Suara.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis empat 'king maker' pencetak calon presiden can calon wakil presiden yang bakal bertanding di Pilpres 2024. Denny JA mengungkapkan empat king maker itu masih menghadapi dilema.
Empat "king maker" itu, yakni Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
"Pada bulan Desember 2022, LSI Denny JA mencatat tumbuhnya empat 'king maker' yang akan menentukan maksimal tiga pasangan capres-cawapres," kata peneliti LSI Denny JA Fitri Hari dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, dari empat "king maker" itu memiliki dilema masing-masing dalam menentukan capres-cawapres.
Pertama, Surya Paloh dengan Partai NasDem mengajukan Anies Baswedan sebagai Calon Presiden 2024. Dilemanya, NasDem kuat di basis suara yang beroposisi dengan Jokowi, namun mereka masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi.
"Dilemanya Surya Paloh, Partai NasDem tetap di pemerintahan atau keluar dari pemerintahan agar tegas bahwa Anies Baswedan yang diusung membawa isu perubahan. Kemudian dalam mengusung Anies Baswedan akan membawa slogan penerus Jokowi atau antitesa Jokowi," tutur Fitri.
Kedua, dilematis Megawati di mana elektabilitas dua kader PDIP dan Prabowo jika diurut, peringkat pertama ada Ganjar dengan elektabilitas sebesar 25,8 persen, Prabowo dengan 23,9 persen, dan Puan Maharani sebesar 2,9 persen.
Menurut dia, dilema Megawati membuat kader PDIP menjadi cawapres Prabowo (bagi Puan atau Ganjar) atau meninggalkan Prabowo, dan kader PDIP maju sebagai capres.
"Jika menyerahkan Puan sebagai cawapres Prabowo, Ganjar akan dipinang partai lain sebagai capres. Sementara jika menyerahkan Ganjar menjadi cawapres Prabowo, bukankah elektabilitas Ganjar lebih tinggi dan PDIP partai lebih besar dibandingkan Gerindra," papar Fitri.
Baca Juga: Prabowo Subianto Arahkan Sandiaga Uno Turun ke Rakyat, Duet 2019 Akan Terjadi Lagi?
Ketiga, Airlangga Hartarto dilema karena jika maju sebagai capres atau cawapres, elektabilitasnya masih rendah.
"Jika Airlangga memilih cawapres dari Ganjar, bagaimana jika Ganjar dijodohkan dengan cawapres lain, Airlangga harus hidupkan kartu alternatif. Data menunjukkan jika tidak dengan Ganjar, maka berpasangan dengan Anies Baswedan menjadi pilihan kedua," ucap Fitri.
Airlangga juga dilema jika berpasangan dengan Anies akan membuatnya keluar dari gerbong Jokowi karena Anies lebih membawa suara perubahan.
Keempat, dilema Prabowo Subianto di mana tingkat popularitasnya sudah maksimal mencapai angka 96 persen. Namun elektabilitas Prabowo jauh menurun dibanding Pilpres 2019.
"Pada saat Pilpres 2019, elektabilitas Prabowo – Sandi mencapai 44,5 persen. Saat ini elektabilitas Prabowo berada di angka 23,9 persen," tuturnya.
Dia menilai hampir mustahil jika Prabowo maju sebagai cawapres. Namun dilemanya dia sudah sulit menang pada Pilpres 2024 karena elektabilitasnya sudah berada di puncak, tapi masih bisa dikalahkan Ganjar Pranowo.
Berita Terkait
-
Prabowo Subianto Arahkan Sandiaga Uno Turun ke Rakyat, Duet 2019 Akan Terjadi Lagi?
-
Hasil Survei SMRC: Ganjar Pranowo Makin Meroket, Ungguli Anies Baswedan hingga Prabowo Subianto
-
Elektabilitas Merosot, Prabowo Subianto Bujuk Sandiaga Uno Duet Pilpres Lagi?
-
Andika Perkasa Masih Tertutup, Partai NasDem Justru Blak-blakan Soal Komunikasi Pilpres 2024
-
Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo dan Anies Baswedan Menurut Survei SMRC
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Ikuti Arahan Kiai Sepuh, PBNU Disebut Bakal Islah Demi Akhiri Konflik Internal
-
Serangan Kilat di Kalibata: Matel Diseret dan Dikeroyok, Pelaku Menghilang dalam Sekejap!
-
10 Saksi Diperiksa, Belum Ada Tersangka dalam Kasus Mobil Berstiker BGN Tabrak Siswa SD Cilincing
-
Pesan Menag Nasaruddin di Hakordia 2025: ASN Kemenag Ibarat Air Putih, Tercemar Sedikit Rusak Semua
-
Bela Laras Faizati, 4 Sosok Ini Ajukan Diri Jadi Amicus Ciriae: Unggahan Empati Bukan Kejahatan!
-
Mendagri Instruksikan Pemda Evaluasi Kelayakan Bangunan Gedung Bertingkat
-
Kader Jadi Tersangka KPK, Golkar Tak Mau Gegabah: Tunggu Status Terdakwa Dulu
-
Mendagri Ingatkan Pemda Siaga Hadapi Nataru dan Potensi Bencana
-
Greenpeace Sebut 2025 Tahun Kelam, Krisis Ekologis Berjalan Iringan dengan Represi Aparat