Suara.com - Sejumlah media asing turut menyoroti keputusan FIFA yang mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Pembatalan ini terjadi di tengah polemik penolakan beberapa pihak atas partisipasi tim nasional (timnas) Israel dalam ajang sepak bola paling bergengsi itu.
Keputusan tersebut diumumkan usai dilakukannya pertemuan antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Doha, Qatar. Sementara media berita asing yang menyoroti pencabutan itu di antaranya, Reuters, BBC, The Guardian, hingga Al Jazeera.
Media Asing Soroti Pencabutan Status Indonesia sebagai Tuan Rumah
Reuters, menulis pencabutan status tuan rumah itu dianggap sebagai kegagalan Indonesia terkait komitmennya pada kejuaraan tersebut. Dikutip pula pernyataan Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang meminta agar para pecinta sepak bola bisa menerima keputusan sulit ini.
Beralih ke media asal Inggris BBC yang menyebut dicabutnya Indonesia karena penolakan dari Gubernur Bali I Wayan Koster terkait keikutsertaan Israel. Dilaporkan bahwa Indonesia, menurut FIFA, belum siap menjadi tuan rumah dan berpotensi mengancam pemain Timnas Israel.
Washington Post, juga menuliskan bahwa keputusan yang dibuat FIFA terjadi usai seorang pejabat Indonesia menggaungkan larangan bagi tim nasional Israel bermain di provinsinya. Ini tentu mengarah ke Gubernur Bali, I Wayan Koster yang mengirimkan surat kepada Kemenpora atas keberatannya terhadap Israel.
Lalu, ada media Inggris lainnya, The Guardian yang menyoroti populasi di Indonesia mayoritas diisi umat Muslim hingga mengajukan protes atas partisipasi Timnas Israel. Dilaporkan mereka, konservatisme agama kini malah merambah ke ranah politik.
The Associated Press melalui artikel “Indonesia Dicoret dari Tuan Rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA”, menulis bahwa keputusan ini ada kaitannya dengan politik Israel. Mereka juga menyoroti penduduk Indonesia yang kebanyakan Muslim di mana secara terbuka mendukung Palestina.
Sementara media asal Hong Kong, South China Morning Post menulis pencabutan status tuan rumah menjadi kemunduran besar bagi Indonesia. Sebab, pengikut sepak bola di Tanah Air, banyak, meski kurang sukses secara internasional sejak lolos dalam Piala Dunia 1938.
Baca Juga: Di Mana Piala Dunia U-20 Digelar Setelah Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah?
Media asing lainnya, yakni Al Jazeera, menyebut bahwa pencabutan itu bisa membuat Indonesia merugi. Kerugian itu dilihat mulai dari segi ekonomi hingga menghapus peluang tim nasional dalam laga yang digelar oleh FIFA.
“Hilangnya status sebagai tuan rumah akan membahayakan peluang timnas Indonesia untuk mengikuti turnamen FIFA lainnya. Di sisi lain, kerugian ekonomi akan mencapai triliunan rupiah,” tulis Al Jazeera dalam laporan yang dirilis Rabu (29/3/2023).
“Federasi sepak bola Indonesia bisa mendapat sanksi lebih lanjut oleh FIFA. Pelarangan (tampil atau suspension) bakal menghapus keikutsertaan Indonesia dalam kualifikasi zona Asia untuk Piala Dunia 2026, yang dimulai pada Oktober,” lanjut media asing tersebut.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Berita Terkait
-
Kritik FIFA Terapkan Standar Ganda Soal Israel, Najwa Shibab: Kita Juga Sama!
-
Indonesia Batal Tampil di Piala Dunia U-20, 1 Pemain Naturalisasi Masih Mau Jadi WNI
-
Di Mana Piala Dunia U-20 Digelar Setelah Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah?
-
Sebut Wayan Koster Plin Plan, Rara Bocorkan Banyak Orang Israel yang datang ke Bali: Percayalah Karma Itu Real!
-
Jejak Hasto Kristiyanto: Tegas Tolak Timnas Israel, Kini Ikut Sedih RI Batal Jadi Tuan Rumah
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik
-
Hartanya Lenyap Rp 94 Triliun? Siapa Sebenarnya 'Raja Kretek' di Balik Gudang Garam
-
3 Fakta Viral Lutung Jawa Dikasih Napas Buatan Petugas Damkar, Tewas Tersengat Listrik di Sukabumi!
-
Bos Gudang Garam Orang Kaya Nomor Berapa di Indonesia versi Forbes? Isu PHK Massal Viral
-
UU Perlindungan Anak Jadi Senjata Polisi Penjarakan Delpedro Marhaen, TAUD: Kriminalisasi Aktivis!