Suara.com - Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi turut menanggapi kasus pemberian kopi kepada bayi oleh seorang orang tua yang diduga berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan.
Adapun sebelumnya, sempat viral sebuah konten yang mempertontonkan seorang ibu menunjukkan anaknya yang kerap diberi asupan kopi sachet atau kemasan.
Sang ibu juga menilai bahwa kopi yang diberi kepada anaknya mengandung lebih banyak kandungan susu dibandingkan susu kental manis yang beredar di pasaran.
"Bayi minum kopi Good day kan ada susunya dari dikasih susu Frisian flag katanya ndak ada susunya," tulis pengunggah video.
Sang ibu pun turut sesumbar sang anak menjadi lancar BAB lantaran buang air besar sebanyak lima kali dalam sehari.
"Kemarin-kemarin bayi BAB 10 kali sehari, Alhamdulillah sejak minum susu kopi sekarang dia BAB 9 kali sehari," klaim si ibu.
Jokowi sentil kasus bayi diberi kopi
Perhatian utama Jokowi tersorot ke pandangan sang ibu terhadap kandungan susu yang ada di dalam kopi tersebut. Jokowi lebih lanjut memperingatkan bahwa pandangan demikian adalah pandangan yang berbahaya.
"Saya lihat kemarin yang ramai bayi tujuh bulan diberi kopi susu sachet oleh ibunya. Karena yang ada di bayangan di sini adalah susu. Hati-hati ini," ucap Jokowi dalam pidato pembukaan di acara BKKBN, di Kantor BKKBN Jakarta Timur, Rabu (25/1).
Baca Juga: NasDem Berbesar Hati Rangkul Kaesang Jika Fix Terjun ke Politik, Kok Mau?
Jantung balita masih lemah
Terlebih, Jokowi menilai bahaya pandangan tersebut lantaran anak di bawah umur belum bisa mengonsumsi minuman kopi lantaran jantung mereka masih lemah.
Jokowi juga menyampaikan bahwa pencernaan sang anak juga belum kuat untuk mencerna zat-zat yang terkandung dalam kopi.
Terlebih fakta demikian perlu ditekankan bersamaan dengan mengubah persepsi orang tua yang masih menilai memberi kopi susu baik untuk anak.
"Karena itu sekali lagi penyuluhan penting. Kopi susu sachet karena ada susunya. Hati-hati. Bahwa anak ginjal, jantung lambung belum kuat," kata Jokowi.
Tekankan pentingnya sinergitas antar lembaga
Sang Presiden turut menekankan bahwa gizi dan SDM adalah dua hal yang saling berkaitan. Jokowi menilai bahwa berbagai lembaga perlu bersinergi untuk mewujudkan misi pemerintah demi meningkatkan gizi rakyat.
"Bahwa kualitas keluarga dan SDM itu kunci bagi negara kita berkompetisi dengan negara lain. Sinergitas kementerian dan lembaga, Nakes dan swasta penting," kata sang Presiden.
Jokowi kemudian menyoroti kinerja antaran Polri dengan Posyandu. Sebab, Jokowi menilai bahwa Polri lebih cepat menangani kasus bayi diberi kopi tersebut ketimbang petugas Posyandu terdekat.
"Sehingga saya baca polisi temui orang tua bayi. Tapi yang seharusnya benar (temui) itu kader Posyandu, kader BKKBN yang datang ke sana. Karena kecepatan Kapolri. reaksi Kapolri cepat datang lebih dari kader (posyandu)," sentil Jokowi.
Kontributor : Armand Ilham
Berita Terkait
-
NasDem Berbesar Hati Rangkul Kaesang Jika Fix Terjun ke Politik, Kok Mau?
-
Menengok Tugas Posyandu dan BKKBN, Disentil Jokowi Kalah Cepat dari Kapolri Soal 'Bayi Minum Kopi'
-
Mengaku tak Terlibat, Begini Moment Putri Candrawathi Memohon Maaf, Sebut Orang Tua Almarhum Brigadir J hingga Pak Jokowi
-
Sentilan Dinasti Politik dan Pro Kontra Dibalik Rencana Kaesang Pangarep Ikuti Jejak Jokowi
-
Isu Reshuffle Menguat, Relawan Minta Jokowi Evaluasi Menteri yang Tidak Perform
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik
-
Hartanya Lenyap Rp 94 Triliun? Siapa Sebenarnya 'Raja Kretek' di Balik Gudang Garam
-
3 Fakta Viral Lutung Jawa Dikasih Napas Buatan Petugas Damkar, Tewas Tersengat Listrik di Sukabumi!
-
Bos Gudang Garam Orang Kaya Nomor Berapa di Indonesia versi Forbes? Isu PHK Massal Viral
-
UU Perlindungan Anak Jadi Senjata Polisi Penjarakan Delpedro Marhaen, TAUD: Kriminalisasi Aktivis!