakat sebagai salah satu jurusan kuliah dengan biaya paling mahal ketimbang jurusan lainnya dalam kluster keilmuan yang sama.
Persepsi tersebut tentu tak salah, sebab hal itu senada dengan yang disampaikan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Daeng M Faqih.
dr. Daeng blak-blakan mengungkap bahwa mahasiswa jurusan kedokteran harus membayar Rp 20 juta tiap semester atau tiap enam bulan waktu aktif perkuliahan.
Baca Juga: Macam-macam Kontroversi Zulkifli Hasan, Terbaru Titipkan Keponakan di Unila?
"Saya tahu karena keponakan sekolah ke dokteran juga di UGM, itu per semester juga sampai Rp 15 juta, ada yang sampai Rp 20 juta, mungkin di atas Rp 20 juta, itu per semester," ujar dr. Daeng saat berbincang dalam channel youtube Aagym Official, Senin (8/6/2020).
Jika dikalikan dengan sampai seorang mahasiswa kedokteran lulus kuliah, maka ia harus membayar total Rp 200 juta. Sebab, normalnya mahasiswa kedokteran menempuh kuliah sampai 10 semester alias lima tahun. Biaya ini tak jauh berbeda baik di perguruan tinggi maupun swasta.
"Kalau 5 tahun itu dikalikan 10 semester, lumayan. Kalau sekarang hampir sama antara (universitas kedokteran) negeri dan swasta sama aja, kebutuhan SPP-nya hampir sama sekitar Rp 20 juta per semester," kata dia lagi.
Prestise alias gengsi masuk jurusan kedokteran juga menjadi salah satu tantangan bagi calon mahasiswa.
Adapun prestise tersebut muncul lantaran prospek pekerjaan yang jurusan kedokteran sangat menggiurkan, yakni tak lain memberikan pintu masuk untuk menjadi dokter dengan bayaran yang tentu menjanjikan.
Berkat cap prestisius, jurusan kedokteran terbilang ramai peminat sehingga seleksi masuk semakin ketat. Para calon mahasiswa harus bersaing dengan satu sama lain untuk masuk diterima di perguruan tinggi jurusan kedokteran.
Berita Terkait
-
Macam-macam Kontroversi Zulkifli Hasan, Terbaru Titipkan Keponakan di Unila?
-
PAN Bantah Zulkifli Hasan Pernah Titip Keponakan Masuk Fakultas Kedokteran Unila
-
PAN Pasang Badan! Bantah Zulhas Titipkan Keponakan Masuk Fakultas Kedokteran Unila
-
Nama Zulhas dan Sejumlah Anggota DPR Disebut Dalam Kasus Suap Rektor Unila, KPK: akan Didalami
-
Terungkap di Persidangan! Ini Daftar 23 Nama Calon Mahasiswa Unila Titipan Pejabat Negara
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?