Suara.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memperkenalkan dua cucunya dari Puan Maharani di sela acara HUT ke-50 PDIP, Selasa (10/1/2023).
"Itu ada dua cucu saya, ayo berdiri coba nih ayo jangan malu. Nih tuh, ini putra putrinya Mba Puan," kata Megawati dalam pidatonya, Selasa (10/1/2023).
Megawati lantas menyampaikan alasan mengapa kedua cucunya itu ikut serta dalam perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Mereka kenapa mau ikut? Karena katanya mau tahu ah kalau masuk politik itu gimana," kata Megawati.
Kemunculan dua cucu Megawati ini jadi pertanda kuat regenerasi trah Soekarno di partai banteng dan dunia politik Indonesia.
Silsilah Trah Soekarno
Banyak pihak berpendapat meroketnya suara PDI adalah implikasi dari keberadaan trah Soekarno yakni Megawati Soekarnoputri. Popularitas Megawati menjadi kunci bagi kesuksesan PDI yang kemudian pada tahun 1999 berubah namanya menjadi PDI Perjuangan (PDIP).
Lewat tangan dingin Megawati, PDIP berhasil jadi partai pemenang dengan 33,7 persen suara. Sayangnya walau tampil sebagai pemenang pemilu, Megawati gagal jadi presiden karena kalah voting melawan Gus Dur.
Kesuksesan PDIP juga tak berlangsung lama karena pada Pemilu 2004, suara PDIP turun cukup signifikan. PDIP hanya memperoleh suara sebanyak 18,9 persen yang berlanjut pada tahun 2009 dengan 14 persen suara.
Baca Juga: Koleksi Gelar Megawati yang Diumbar di HUT PDIP: Doktor Honoris Causa hingga Profesor
Suara PDIP yang anjlok itu pun pararel dengan turunnya popularitas sosok sentral Megawati Soekarnoputri karena perubahan pola politik dan sejumlah skandal selama ia menjabat sebagai Presiden menggantikan Gus Dur. Tapi kemudian pada tahun 2014 situasinya agak berbalik dengan hadirnya Joko Widodo yang berhasil meningkatkan elektabilitas partai.
Tren positif perolehan suara berlanjut pada tahun 2019 dengan PDIP memperoleh 19,3 persen yang mengantarkan Jokowi untuk kedua kalinya menjabat sebagai Presiden. Hasilnya pada pemilu 2014, PDIP kembali menjadi partai mayoritas dengan suara 18,9 persen suara. Kinerja positif tersebut berhasil mengantarkan Joko Widodo sebagai Presiden RI.
Dilema Ojo Pedot Oyot
Walau begitu, kesuksesan PDIP dalam dua pemilu terakhir menyisakan dilema. Pasalnya sosok Jokowi yang bukan darah biru Soekarno membuat banyak pihak mempertanyakan soal keberlangsungan trah Bung Karno di dalam PDIP.
Apalagi setelah Megawati berhenti menjadi calon presiden, nyaris tak ada satupun tokoh dari trah Soekarno yang mumpuni untuk maju atau memimpin partai berlambang banteng. Padahal sebagian elit partai masih menginginkan supaya PDIP tetap dipegang trah Soekarno.
Alhasil slogan Ojo Pedot Oyot terus digaungkan yakni gerakan untuk mengusung trah Soekarno. Padahal sebenarnya ada banyak juga kader yang menyuarakan regenerasi pimpinan politik. Terlebih di internal PDIP sudah banyak anak muda atau kader ideologis Bung Karno yang berpengalaman dan mampu memimpin partai politik.
Dilema Ganjar Pranowo
Posisi PDIP makin dilematis ketika salah satu kadernya yakni Ganjar Pranowo masuk dalam bursa pemimpin nasional 2024. Elit yang fanatik terhadap kelangsungan trah Soekarno pun menyerang Ganjar sampai tak mengundangnya dalam beberapa acara partai.
Namun semakin ditekan, popularitas Ganjar justru makin melejit. Elektabilitas Ganjar bahkan melangkahi Prabowo Subianto dalam beberapa lembaga survei.
Sementara satu-satunya jagoan trah Soekarno, Puan Maharani, elektabilitasnya nasakom alias nasib satu koma. Jika dibandingkan dengan elit parpol lainnya, Puan bahkan terpaut jauh dari Agus Harimurti Yudhoyono, putra Mahkota Cikeas yang saat ini berada di peringkat empat besar tokoh dengan elektabilitas tertinggi.
Dengan realitas tersebut mungkin PDIP perlu menghitung ulang, apakah keukeuh untuk mengusung trah Soekarno atau tokoh lain dengan konsekuensi kemungkinan surutnya pengaruh anak biologis Soekarno di PDIP.
Dua pilihan tersebut memiliki risikonya masing-masing. Tetapi bagaimanapun keputusan tentu harus segera diambil guna menjaga sejarah dan kejayaan partai yang telah berumur hampir setengah abad.
Kontributor : Trias Rohmadoni
Berita Terkait
-
Megawati Akui Dirinya Cantik nan Karismatik, Foto Waktu Masih Muda Jadi Buktinya
-
Koleksi Gelar Megawati yang Diumbar di HUT PDIP: Doktor Honoris Causa hingga Profesor
-
Jokowi Senang Megawati Tidak Grusa-grusu Umumkan Capres PDIP: Meski Namanya Sudah di Kantongi Bu Mega
-
Bakal Gelar Konsolidasi Akbar 1 Juni di GBK, Momentum Megawati Umumkan Capres?
-
'Koalisi Pemerintahan Jokowi Sudah Pecah', Pengamat Ungkap Alasan PDIP Setuju Sistem Coblos Logo Partai
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?
-
Bukan Program, Ini Arahan Pertama Presiden Prabowo untuk Menko Polkam Barunya
-
Tongkat Estafet Tokoh Menko Polkam: Ada SBY, Mahfud MD, Wiranto, hingga Djamari Chaniago
-
Surat Pemakzulan Gibran Tidak Mendapat Respons, Soenarko Curigai Demo Rusuh Upaya Pengalihan Isu
-
Respons Viral Setop 'Tot Tot Wuk Wuk', Gubernur Pramono: 'Saya Hampir Nggak Pernah Tat Tot Tat Tot'
-
Minta Daerah Juga Tingkatkan Kualitas SDM, Mendagri Tito: Jangan Hanya Andalkan Kekayaan Alam
-
Fakta atau Hoaks? Beredar Video Tuding Dedi Mulyadi Korupsi Bareng Menteri PKP
-
Terungkap! Ini Alasan KPK Masih Rahasiakan Jumlah Uang yang Dikembalikan Khalid Basalamah