Suara.com - Seorang pilot asal Selandia Baru bernama Kapten Philip Mark Mehrtens disebut-sebut menjadi korban penyanderaan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
Kapten Philip merupakan pilot dari pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY yang dibakar di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua, pada Selasa (7/2/2023).
Pihak yang mengaku bertanggung jawab dalam aksi pembakaran tersebut tak lain adalah TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma di bawah Pimpinan Panglima Brigjen Egianus Kogoya.
Kapten Philip kini diduga disandera
Kapten Philip sebelumnya mendaratkan pesawatnya di landasan setelah terbang dari Timika pukul 05.33 WIT dan dijadwalkan ke Bandara Moses Kilangin Timika pukul 07.40 WIT.
Kala mendarat, pesawat tersebut dibakar, dan Philip kini diduga disandera.
Keberadaan Philip sempat diungkap oleh pihak TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma yang mengaku bahwa kini telah menyandera Philip.
"Pilotnya kami sudah sandera dan kami sedang bawa keluar, untuk itu anggota TNI-Polri tidak boleh tembak atau interogasi masyarakat sipil Nduga sembarang, karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma di bawah Pimpinan Panglima Brigjen Egianus Kogoya," kata jubir TPNPB-OPM Sebby Sambom.
Kedubes ungkap sosok Kapten Philips
Kehadiran Kapten Philips yang menjadi 'korban' di tengah-tengah aksi KKB tersebut diungkap oleh Kedutaan Besar (Kedubes) Selandia Baru.
Sesuai dengan pernyataan Kedubes, maka dipastikan bahwa Kapten Philips berkewarganegaraan Selandia Baru dan bekerja di Indonesia sebagai seorang pilot.
Profil Kapten Philip
Seorang rekan Kapten Philip mengungkap sosoknya dalam wawancara dengan The Sydney Morning Herald.
Kawan Kapten Philip tersebut mengungkap bahwa dirinya bertemu Philip kala menjalani pendidikan di Akademi Penerbangan Internasional di Bandara Christchurch.
Adapun Philip merupakan seorang warga asli Christchurch.
Berita Terkait
-
Eksklusif: Keamanan Diperketat Demi Pilot Selandia Baru yang Diculik Kelompok Kriminal Bersenjata 'KKB' di Papua
-
Kabar Terkini Pencarian Pilot Susi Air Asal Selandia Baru, Sinyal GPS Lenyap Tak Terdeteksi
-
DPR Minta APH Bertindak Tegas Terkait Situasi Keamanan Papua, Sufmi Dasco: Toleransi Kita Sudah Cukup
-
Misteri Keberadaan Pilot Pesawat Susi Air Asal Selandia Baru, Disandera OPM Atau Melarikan Diri?
-
Update! Panglima TNI Ungkap Keberadaan Pilot Susi Air Sudah Terdeteksi
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO