Suara.com - Rencana PT KCI mengimpor kereta bekas dari Jepang untuk mengganti puluhan rangkaian KRL yang bakal dipensiunkan menuai polemik. Meskipun Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah menyetujuinya, PT KCI belum juga mendapatkan lampu hijau.
Sementara ini, PT KCI bakal mengistirahatkan 10 unit rangkaian KRL pada 2023 dan 19 unit lagi di 2024. Karena niat pembelian kereta secara impor belum bisa dilakukan, maka sebanyak 200 ribu penumpang KRL diprediksi bakal terlantar.
Permasalahan ini membuat penumpang setia KRL atau yang biasa disebut anker (anak kereta) gregetan. Bukan tanpa sebab, mereka mempertanyakan mengapa PT KCI tidak menyiapkan rangkaian KRL jauh sebelum waktu masa pensiun kereta tiba.
"Soal banyaknya kereta yang terparkir jelas itu menjadi PR besar bagi KCI selaku penyedia moda transportasi kereta listrik. Jangan hanya memarkirkan kereta, mereka seharusnya juga sudah mulai berpikir mencari pengganti dari kereta-kereta yang akan mereka pensiunkan," kata Aprilandika, warga Depok, Jawa Barat, saat dihubungi Suara.com, Senin (6/3/2023).
Sebagai pengguna setia KRL, Dika enggan beralih ke transportasi lain meskipun nantinya harus merasakan imbas dari polemik pembelian impor kereta dari Jepang. Sebabnya, pegawai swasta ini merasa kalau KRL masih menjadi moda transportasi terbaik yang bisa menghubungkan DKI Jakarta dengan wilayah penyangga di sekitarnya.
Dirinya tentu mendukung kalau misalkan KRL untuk pengganti yang sudah tua dibuat oleh perusahaan dalam negeri. Namun untuk kondisi yang sudah mendesak seperti sekarang ini, ia tidak mempermasalahkan kalau Indonesia kembali melakukan impor.
"Untuk impor sebenarnya sah-sah saja dilakukan, selagi masuk akal. Tapi menurut saya tidak ada salahnya menggunakan kereta dari pabrikan dalam negeri yang mana kualitasnya juga sudah diakui beberapa negara," ungkapnya.
Senada dengan Dika, Tiara Sutari, pegawai swasta yang bermukim di Cisauk, Tangerang ini juga mempertanyakan nihilnya antisipasi dari pihak PT KCI ketika hendak mengistirahatkan puluhan rangkaian KRL.
"Harusnya kan sudah ada antisipasi dari lima tahun lalu misalnya soal kereta yang sudah harus diistirahatkan. Jadi ketika kereta emang harus istirahat, sudah ada penggantinya, sudah tersedia," terangnya.
Baca Juga: Penyebab Impor Kereta Bekas Sulit Terealisasi Hingga Ancam 200.000 Penumpang KRL
Tiara sudah membayangkan kalau misalkan nantinya PT KCI belum juga mampu menyediakan KRL baru. Untuk saat ini saja, ia harus menunggu lama kedatangan kereta.
Selain itu, Tiara harus berdesak-desakan di dalam gerbong KRL karena jumlah penumpang yang begitu banyak.
"Waktu tunggu lama. Jadi penumpang numpuk-numpuk," ucapnya.
Ia tidak masalah kalau misalkan PT KCI meminta PT INKA untuk membuat KRL yang anyar dengan label produk dalam negeri. Namun, ia harus menunggu hingga 2030 sampai PT KCI memiliki KRL yang baru.
Tiara mengaku tidak masalah kalau Indonesia membeli kereta bekas dari Jepang namun dengan syarat yang bisa membuat penumpang nyaman.
"Setuju saja. Asal yang diimpor keretanya bagus lah kualitasnya. Jadi nggak sia-sia."
Berita Terkait
-
Derita 'Anker' Menjelang Puluhan Rangkaian KRL Dipensiunkan: Makin Lama Nunggu, Harus Tahan Banting Demi Berdesakan
-
Sayangkan KCI Impor KRL Bekas, Luhut Lebih Setuju Produk Baru Buatan Dalam Negeri
-
Operasional Terganggu Karena Ada Rel Patah, KRL Bogor-Jakarta Melaju 40 KM/Jam
-
Dibalik Impor Kereta Bekas yang Mendesak, KCI: Jadi Pilihan Utama
-
Penyebab Impor Kereta Bekas Sulit Terealisasi Hingga Ancam 200.000 Penumpang KRL
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?