Suara.com - Pesta politik pemilu 2024 saat ini menjadi perhatian para politisi yang siap memperebutkan kursi wakil rakyat. Koalisi partai-partai untuk mengusung para calon dari masing-masing kader pun semakin masif.
Kisruh antara satu pihak dan pihak lainnya dalam mempertahankan kekuasaan pun seolah memperlihatkan persaingan ketat demi mendapatkan perhatian. Namun, di tengah-tengah persiapan pemilu 2023, muncul ancaman bernama deepfake yang juga telah menjadi persoalan besar di negara-negara maju.
Menjelang pemilu 2024 yang kurang dari satu tahun lagi, ancaman semacam deepfake ini jadi momok besar dan dapat memunculkan perpecahan di masyarakat.
Lalu, apa sebenarnya deepfake ini? Simak inilah penjelasan selengkapnya.
Menyandur dari theguardian.com, deepfake ini sendiri merupakan tantangan besar di dunia teknologi abad ini. Secara bahasa, deepfake ini didefinisikan sebagai sebuah metode untuk memanipulasi suatu hal, seperti benda atau seseorang yang akan terlihat melakukan suatu hal dan dipercaya oleh orang lain bahwa orang tersebut adalah aktor dari tindakan tersebut.
Seperti contoh, menjelang pemilihan umum biasanya muncul akun akun buzzer yang mengatasnamakan sebuah kelompok partai atau pendukung kader tertentu dan menyerang banyak pihak.
Serangan deepfake ini bisa memanipulasi banyak orang. Narasi yang biasa dikeluarkan nantinya dapat mempengaruhi banyak orang hingga diyakini kader tersebut adalah pelaku utama dari narasi yang disebar.
Kebanyakan, deepfake ini menyebarkan kalimat kalimat provokatif atau menjatuhkan orang lain.
Di dalam dunia teknologi, metode deepfake ini dapat kita temui di berbagai film. Teknologi artificial intelligence (AI) untuk membuat suatu karakter mirip dengan orang aslinya terkadang membuat kita terpukau, memberikan kesan seolah-olah orang atau tokoh tersebut benar-benar berada di dalam film.
Baca Juga: Pro Kontra Penundaan Pemilu 2024, Para Partai Politik Mulai Memanas
Namun di dunia politik, deepfake ini dianggap berbahaya karena dapat mencatut nama orang lain dan bahkan dapat dipidana.
Tak jarang, metode deepfake ini dilakukan di media sosial sehingga mendapat banyak atensi dari warganet. Di Indonesia, peraturan perilaku warganet memang telah diatur dalam UU ITE.
Namun, pelaku deepfake ini biasanya akan mencatut nama orang lain dan menutupi identitas aslinya sehingga sulit untuk dijangkau.
Deepfake ini juga disebut sebagai penyerangan siber, dimana kebanyakan para hacker atau pelaku ini sengaja meretas akun atau situs tertentu dan mengunggah konten yang mencatut nama orang lain.
Kontributor : Dea Nabila
Berita Terkait
-
Pro Kontra Penundaan Pemilu 2024, Para Partai Politik Mulai Memanas
-
Dukung Banding Putusan PN Jakpus, DPR Konsisten Minta KPU Laksanakan Pemilu 2024 Sesuai Tahapan
-
Bertemu di Istana, Jokowi dan Sandiaga Uno Juga Membahas Pemilu 2024
-
Meski Sudah Ada KIB, Golkar Tetap Ingin Bangun Koalisi Gemuk
-
Ada Jaringan Teroris Bangun Parpol Berupaya Ganggu Pemilu 2024, Lolos Verifikasi?
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik
-
Terjaring OTT, Gubernur Riau Abdul Wahid Digelandang ke KPK Besok
-
Prabowo ke Tanah Abang! KAI Ungkap Agenda Mendadak di Istana
-
Jadi Event Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia, PLN Electric Run 2025 Berlangsung Sukses
-
Tertunduk Lesu, Onad Kirim Pesan Cinta untuk Istri Usai Asesmen Narkoba