Suara.com - Istilah nepo baby disematkan wargaent kepada Kaesang Pangarep seiring dengan kabar ketertarikan putra Presiden tersebut terjun ke politik.
Sebelumnya, istilah ini sempat menjadi perbincangan di dunia hiburan. Lantas apa arti nepo baby tersebut?
Pengertian Nepo Baby
Nepo Baby adalah singkatan dari nepotism baby. Artinya dalam bahasa Indonesia adalah bayi nepotisme. Istilah ini merujuk kepada keistimewaan yang diterima para anak-anak dari orang tua yang sudah terkenal.
Sementara itu, nepotisme merupakan praktik mengunggulkan seseorang dalam hal pekerjaan atau kesempatan, bukan karena kemampuannya tetapi hanya karena identitasnya. Oleh karena itulah, istilah ini cenderung negatif dan merendahkan seseorang yang disematkan istilah nepo baby tersebut.
Nepo baby pada umumnya menggambarkan artis atau siapapun itu yang berhasil mengikuti jejak orang tuanya dan memiliki karir yang sukses di bidang tersebut karena pengaruh orang taunya.
Nepo baby juga menekankan anak-anak itu berhasil bukanlah karena kemampuannya tetapi hanya identitasnya saja. Stigma negatif ini pun terus tersemat karena orang-orang tersebut dianggap sukses karena orang tuanya.
Tudingan Nepo Baby Kepada Kaesang
Tudingan nepo baby ini pun tak luput disematkan kepada Kaesang selaku anak Presiden Joko Widodo yang ingin terjun ke dunia politik.
Di Twitter, kabar terjunnya Kaesang di dunia politik ini menuai beragam kritik. Bahkan beberapa pengamat dan politikus menanggapnya sebagai upaya membangun dinasti politik.
Terlebih, beberapa keluarga Jokowi sudah terjun duluan di duna politik saat ia masih menjabat sebagai Presiden RI. Diketahui menantu Jokowi, Bobby Nasution merupakan Wali Kota Medan, sementara sang anak sulung Gibran Rakabuming Raka merupakan Wali Kota Solo. Kemudian, Kaesang yang juga turut tertarik ke politik pun menjadi sorotan berbagai pihak.
Gibran Rakabuming Raka pun menjadi pihak yang mengumumkan adiknya tertarik di politik. Gibran menyampaikan Kaesang mengincar jabatan eksekutif.
Tudingan nepo beby ini tak diambil pusing oleh Gibran. Pasalnya, hasilnya bisa jadi menang atau kalah dan tak ada keharusan memilih Kaesang.
Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati melihat dinasti politik ini sebagai fenomena biasa. Fenomena ini tak selalu menjadi jaminan sukses bagi penerus dinasti tersbeut. Namun, ini juga dapat menjadi strategi pertahanan seorang petahana yang tak menjabat lagi.
Kemudian pengamat politik lain dari Universitas Indonesia (UI) yakni Aditya Perdana membenarkan bahwa dinasti politik bisa menjadi pembuka jalan dan penerus dinasti akan memperoleh keistimewaan.
Selain itu Dewan Pembina Perkumulan untuk Pemilu dan Demokrasi Titi Anggraini mengatakan pada dasarnya semua orang memiliki hak politik, tetapi pada kondisi tertentu dinasti politik menjadi contoh buruk bagi ekosistem politik dan budaya politik.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma
Baca Juga: Kalau Paham Etika, Wasekjen PKB Sarankan Kaesang Segera Masuk Partai Politik
Tag
Berita Terkait
-
Kalau Paham Etika, Wasekjen PKB Sarankan Kaesang Segera Masuk Partai Politik
-
Gerindra Dukung Penuh Gibran Maju Pilgub, PKB Lihat Respons Masyarakat Dulu
-
Ditanya Apakah Erina Gudono Hamil, Begini Respons Kaesang Pangarep
-
Geger Masa Jabatan Kades, Jokowi Diperingatkan Jangan Makar pada Konstitusi Secara Halus
-
Erina Gudono Ungkap Ingin Punya Anak Perempuan, Banyak Makan Kacang dan Salmon Bisa Membantu Loh!
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Tragedi Al Khoziny Jadi Pemicu, Prabowo Bentuk Ditjen Pesantren untuk Audit Nasional
-
Pesan Megawati di Hari Santri 2025 yang Menggetarkan Nasionalisme
-
Kunjungan Spesial Presiden Brasil: Penasaran dengan Program Makan Gratis di Jakarta
-
Sultan B. Najamudin Turun ke Sawah, Serahkan Alsintan dan Benih Jagung untuk Petani Bengkulu
-
Pemerintahan Prabowo Genap Setahun, Kemenhub Fokus Konektivitas dan Keselamatan
-
Istana Segera Umumkan Struktur Komite Reformasi Polri: Pastikan Ada Nama Mahfud MD!
-
Pimpinan DPR Sudah Terima Surat, MKD Bakal Gelar Sidang Bahas Nasib Ahmad Sahroni hingga Uya Kuya?
-
Viral Tangis Ibu di Lampung: Anak Korban Bully, Sekolah Malah Memberhentikannya
-
Mendagri dan Kepala BNN Bahas Penguatan Sinergi Penanggulangan Narkoba
-
Polri Ungkap Modus Baru Narkoba: Obat Bius Legal 'Etomidate' Diubah Jadi Cairan Vape