Suara.com - Polda Papua telah melakukan olah tempat kejadian perkara atau olah TKP terkait kasus kematian dokter spesialis paru Mawarti Susanti sebanyak enam kali. Selain itu polisi juga telah memeriksa 26 saksi dalam rangka mengungkap penyebab kematiannya.
"Polda Papua telah melakukan olah TKP sebanyak enam kali dan telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi, ada 28 saksi-saksi yang telah diambil keterangannya," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Kamis (16/3/2023).
Ramadhan menuturkan, penyidik telah mengumpulkan sejumlah barang bukti. Salah satunya berupa rekaman kamera pengawas atau CCTV.
"Salah satunya adalah kamera pengawas atau CCTV di sekitar lokasi penemuan jenazah," katanya.
Tunggu Hasil Autopsi
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua mengklaim pihaknya masih menunggu hasil autopsi jenazah Mawarti yang ditemukan tewas di rumah dinasnya di Kabupaten Nabire, Papua. Hasil autopsi tersebut akan menjadi dasar penyidik untuk mendalami penyebab pasti kematiannya.
Menurut Benny, jenazah Mawartih telah dilakukan autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (10/3/2023) lalu.
"Saat ini masih menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara Makassar," kata Benny kepada wartawan, Selasa (14/3/2023).
Selain melakukan autopsi, lanjut Benny, penyidik juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara atau TKP. Kemudian juga memeriksa saksi-saksi sebagai langkah penyelidikan.
"Sudah dilakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi pada hari ditemukan korban," kata dia.
Ditemukan Tewas
Diberitakan sebelumnya, Mawartih ditemukan tewas di rumah dinasnya di Kabupaten Nabire, Papua pada Kamis (9/3/2023).
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia cabang Papua, Hendra Sihombing mengungkap adanya kejanggalan di balik kematian Mawartih. Mulai dari kondisi tulang rusuk patah, punggung lebam dan adanya jejak cekikan di leher.
"Memang ada ketidakwajaran, jadi kita masih menunggu hasil autopsi dari polisi," kata Hendra dikutip dari suarasulsel.id.
Hendra berharap pihak kepolisian dapat segera mengungkap penyebab pasti daripada kematian Mawarti. Sekaligus memberikan jaminan keamanan kepada dokter-dokter yang bertugas di Papua.
Berita Terkait
-
Menteri Kesehatan: Polisi Usut Kematian Tidak Wajar Dokter Spesialis Paru
-
Reka Adegan, Mario Dandy Lakukan Selebrasi Usai Tendang David Ozora
-
Kapolri Beberkan Hasil Olah TKP Awal Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
-
Hasil Olah TKP Awal Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Kapolri: Gangguan Teknis Sebabkan Tekanan Berlebih
-
Cari Tahu Penyebab Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Tim Gabungan Bareskrim dan Polda Metro Gelar Olah TKP
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui