Suara.com - Prancis telah berhasil mencapai final Piala Dunia 2022 setelah menghadapi segala macam kesulitan. Kesulitan terbaru yang harus mereka hadapi ialah menyangkut kesehatan para pemain. Para pemain timnas Prancis terinfeksi flu unta. Apa itu flu unta?
Sejumlah pemain terjangkit virus misterius yang melemahkan, mirip dengan flu. Diduga itu adalah flu unta. Dua pemain yang paling terpengaruh adalah Dayot Upamecano dan Adrien Rabiot - keduanya tidak cukup baik untuk bermain satu menit pun dalam semifinal hari Rabu melawan Maroko.
Rabiot tetap diisolasi kembali di hotel tim. Banyak penggemar yang menghadiri Piala Dunia merasa khawatir dengan flu unta yang mengancam Timnas Perancis. Lantas apa itu Flu Unta sebenarnya? Mari kita ketahui bersama penyebab, gejala, dan cara mengobati Flu Unta di bawah ini.
Penyebab Flu Unta
Flu unta pertama kali diidentifikasi kemunculannya di Arab Saudi pada 2012, MERS adalah penyakit pernapasan virus yang disebabkan oleh virus corona. Ini adalah virus zoonosis, yang berarti ditularkan antara hewan dan manusia. Ini terkait dengan unta dromedaris atau unta berpunuk satu yang hidup di di beberapa negara Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan.
Flu unta dianggap sebagai sepupu COVID-19 ini disebut-sebut lebih mematikan, setelah membunuh hingga sepertiga dari mereka yang terinfeksi. Sekitar 35 persen kasus yang dilaporkan ke WHO telah meninggal. MERS baru-baru ini dinobatkan oleh WHO sebagai salah satu virus yang berpotensi memulai pandemi.
Gejala Flu Unta
Menurut situs web NHS, gejalanya meliputi:
- Demam
- Batuk
- Kesulitan dalam pernapasan
- Diare dan muntah
Gejala khas termasuk demam, batuk dan sesak napas. Pneumonia sering juga terjadi, tetapi pasien MERS mungkin tidak selalu mengalami kondisi pneumonia ini. Meskipun demikian, WHO pun menyatakan gejala gastrointestinal, termasuk diare, juga telah dilaporkan di antara pasien yang dulu pernah mengalaminya.
Jika kondisinya semakin parah, flu unta parah dapat menyebabkan kegagalan pernapasan yang membutuhkan ventilasi mekanis atau dukungan di unit perawatan intensif.
"Sistem kekebalan tubuh bisa lemah, dan mereka yang memiliki penyakit kronis seperti penyakit ginjal, kanker, penyakit paru-paru kronis, hipertensi, penyakit kardiovaskular dan diabetes tampaknya berisiko lebih besar terkena penyakit parah," kata WHO, dilansir dari firstpost.com.
Cara mengobati Flu Unta
Tidak ada vaksin atau pengobatan khusus yang tersedia untuk flu unta tetapi beberapa model penyembuhan sedang dalam tahap pengembangan klinis. Perawatan kemudian didasarkan pada kondisi pasien.
WHO menyarankan agar mereka yang mengunjungi peternakan, pasar, atau tempat lain di mana mereka bersentuhan dengan unta harus segera mencuci tangan secara menyeluruh sebelum dan sesudah menyentuh hewan dan menghindari kontak dengan hewan yang sakit.
Konsumsi daging dan susu mentah atau setengah matang berisiko karena ada risiko infeksi yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. WHO menyatakan daging unta dan susu unta adalah produk bergizi yang dapat terus dikonsumsi tetapi harus melalui proses pasteurisasi, memasak, atau perlakuan panas lainnya.
Berita Terkait
-
Kutukan Golden Ball Piala Dunia Hantui Messi dan Mbappe, Sejarah Membuktikan!
-
5 Pemain Timnas Prancis Piala Dunia 2022 Tumbang Diduga Alami Flu Unta, Sebabkan Kematian?
-
Niat Begadang Nonton Final Piala Dunia 2022 Tapi Besok Kerja? Ini TIps Agar Gak Ngantuk Seharian
-
Argentina vs Prancis: Les Bleus Siap Berjudi Mainkan Marcus Thuram, Cadangkan Olivier Giroud
-
Dukung Messi? Cristiano Ronaldo: Saya Cinta Argentina dan Banyak Orang Tak Tahu
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera
-
6 Fakta Kecelakaan Bus di Exit Tol Krapyak Semarang: 15 Orang Meninggal, Korban Terjepit
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
-
Sibuk Pasok Dapur MBG, Warga Desa Ini Lepas dari Judi Online
-
Perkuat Kualitas PMI, Perusahaan Asal Taiwan Teken MoU dengan Anak Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah