Suara.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengundang eks napiter Bom Bali I untuk menyosialisasikan Pergub Nomor 35 Tahun 2022 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan Yang Mengarah Pada Terorisme Di Provinsi Jawa Tengah.
Jack Harun alias Joko Triharmanto, eks napiter Bom Bali I dari jaringan Imam Samudera dan Dul Matin, sengaja dihadirkan oleh Ganjar untuk menyosialisasikan pergub tersebut dalam Kenduri Perdamaian yang diadakan di Kampung Percik, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.
Acara tersebut dihadiri pihak Kesbangpol Jawa Tengah, TNI-Polri, forum kerukunan umat beragama hingga forum wanita. Mereka mendukung penuh upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam deradikalisasi dan mencegah tindakan terorisme.
"Kita termasuk yang pertama dari Pergub ini dan mudah-mudahan bisa bermanfaat dan menginspirasi. Intinya bagaimana mencegah kekerasan, gerakan deradikalisasi dan partisipasi masyarakat banyak," ujar Ganjar ditulis Rabu (29/3/2023).
Ganjar menghadirkan Jack Harun, untuk menceritakan betapa bahaya ideologi radikalisme dan tindakan terorisme. Menurutnya, dengan disampaikan secara langsung oleh mantan pelaku, pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima.
Terlebih, Jack Harun pernah terlibat dalam Bom Bali I pada tahun 2002 silam, bergabung bersama jaringan Imam Samudera yang dihukum mati pada tahun 2008.
"Tadi kita bawa narasumber yang andal, mantan teroris, dan dia menceritakan hal-hal yang penting. Waspada di sekolah, hati-hati pengawasan orang tua terhadap anak karena mereka bisa terafiliasi dengan gerakan lain," jelas Ganjar.
Dalam keterlibatannya di Bom Bali I, Jack Harun divonis hukuman 6 tahun penjara. Kini, dia telah bersih dari ideologi radikalisme dan kerap menjadi pembicara dalam kegiatan deradikalisasi yang diadakan di sekolah dan kampus.
Termasuk, menjadi salah satu sosok penting yang menyosialisasikan Pergub Nomor 35 Tahun 2022 yang secara resmi digandeng pemerintah dan Kesbangpol, serta institusi pendidikan.
Baca Juga: Waspada! Teroris Manfaatkan Kecanggihan Teknologi hingga Sistem Algoritma di Medsos untuk Propaganda
Jack Harun pun mengisahkan, mulai terpapar ideologi radikalisme sejak bangku SMA dan berlanjut hingga masa kuliah. Dia dibawa Dul Matin, yang merupakan tangan kanan Imam Samudera.
"Kami telah bekerja sama dengan Kesbangpol, kami mengadakan sosialisasi ke masyarakat dan pendidikan di kampus dan sekolah, saya menceritakan dari pertama terpapar sampai menjalani hukuman sampai kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi," ungkap Harun.
Keinginan Harun untuk melancarkan aksi terorisme luntur saat melihat ibunya menangis. Dia sangat menyesal dengan perbuatannya dalam mencerna ideologi yang salah.
Dia pun berpesan kepada seluruh orang tua, guru serta siapapun yang memiliki anak usia belia untuk diawasi pergaulan dan pendidikannya. Sebab, lingkungan berpengaruh terhadap pola pikir anak.
Selain itu, untuk kalangan pelajar dan mahasiswa, Harun berpesan agar menyaring pertemanan dalam pergaulan sehari-hari.
"Saya berpesan, pendidikan anak-anak tolong dipantau jangan sampai seperti saya. Ibu saya tahunya saya kuliah, tapi ternyata saya mengikuti kelompok radikal yang ada," ucap Harun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Penampakan Mobil Pengasuh Ponpes Al Khoziny usai Tertimpa Musala Roboh, Harganya Rp1 M?
-
DNA Dikirim ke Jakarta, Tim DVI Kerja Maraton Identifikasi 6 Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny
-
Siapa Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem, Doktor Harvard dan Aktivis '66, Turun Gunung ke Pengadilan
-
Buka SPEKIX 2025, Mendagri: Ruang Merayakan Keberanian dan Kreativitas Anak Istimewa
-
Siapa Pengasuh Ponpes Al Khoziny? Publik Ramai-Ramai Tuntut Tanggung Jawab
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, Prabowo Perintahkan Audit Total Bangunan Pesantren Se-Indonesia
-
Angkat Para Santri Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Seberapa Kaya Cak Imin?
-
Sudah 37 Jenazah Ditemukan di Reruntuhan Al Khoziny, Tim SAR Hadapi Ancaman Penyakit dan Beton
-
Berapa Anak Cak Imin? Angkat Santri Korban Reruntuhan Al Khoziny Jadi Anak
-
Korban Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Terus Bertambah, Tim SAR Sudah Temukan 37 Jenazah