Suara.com - Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia yang sudah dijadwalkan di 20 Maret hingga 11 Juni 2023 tengah ramai jadi sorotan publik. Gelaran itu kini bahkan terancam batal.
Berbagai persiapan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 mulai dari venue hingga kesiapan timnas terancam menguap sia-sia gegara polemik penolakan timnas U-20 Israel. Sejumlah pihak menyuarakan untuk menolak Israel berpatisipasi di ajang ini.
Padahal, sejatinya keikutsertaan Israel sudah sejak lama diketahui karena mereka menjadi salah satu tim yang lolos kualifikasi. Anehnya, polemik justru muncul saat 'injury time'.
Kekinian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah angkat bicara terkait polemik ini. Ia menegaskan keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 tak ada kaitannya dengan politik luar negeri Indonesia.
Presiden juga menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia berposisi sependapat dengan Duta Besar Palestina untuk RI, Zuhair Al-Shun, dalam urusan Piala Dunia U-20.
"Bahwa FIFA memiliki aturan yang harus ditaati anggotanya. Jadi jangan mencampuradukkan urusan olahraga dengan urusan politik," ujar Jokowi.
Respons Kordinator Save Our Soccer
Respons atas penolakan timnas U-20 Israel dilontarkan koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali. Menurut dia, bila sampai Indonesia benar-benar menolak timnas Israel, itu sama saja mengkhianati komitmen serta mempermainkan FIFA sebagai induk tertinggi sepak bola.
"Lah kita sudah mencalonkan diri (jadi tuan rumah Piala Dunia (U-20), kita sudah berkomitmen mencalonkan diri 2019 kemudian membatalkannya saat injury time itu kan mengkhianati komitmen," ujar Akmal kepada jurnalis Suara.com baru-baru ini.
Baca Juga: PDIP Klaim Penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 Bukan Permintaan Megawati
Akmal juga amat menyanyangkan apabila gelaran Piala Dunia U-20 sampai gagal, maka akan banyak kerugian yang timbul. Yang pasti dari sisi sepak bola nasional, di luar itu terkait promosi, bisnis dan pariwisata bakal kena imbas.
"Sepak bola ini alat paling efektif untuk mempromosikan sebuah negara, Qatar misalnya, terkenal sampai ke mana-mana gara gara Piala Dunia kan. Kemudian apa pariwisata ekonomi, nah kalau kemudian kita selengean kayak gini ekonomi kita akan berantakan orang gak akan percaya kerja sama bilateral dengan indo," paparnya.
Akmal juga khawatir, karena dampak yang terjadi bakal merembet ke mana-mana. Baginya, cukup aneh ketika isu penolakan terhadap Israel justru di saat-saat genting.
"Kalau mau menolak, tolak di awal saja pas Israel lolos. Israel lolos 1 Juli 2022 ketika meraka jadi runner up Piala Eropa, nah ketika itu harusnya tolak saja," katanya.
"Indonesia urusan bola saja gak bisa komitmen, apalagi urusan bisnis. Dampaknya sangat besar sekali.... Negara-negara lain berkumpul untuk menyatakan mosi tidak percaya kepada Indonesia bisa saja," imbuh Akmal.
Berita Terkait
-
PDIP Klaim Penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 Bukan Permintaan Megawati
-
Puji Pernyataan Presiden Soal Piala Dunia U-20, Abu Janda: Tetap Waras, Pak Jokowi Keren!
-
Geram! Netizen Serbu Akun Ganjar Pranowo Buntut Penolakan Timnas Israel: Terlihat Watak Aslimu
-
Soal Ancaman Sanksi FIFA ke Indonesia, Pengamat: Sepak Bola Kita Memang Sedang Tidak Baik-baik Saja
-
Jokowi Tahu Sikap Partai Tolak Timnas Israel, PDIP: Makanya Dia Utus Orang untuk Lobi FIFA
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Sekolah Rakyat di Situbondo Tetap Jalan 2026, Bupati Tegaskan Tidak Sepi Peminat
-
Terkunci dalam Kamar Saat Kebakaran, Pria ODGJ Tewas di Tambora
-
Bahasa Inggris Jadi Mapel Wajib SD-SMA Mulai 2027, Kemendikdasmen Siapkan Pelatihan Guru Massal
-
Komisi XIII DPR Dorong Kasus Konflik TPL di Danau Toba Dibawa ke Pansus Agraria
-
Jakpro Siapkan Kajian Teknis Perpanjangan Rute LRT Jakarta ke JIS dan PIK 2
-
'Apapun Putusannya, Kami Hormati,' Sikap Kejagung di Ujung Sidang Praperadilan Nadiem Makarim
-
Detik-detik Gempa Dahsyat di Filipina, Alarm Tsunami Aktif Buat Sulut dan Papua
-
Menko Zulkifli Hasan Panen Ayam Petelur, Apresiasi PNM Bangun Ketahanan Pangan Desa
-
Seskab Teddy Sampaikan Santunan dari Prabowo untuk Keluarga Prajurit yang Gugur Jelang HUT ke-80 TNI
-
Terungkap! Ini 'Dosa' Eks Kajari Jakbar yang Bikin Jabatannya Lenyap