Suara.com - Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 meluluhlantakkan sebagian wilayah Turki hingga Suriah. Gempa dangkal itu getarannya terasa hingga Mesir di Benua Afrika.
Hingga Selasa (7/2/2023) kemarin, gempa Turki sudah menewaskan lebih dari 5.000 orang di Turki dan Suriah. Korban tewas itu diperkirakan masih bertambah karena banyaknya orang yang belum ditemukan diduga tertimbun reruntuhan.
Selama ini sudah mahfum apabila belum ada peneliti yang bisa memprediksi kapan bakal terjadinya gempa. Namun ternyata, ada peneliti yang sudah memprediksi, gempa Turki bakal terjadi. Sang peneliti memprediksi tiga hari sebelum kejadian! Lantas siapa dia?
Dia adalah Frank Hoogerberts. Namanya belakangan viral usai cuitannya di Twitter yang memprediksi gempa yang bakal terjadi di wilayah Mediterania, khususnya Turki.
"Cepat atau lambat akan ada M 7,5 gempa bumi di wilayah ini (Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah, Lebanon)" cuit Frank Hoogerberts di Twitter pada Jumat (3/2/2023) atau tiga hari sebelum gempa Turki terjadi.
Diketahui gempa Turki terjadi pada Senin (6/2/2023) pagi WIB atau Minggu (5/2/2023) malam waktu Turki.
Bahkan, gempa ini juga telah di prediksi oleh salah satu akun Tiktok @udadubai sejak 4 bulan yang lalu.
Dalam unggahan vt yang dibuat empat bulan lalu, ia menceritakan terkait bencana alam yang bisa terjadi di Istanbul, kota terbesar di Turki akan mengalami gempa setiap 100 tahun sekali.
"Konstatinopel atau Istanbul biasanya setiap 100 tahun sekali terjadi gempa, karena sudah tinggal di Istanbul 6 tahun. Bayangkan kalau seandainya di Istanbul terjadi gempa, di mana kondisi sekarang, Istanbul adalah kota berpenduduk sangat padat sekali," ujarnya dikutip Rabu, (8/2/2023).
Kembali ke sosok Frank Hoogerberts, ia mengklaim, cuitannya itu didasarkan pada pengamatan benda-benda langit yang dilihatnya memiliki kesimetrisan di angkasa. Pengamatan atas metode tersebut dilakukan karena dirinya bagian dari kelompok bernama Solar System Geometry Survey (SSGEOS).
Dalam lama resminya, SSGEOS adalah lembaga penelitian yang memantau pengaruh posisi geometri benda langit terhadap aktivitas seismik.
Status yang dibuat Hoogerbeets pun viral, karena kebenarannya hampir presisi. Puluhan ribu akun menanggapi dan berkomentar terkait analisisnya yang tepat.
Bukannya bangga, Hoogerbeets malah bersedih dengan gempa besar yang menimpa wilayah Turki. Apalagi, dilaporkan sudah ratusan orang meninggal dan jumlahnya terus bertambah. Dia pun membagikan analisis mengapa gempa itu bisa terjadi.
"Hati saya tertuju pada semua orang yang terkena dampak gempa bumi besar di Turki Tengah. Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, cepat atau lambat ini akan terjadi di wilayah ini, mirip dengan tahun 115 dan 526. Gempa bumi ini selalu didahului oleh geometri planet yang kritis, seperti yang kita alami pada 4-5 Februari," katanya lewat akun @hogrbe·
Berita Terkait
-
Mahasiswa Indonesia di Turki Curhat, Hingga Kini Masih Merasakan Gempa Susulan Baik Skala Besar dan Kecil
-
Gempa Susulan Masih Terasa di Kahramanmaras Turki usai Guncangan Bermagnitudo 7,4
-
Turki Dihantam Gempa Dahsyat, Bintang Inter Milan Ungkap Pesan Menyentuh
-
Kondisi Eks Pemain Chelsea Christian Atsu Setelah Tertimbun Reruntuhan Akibat Gempa Turki
-
Mahasiswa Indonesia Terdampak Gempa di Turki Kesulitan Bahan Makanan Selama di Pengungsian
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Ibu Hamil Turut Jadi Korban Kebakaran di Terra Drone, Menteri PPPA Soroti Perusahaan Tak Taat Aturan
-
Kronologi 2 Mata Elang Tewas Diamuk Massa di Kalibata, Kios dan Kendaraan Dibakar
-
Dua Mata Elang Tewas Dikeroyok di Kalibata, Kericuhan Berlanjut ke Pembakaran Kios dan Kendaraan
-
Kejagung Sita Hotel Ayaka Suites, Aset Tersangka TPPU Kasus Sritex Iwan Kurniawan Lukminto
-
Awas! Gunung Dukono Menyembur Asap Tebal 900 Meter Pagi Ini, Benarkah Statusnya Aman?
-
Siswa Sekolah Rakyat: Dari Sulit Membaca Kini Berani Rencanakan Masa Depan
-
Imbas Insiden Mobil Terabas Pagar, Siswa SDN Kalibaru 01 Belajar Daring
-
RSUD Aceh Tamiang Kembali Buka, Warga Keluhkan Penyakit Kulit dan Gangguan Pernapasan Pascabanjir
-
BGN Tegaskan Mitra MBG Jangan Ambil Untung Berlebihan: Semangka Jangan Setipis Tisu!
-
Plus Minus Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa Restu DPR, Solusi Anti Utang Budi atau Sama Saja?