Suara.com - Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyoroti langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mengundang sejumlah pimpinan partai politik pendukungnya di Istana Merdeka beberapa waktu lau.
Menurut Titi, Jokowi tidak boleh menggunakan fasilitas negara dan fasilitas publik yang didapatkannya selaku kepala negara untuk mendukung aktivitas politiknya.
Bahkan, Titi menegaskan bahwa presiden petahana saja yang ingin kampanye harus mengambil cuti. Artinya, lanjut dia, lembaga kepresidenan harus dipandang sebagai lembaga yang tidak partisan.
"Aktivitas-aktivitas yang sifatnya partisan, harus dilakukan pada masa cuti, tidak memanfaatkan fasilitas jabatan atau fasilitas negara," kata Titi di Kantor Bawaslu, Senin (8/5/2023).
Lebih lanjut, dia menjelaskan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu menegaskan bahwa kepresidenan dianggap sebagai lembaga yang netral dan memfasilitasi semua kepentingan politik sehingga harus berdiri di atas semua kelompok.
Jika ini sikap Jokowi terus berlanjut, Titi khawatir pejabat publik lainnya melakukan hal serupa sehingga terjadi kompetisi yang tidak adil dan setara.
"Termasuk nanti juga rumah dinas bupati, walikota, sehingga kita tidak akan lagi memiliki kompetisi yang adil dan setara, karena pejabat publik menggunakan jabatannya melalui fasilitas atau pun melalui kewenangan yg ada padanya untuk melakukan aktifitas politik partisan," tutur Titi.
Sebelumnya, Jokowi mengundang para pimpinan partai politik pendukungnya seperti Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk hadir pada pertemuan di Istana Merdeka, Selasa (2/5/2023).
Saat ditanya awak media, masing-masing ketua umum parpol kompak mengaku tak bicarakan soal politik 2024.
Baca Juga: PKB Tebar Kode Duet Prabowo - Muhaimin Sudah Mantap, Siap Segera Diumumkan!
Semisal saja Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang menyebut kalau pertemuan itu sejatinya membahas soal tantangan dan capaian pembangunan pemerintahan.
Jawaban serupa juga dilontarkan Airlangga ketika ditanya soal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
"Ini masih dalam pembahasan dan tadi kita gak bahas spesifik mengenai itu tapi lebih kepada perekonomian ke depan," ujarnya.
"Kita bicara konten, bicara isi pembangunan jadi kalau masalah (Pilpres 2024) itu masing masing partai," tambah Airlangga.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa dalam pertemuan itu membahas bagaimana tantangan serta ramalan yang akan terjadi ke depan terutama pada sektor perekonomian.
"Diperkirakan sekarang ekonomi kita sudah ke-16 besae dan diperkirakan kita sangat mungkin menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia kalau kita pandai memanfaatkan keadaan," jelasnya.
Berita Terkait
-
'Ngarep Limpahan Kursi?' NasDem Ngegas Usai Didesak PPP Cabut dari Koalisi Jokowi
-
CEK FAKTA: Nasib Prabowo Mengenaskan, Ditendang dari Kabinet Jokowi
-
Cawe-cawe Urusan Pilpres 2024, Waketum Demokrat Sebut Jokowi Sedang Kumandangkan Perang
-
Program Jokowi yang Terancam Mandeg Jika Anies Baswedan Jadi Presiden
-
Gibran Rakabuming Unggah Foto Keluarga Nyeleneh, Netizen: Kayak Alien
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO